48.enam bulan

719 40 0
                                    

Bulan demi bulan sudah berlalu.Kini usia alfan sudah enam bulan.Alka juga sekarang sudah kembali kekantor.Bukan lagi untuk belajar,namun alka sudah ditetapkan di posisi nya oleh marsel.Alka baru pulang dan menghampiri tafana yg sedang menyuapi alfan makan.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam ayah" Alfan terlihat sangat senang melihat alka datang menghampiri diri nya.

Alka mengangkat alfan yg sedang duduk di keranjang mainannya dan membawanya ketaman belakang.

"Aaaaaaa" Tafana menyuapi alfan yg sedang digendong oleh alka.Alka tersenyum melihat alfan yg makan dengan belepotan "iiiiih belepotan gini sih"

Tiba-tiba alka bergidik membuat tafana bingung "kenapa?"

"Aku gak kebayang kalo nanti alfan udah gede.Lucu kali ya,ga sabar cepet cepet buat gede" Tafana tersenyum dan kembali menyuapi alfan "makan yg banyak biar cepet gede ya"

"Kira kira,alfan mau adek kapan?"

Tafana menatap tajam ke arah alka "gausah grasah grusuh deh,alfan aja baru setengah tahun"

"Yakan biar nanti kalo kita tua tinggal mantau aja yang hehehe"

Alka mengangkat tinggi alfan "anak ayah kalo gede mau jadi gudang nya cewe ya"

"Hah,iya katanya yang"

"Gapapa,asal gak peduli sama mantannya aja" Sindir tafana membuat alka kicep.

"Yaallah yang,ingatan kamu masih tersusun rapih ternyata"

***

Seperti malam malam sebelumnya,alka dan tafana harus begadang karena ulah bocil satu ini.Tak henti hentinya alfan terus nenen pada tafana membuat alka mendengus.

"Lama banget sih fan,ayah kan mau juga"

Kaki mungilnya menendang wajah alka yg tepat berada pada wajahnya "anj!"

"HA,NGOMONG APA BARUSAN!"

Alka mengelus ngelus kaki alfan "hehehe keceplosan yang"

"Aku gasuka ya denger kamu ngomong gitu apalagi ada alfan"

"Iya yang maap"

"Kamu kan ayah,harus pinter didik alfan.Kalo ucapan kamu aja kaya gini gimana alfan nanti"

Alka terus memainkan kaki mungil alfan dan memakaikan kaos kaki nya "iya sayang,maaf deh.Tapi percuma yang kalo alfan mainnya sama temen temen aku"

"Ya kamu bilangin lah,punya mulut bisu apa gimana"

"Yaallah yang,judes banget"

Tafana menjewer telinga alka "aaaahhhh"

"Iiih apaan sih kamu teriak gitu"

Alka hanya cengengesan "kirain kamu pengen kan gara-gara denger desahan aku"

"DIEM ALKA!"

***

Tafana baru selesai mencuci piring sore ini.Dirinya baru menyelesaikan masakan untuk makan malam nanti.Alfan sudah lenyap entah kemana,anak itu benar-benar sangat aktif walaupun baru bisa ngesot layaknya ghost ngesot.

"Alfan" Panggil tafana namun tak ada jawaban.Tafana panik saat diruang tamu alfan juga tidak ada "alfan,sayang bunda"

Tafana terus berkeliling mencari alfan,namun tidak ketemu.Dirinya panik dan mendengar suara mobil alka yg baru masuk ke garasi.

"ALKA!" teriak tafana membuat alka kaget saat baru masuk kedalam rumah "kenapa yang?"

"Alfan gak ada" Alka berjalan sambil melonggarkan dasi nya dan duduk disofa dengan tenang "alka kok malah duduk sih.Alfan ga ada"

"Tadi kamu kemana,sampe anak pergi gatau" Tanya alka dengan tatapan mautnya.Tafana tau alka sedang capek,tapi ya gimana masa gabilang kalo alfan ga ada.

Tafana terus melirik sekitar "tadi aku tinggal nyuci piring,alfan aku biarin mainan dilantai sama bola nya"

"Terus?"

"Tiba-tiba ga ada.Aku kira kesini,tapi tetep ga ada"

Alka seperti mendengar cekikikan anak kecil.Alka berjalan memasuki ruangan dan suara itu semakin terdengar.Alka melihat kaki mungil yg berada disebelah lemari boneka.Alka melirik tafana dan tersenyum mengingat kejadian saat dulu tafana bersembunyi disini.

Alka pura pura tidak mengetahui keberadaan alfan "aduuh anak kita ilang nih bunda"

"Gimana dong ayah" Jawab tafana yg menahan tawa nya melihat kaki mungil milik alfan.

Alka pura pura pergi bersama tafana dan alfan langsung keluar dari tempat persembunyian.

"Da" Panggil alfan yg belum terdengar jelas.

"Yah" Alka langsung memutar tubuhnya dan berpose seperti macan "baaaaaa"

Alfan hanya menatap datar kearah alka "da" Alfan mengangkat tangannya meminta tafana untuk menggendong nya.

"Alfan bi like:gaje" Cibir tafana dan menggendong alfan untuk pergi.Alka hanya tertawa kecil dan menatap tajam kearah alfan.Justru alfan memeletkan lidahnya membuat alka geleng-geleng kepala.

Keluarga kecil ini sedang makan malam bersama.Alka terus menatap tafana yg dengan telaten menyuapi alfan lalu dirinya menyendokan makanan ke mulutnya.

"Alfan makan sendiri dong,kan bunda nya juga mau makan"

Alfan geleng-geleng kepala dan mengetuk ngetuk sendok ke atas meja membuat suara brisik "alfan gaboleh mukul meja"

Alfan menatap ayahnya dan detik berikutnya melemparkan sendok tersebut kearah alka.Hebat juga alfa,ia melemparkan sendok tersebut sampai menyerempet telinga alka.

"Sayang,gaboleh gitu" Tegur tafana namun menahan tawa nya.

"Kalo mau ketawa gausah ditahan yang" Kesal alka dan menatap tajam alfan "pinter juga kamu ya,pasti nanti gedenya mau lempar balok kan kearah lawan"

"Alka jangan ngajarin aneh aneh ya"

Alka hanya cengengesan "aku nakal banget ya yang waktu dulu"

"Iya"

"Maaf ya,semoga alfan ga ngikutin aku"

Tafana menatap alka yg melanjutkan makannya "nakal itu wajar buat anak laki-laki alka.Asal kita bisa memberi nasihat,maka anak kita akan tau kapan dan dimana dia harus bertindak"

"Tul" Sahut alfan bermaksud berkata betul membuat tafana dan alka tersenyum kembali "betul betul aja kamu mah"

Alfan tiba-tiba rewel meminta alka untuk menggendong nya.Alka minum air putih dan berdiri untuk menghampiri anaknya itu "kenapa sayang,mau gendong"

Alfan tersenyum senang saat alka menggendong nya.Alfan memainkan telinga alka yg tadi keserempet sendok akibat ulahnya.

"Ceritanya mau ngobatin telinga ayah nih" Alfan hanya tertawa geli saat alka menggelitik nya.Tafana menatap kedua laki-laki berharga nya itu dari arah wastafel.

"Kalian kekamar dulu sana,bunda mau cuci piring dulu"

"Dadah bunda"

"Dah sayang"


















Kok anu ya,kaya nya bahagia banget punya baby...ehhhh

 ALKAGRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang