38.kedua kalinya

838 44 4
                                    

Sudah hampir satu minggu keadaan alka semakin membaik,terutama pada jahitan di perut nya.Tafana dan alka baru pulang dari rumah sakit dengan diantar arjuna.Seharusnya alka sudah boleh pulang saat dirinya sadar,namun karena mama alka yg mau alka harus sembuh total dan pulang kembali sehat.Alka duduk disofa dan menyandarkan kepalanya dipundak tafana yg sedang sibuk dengan ponselnya.

"Suami baru sembuh udah dicuekin" Cibir alka membuat tafana hanya melirik sekilas.

Alka menghela nafas "ternyata perhatian kemaren cuma pencitraan didepan semua orang"

Cup!

Tafana mencium kepala alka karena laki-laki ini terus saja mengomel.Alka tersenyum dan memeluk pinggang ramping tafana "kalo gini aku mau ngomel terus"

"Coba ngomel lagi" Alka menyunggingkan senyumnya dan menyembunyikan kepalanya dileher tafana.Tafana tersenyum dan memeluk alka "cepet sembuh biar bisa nyari duit lagi"

"Astaghfirullah,baru juga nyampe rumah istirahat sebentar" Dengus alka dan tafana tertawa.Tafana melepaskan pelukan nya dan merapikan rambut alka.

"Seminggu lebih dirumah sakit kok masih ganteng aja sih.Padahal ga mandi,skincare'an apalagi.Kok bisa sih"

Alka tersenyum dengan sok manisnya didepan tafana "berarti kamu udah cinta dan tulus ke aku"

"Cinta dan tulus gimana?"

"Ya cinta dan tulus.Orang kalo udah beneran cinta dan tulus,mau laki-laki atau perempuan nya sejelek apapun dimata orang lain,tetap saja dimatanya dia paling sempurna" Jelas alka membuat tafana tersenyum manis dan menatap alka "karena sebuah ketulusan bukan lagi tentang fisik,melainkan tentang hatinya,kepribadiannya yg membuat rasa nyaman itu benar-benar ada tanpa harus melibatkan cara pandang terutama dibagian fisik" Tambah tafana dan alka memeluk perempuan itu.

"mandi gih,bauuu" Cetus tafana membuat alka mendengus,baru saja mereka akur dan serius.

"Sialan"

***

Tafana menghela nafas pasrah saat alka terus menerus memainkan rambutnya.Tafana merasa bahwa ini bukan alka,melainkan seperti bayi besar yg sangat manja.

"Cape" Kata alka dan memilih tidur dipaha tafana.Tafan mengambil bantal dan ia letakan diatas kepala alka.

"Woi,engap anjir" Tafana tertawa melihat reaksi alka dan mengambil bantal yg sempat ia buang diambil kembali.

Tafana mengelus rambut alka dan memperhatikan laki-laki itu memainkan game nya.Tafana langsung mengambil ponsel alka membuat alka kesal "apaan sih taf,kalah tuh"

"Aku waktu itu mimpiin kamu meninggal al" Ucap tafana pelan membuat alka yg semula kesal kini menatap tafana serius.Alka duduk dan menghadap kearah tafana.

"Kapan?"

"Waktu kamu masih sakit dihari pertama.Aku udah takut banget kamu ninggalin aku waktu itu" Alka tersenyum dan mengelus pipi mulus tafana "siap gak siap,aku pasti bakal ninggalin kamu dengan ajal yg sudah ditetapkan.Kamu tau,bahwa semua makhluk yg bernafas pasti akan mati,begitu pula dengan aku,kamu dan manusia yg lainnya"

Alka tersenyum melihat tafana yg sudah berkaca kaca,ia tau bahwa perempuan didepannya ini sangatlah cengeng.

"Tapi kamu tenang aja,kita kan fiksi" Tambah alka dan tafana tertawa "lah iya ya,cuma karakter yg dibuat dari tulisan.Tapi tetep aja al,apapun bentuk dan cara nya,perpisahan itu paling menyakitkan" Tafana memeluk alka dan menangis didada laki-laki itu "aku mau hidup sama kamu selamanya al,aku selalu berdo'a untuk kita supaya kita terus bersama sampai waktu yg memisahkan terutama ajal"

"Iya sayang,udah ya jangan cengeng ah" Alka menghapus air mata perempuan itu.Alka menatap tafana dengan lekat "mau punya baby dari aku?"

"Hah?" Bingung tafana dan menghapus air matanya membuat alka gemas "aku gamau nunda punya baby,aku pengen cepet cepet liat dia lahir diduni ini.Lahir diantara kita,memenuhi suasana kita,dan menjadi bagian dari dunia kita"

"Heh,hamil aja belum"

Alka mencium tangan tafana "maka nya ayo jadiin,biar cepet"

"Sadar al,kamu itu masih sakit" Alka membuka kaosnya dan memperlihatkan perutnya "jahitan nya kan udah sembuh beberapa hari yg lalu.Sekarang gapapa kok,sumpah deh"

Tafana bergidik mendengar gaya bicara alka "lo tuh sakit alka"

"Gausah mancing buat emosi deh.Aku kalo emosi suka ga sadarkan diri.Jadi,mau secara baik baik atau secara halus kaya waktu pertama kali nih" Tafana hanya diam dan menatap kepergian laki-laki itu untuk mematikan lampu kamar mereka.

"Alka gelap" Teriak tafana dan alka menyalakan senter ponselnya "remang remang tuh enak,bissmillah dulu deh biar berkah"

Detik berikutnya tafana sudah berada dilingkaran alka,lingkaran yg hanya alka yg bisa menguasai perempuan itu.Mengunci pergerakan nya,memberikan kenyamanan,dan membuat perempuannya terbiasa dengan yg dirinya lakukan.

"Alka" Cicit tafana sangat pelan

"Manggil nama gausah nanggung,makin semangat nih heheh"

Istighfar jangan lupa bestie.

***

Seperti awal sebelumnya,alka bangun lebih dulu dan mencium kening perempuan yg semalam ia pegang sepenuhnya.Ia menatap wajah tafana yg terlelap dengan damai,namun alka sangat tau bahwa perempuan itu sangat lelah karena ulahnya.Ia bangun dan berjalan kekamar mandi untuk membersihkan diri.Saat dirinya selesai,ia melihat tafana yg baru bangun dan duduk dengan bertutupan selimut.

"Selamat pagi" Sapa alka dan tafana tersenyum.Keadaan lampu masih seperti malam tadi dengan ponsel alka yg masih menyala.

Tafana mengucek matanya "selamat pagi juga"

Alka duduk dengan memakai kaosnya "masih ada waktu buat shalat,yuk"

Tafana mengangguk "aku mandi dulu"

"Do'a nya lupa gak" Goda alka yg melihat tafana berjalan sedikit susah dengan balutan selimut.

"Engga lah,kan udah dihapalin" Jawab tafana dengan polos.Alka menghidupkan kembali lampunya dan membereskan semuanya.Ia duduk disofa sembari menunggu tafana selesai mandi.

Setelah selesai melakukan kewajiban mereka sebagai umat muslim,alka membantu tafana untuk menyiapkan sarapan.

"Udah gak sakit kaya dulu kan?" Tanya alka membuat tafana sedikit malu "engga"

"Kamu gapapa semisal hamil di usia muda? Aku gak akan egois taf,kalo kamu belum siap kita bisa tunda" Tafana berjalan kemeja untuk meletakkan nasi gorengnya.Ia menatap alka yg hanya diam berdiri disamping kulkas "kita liat aja nanti kedepannya.Kalo allah emang percaya sama kita,pasti aku siap.Kamu tenang aja,selagi kamu benar-benar bisa menghidupi keluarga kecil kita itu ga masalah.Yg terpenting adalah,kamu siap denger tangisan nya,rewelnya,brisiknya,dan kamu harus siap begadang"

Alka tersenyum dan berjalan mendekat kearah tafana "makasih banyak,bahagia banget aku denger jawaban kamu"

"Yaudah sarapan" Ucap tafana dan alka mengangguk.

Tafana tersenyum melihat alka yg tak henti hentinya tersenyum menatap dirinya "nanti kamar baby nya jangan dipisah sama kita ya taf"

"Yaallah,jadi aja belum alka!"

"Hehehe,ga sabar"

















Random banget ketikannya
Maaf ya kalo cerita nya kaya gini,aku gatau harus ngapain lagi sama mereka😭🙏

 ALKAGRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang