Mulai dari awal

9.3K 297 7
                                    

Hati Alesha sekarang sangat berantakan sejak semalam ia terus memikirkan tentang maling yang semalam merampok dirinya.

Tidurnya tidak tenang ia memikirkan bagaimana nasib anak-anaknya yang mereka ludes semua.

"Kamu mau ikut ibu jualan kue atau mau di rumah aja" tanya ibu Ina.

"Ale ikut ibu aja"

Untung saja kue tidak ikut di rampok juga jadi ia bisa tenang sedikit, kalo laku semuanya kan bisa di putar lagi uangnya.

Mereka berdua menyelusuri komplek perumahan elite ia akan berjualan disana.

"Kue-kue gorengan masih hangat" teriak ibu Ina menawarkan kue disana.

Dilihatnya dari jauh ada penjual sayur gerobakan di penuhi oleh ibu-ibu yang sedang merumpi biasa para asisten rumah tangga.

"Ceu kuenya ayo beli" tawar ibu Ina.

"Saya mau beli Ceu biasa buat majikan saya" kata Eno sang art.

"Tumben Ceu jualan di komplek biasanya kan di pasar" tanya Ida

"Lagi pengen Ceu coba jualan di komplek kali aja laku semua" ibu Ina terkekeh.

"Itu siapa Ceu?? Anak?" Tanya Eno

"Saudara Ceu tapi sudah saya anggap anak saya sendiri" jawab ibu Ina tersenyum.

"Ceu kue 50 ribu ya bungkus" kata Ida.

"Saya 25 ribu aja tapi campur ya Ceu sama gorengannya" kata Eno.

Alesha mengangguk dan mulai membantu ibu Ina membungkus kue pesanan ibu-ibu Alhamdulillah rezeki hari ini.

"Nama kamu siapa nak" tanya Ida.

"Nama saya Alesha Bu panggil aja Ale" jawab Alesha lalu menunduk.

"Berapa bulan hamilnya" tanya Eno

"Enam bulan Bu"

"Enam bulan terlihat besar ya nak" kata Ida heran.

"Ya jelaslah Ceu anak saya lagi hamil anak kembar jadi perutnya besar" timpal ibu Ina.

"Oalah, gitu"

Tukang sayur yang memperhatikan kegiatan ibu-ibu itu yang sedang berghibah lalu berceletuk.

"Ceu katanya rumah ceceu kerampokan ya" tanya tukang sayur paruh baya.

Ibu Ina mengangguk "iya kang"

Eno dan juga Ida menutup mulutnya tak percaya dengan nasib ibu Ina dan juga Alesha yang kerampokan.

"Astagfirullah jam berapa Ceu" sungguh kasian sekali dengan mereka merasa tidak tega melihatnya abis di rampok.

"Tengah malam Ceu"

"Terus apa aja yang di curi?"

"Uang tabungan saya dan juga nak Ale, apalagi yang nak Ale uang itu bakalan di pake buat nanti biaya persalinan Ceu" jawab ibu Ina.

Eno dan Ida kembali tersentuh ia tidak tega melihat wajah Alesha yang murung seperti ini.

"Yang sabar atuh ya nak pasti Allah bakalan ganti yang lebih lagi" ujar Eno.

"Semoga rezeki kamu dan anak-anak kamu ngalir ya jangan sedih lagi atuh kasian bayinya pasti sedih liat mamanya murung gini" Ida mengusap kepala Alesha.

"Makasih ya Bu sudah mau mendoakan saya dengan tulus"

"Sama-sama atuh nak da ini itu sudah menjadi kewajiban sesama manusia saling mendoakan satu sama lain teu perlu sungkan" timpal Eno.

Alesha Bella [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang