Bertemu Pertama Kalinya

7.2K 187 1
                                    

Hari ini sekitar jam 4 menjelang subuh Ansel sudah berangkat ke Bandung untuk meeting dan mengecek pembangunan apartemen disana, entahlah disana Ansel akan berapa hari sekalian liburan saja pikirnya begitu.

Adzan subuh sudah berkumandang Ansel menghentikan mobilnya di masjid yang ada di rest area ia melaksanakan sholat begitu khusyuk.

Setelah sholat Ansel memasuki mobilnya lagi dan segera menuju Bandung dan bersiap akan meeting ia nanti akan menginap di hotel milik Sang ayah.

Disini lah Ansel berada di sebuah restoran yang tersedia ruangan VVIP untuk menghindari orang yang berlalu lalang.

"Selamat bekerja sama dengan perusahaan AHMAD'S COORPORATION" ucap Ansel dengan lantang dan menjulurkan tangannya.

"Saya mengucapkan terimakasih kepada pak Ansel yang mau bekerja sama dengan perusahaan kami" ucap Riko seorang CEO di perusahaan yang ada di Bandung.

"Baik meeting sudah selesai saya harus pergi masih ada urusan yang harus saya selesaikan" kata Ansel pamitan.

"Silahkan pak"

Meeting dilakukan selama 2 jam dan berjalan sangat lancar dan sempurna ia tersenyum bahagia karena klien menyetujui semuanya.

Didalam mobil rencananya Ansel akan menuju pembangunan apartemen yang mengalami masalah dan ia pun belum tau masalah apa yang terjadi sebenarnya.

Mobil menelusuri jalan dan terdapat pasar yang di lewati tiba-tiba saja Ansel memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Gue beli makanan buat pekerja disana kayaknya di pasar ini banyak makanan yang menarik" gumam Ansel lalu turun dari mobil menuju pasar.

Meskipun termasuk jajaran orang berkecukupan tapi Ansel tidak merasa risih untuk masuk ke pasar menurutnya seru-seru aja matanya menatap banyak yang berjualan disana.

Tatapan semua orang yang tengah berjualan di pasar melihat dirinya pasalnya Ansel berpakaian casual dan santai sekali menggunakan jaket, celana bahan panjang, sepatu sneakers dan tak lupa memakai kacamata kesayangannya.

"Bu saya ingin memesan 100 paket nasi disini bisa?" Tanya Ansel kepada penjual nasi warteg yang berada di dalam pasar.

"Wah beneran mas? Mau beli 100 paket nasi disini" ucap penjual dengan raut wajah yang senang dan tak percaya.

"Iya Bu bisa kan? Saya mau porsi yang 15 ribu aja bebas terserah ibunya milih lauknya" ucap Ansel.

"Bisa atuh mas tapi tunggu ya butuh waktu setengah jam buat bungkus semuanya masnya gapapa kan?"

"Iya gapapa Bu saya, ini uangnya ya Bu" ucap Ansel memberikan uangnya kontan untuk membayar semua makanannya.

"Oke mas di tunggu ya"

Ansel mengangguk dan memilih untuk menunggu di luar saja sambil memeriksa ponselnya.

Matanya tak sengaja melihat banyak sekali orang di depannya merasa kepo Ansel pun mendatanginya.

"Bu ini ada apa ya kok ramai begini" tanya Ansel bertanya kepada ibu-ibu yang berdiri.

"Ini mas saya lagi antri beli kue, rasanya enak sekali kalo mas mau mas bisa ikut antri sama kita" seru ibu tersebut.

Ansel menuruti apa yang dibilang oleh ibu tadi ia juga sangat penasaran seenak apa kue yang jual itu.

Beberapa menit menunggu akhirnya kini giliran Ansel yang membeli kuenya.

Deg...

Seketika Ansel mematung melihat penjual kuenya 2 orang anak kecil seperti kembar menurutnya dan masih terlalu kecil untuk berjualan tapi hatinya tiba-tiba saja berdebar.

"Ade jualan kue apa aja" tanya Ansel menanyakan berbagai jenis kue yang di jual anak kecil itu.

"Banyak om tinggal om pilih aja enak semua kok kuenya kan yang buat nenek" jawab anak kecil lelaki.

"Yaudah om boleh beli semuanya sisa kuenya gak?"

Wajah kedua anak kembar penjual kue itu pun langsung berbinar senang.

"Beneran om mau beli semua kuenya" ucap anak kecil perempuan tak percaya.

"Iya bungkusin semuanya ya"

"Siap om"

Selagi membungkuskan semua kuenya Ansel memperhatikan wajah anak kembar dihadapannya ini dengan teliti.

"Nama kalian siapa ganteng dan cantik" puji Ansel.

"Nama aku Lio om dan yang di samping aku itu adik aku namanya Lia" jawab Lio yang masih menghitung semua kuenya.

"Bagus namanya ganteng dan cantik sangat cocok buat kalian"

"Makasih om" ucap Lia.

"Iya sama-sama"

Entah kenapa perasaan Ansel begitu nyaman berbicara dengan kedua anak ini dan selalu tersenyum.

"Kok kalian di umur segini udah jualan kue emangnya orang tua kalian dimana" ucap Ansel bertanya dan heran di usianya yang sangat kecil ini terpaksa harus berjualan.

"Bantuin nenek om buat jualan kasian nenek kalo jualan disini lagi sakit di rumah jadi kita mau gak mau harus bantu nenek berjualan" ujar Lia bercerita.

"Astagfirullah om ikut sedih denger cerita kamu" hatinya sekarang seperti tersayat pisau tajam di hatinya.

"Gapapa om kita juga ikhlas membantu nenek jualan cari uang buat makan kita" ucap Lio.

"Nih om kuenya" ucap Lia memberikan 2 plastik kue.

"Berapa total semuanya?" Tanya Ansel mengeluarkan dompetnya.

"Jadi 150 ribu om" ucap Lio.

Ansel mengeluarkan beberapa uang kertas di dalam dompetnya dan menyerahkannya kepada Lio dan Lia.

"Ini uangnya"

Lio menerima uangnya dan kaget Ansel memberikan uang lebih juga.

"Ini kebanyakan om kan total semua 150 ribu aja" tolak Lio mengembalikan uang lebihnya.

"Gapapa terima aja gak baik loh kalo nolak rezeki ini sebagian bisa kalian gunain buat berobat nenek kalian" ucap Ansel memberikan uangnya kembali.

"Beneran kan om" Ansel mengangguk iya.

"Makasih om semoga kebaikan om dibalas oleh Allah" ucap Lio dan Lia.

"Kalo gitu om pamit pulang dulu ya kalian pulangnya hati-hati di jalan" ucap Ansel mengusap kepala Lio dan Lia bersamaan.

Ansel kembali ke warteg untuk mengambil semua pesanannya di bantu oleh seseorang untuk memasukkan pesanannya dan dilihat ternyata Lio dan Lia sudah tidak terlihat lagi.

Didalam mobil Ansel terus kepikiran Lio dan Lia mengapa ia merasakan begitu nyaman dan merasakan rasa sayang kepada Lio dan Lia padahal ini pertama kalinya berjumpa.

"Kenapa wajah Lio dan Lia mirip banget sama wajah gue pas kecil" gumam Ansel sambil mengendarai mobilnya.

"Tapi mata yang beda semuanya hampir mirip gue" lanjutnya.

Ansel menggelengkan kepalanya ia harus berpikir positif tapi ia tak menyangkal seperti ada ikatan batin yang dirasakan olehnya saat bertatapan langsung dengan Lio dan Lia.




To Be Continued

Alesha Bella [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang