4 tahun berlalu...
Kini usia alfan sudah menginjak empat tahun.Bocah kecil itu sedang mempersiapkan barang barangnya yg akan dibawa ke sekolah nya.Alka menghampiri putra tersayangnya itu dan duduk ditepi kasur alfan.Alfan sudah punya kamar sendiri tentu nya,dan bocah kecil itu benar-benar aktif bahkan dalam bicaranya pun tidak main main pedes nya.
"Alfan mau sekolah ya?" Alfan melirik ayahnya sekilas "mau maling,ayah"
Alka menghela nafas,dari nada bicaranya mirip tafana.Memang anak ini sangat dekat dengan bundanya dibanding sama dirinya.Alka mengelus rambut alfan namun langsung ditepis langsung oleh alfan "gausah pegang rambut alfan,nanti rusak.Kasian bunda udah nyisir dari shubuh"
Tafana masuk kedalam kamar alfan "hei,udah siap mau sekolah?"
"Sudah dong bunda"
"Hiliiih,sama bunda aja lembut.Sama ayah galak banget" Alfan melirik alka dengan tajam "pertanyaan ayah sangat tidak bermutu"
"Ini kenapa sih kok pada ribut" Tafana memakaikan topi hitam dikepala alfan.
Alfan memakai tas nya "ini si ayah,udah tau alfan mau sekolah masih aja ditanyain alfan mau sekolah ya " Ucapnya minyi minyi menirukan suara alka.
Tafana tertawa melihat ekspresi kesal alka "terus kamu jawab apa?"
"Yaudah aku jawab mau maling,ayah " Tafana tambah tertawa keras melihat alfan yg sebal.Baru umur segini,ucapan alfan sudah seperti orang dewasa.
Tafana mengantarkan mereka sampai depan pintu "alfan berangkat ya bun"
"Iya sayang,hati hati"
Alka mendekati tafana dan mencium kening istrinya "aku berangkat.Oh ya,nanti pulangnya sedikit terlambat soalnya ada sekretaris baru buat aku.Yg lama resign mau nikah"
"Iiiih alfan juga mau cium bunda" Alfan menarik tangan tafana agar tafana mensejajarkan tingginya dengan alfan "muuuuah"
Tafana tersenyum dan melambaikan tangannya saat melihat mereka sudah pergi dari rumahnya.Baru saja dirinya masuk,tiba-tiba sera datang membuat tafana kaget.
"Heh,kaya hantu lo tiba-tiba dateng" Sera tertawa kecil dan duduk diteras rumah tafana.
"Alfan udah berangkat sekolah taf?" Tafana baru datang dengan membawa minuman dan juga cemilan "udah sama alka"
"Alfan masih umur segitu ngomong nya lancar banget ya taf,sampe bingung gue mau jawabnya" Tafana terkekeh "iya ser,gue aja yg emaknya bingung kadangan"
Sera mengeluarkan undangan dari dalam tas nya "taf,dateng ya"
Tafana menerima undangan itu "hah,undangan siapa nih"
Sera tersenyum malu "gue mau nikah sama ganendra"
"Hah!" Sera sampai menutup telinganya karena teriakan tafana "lo beneran ser.Rajendra sama amanda yg udah lama juga belum nikah"
"Kalo amanda mah sampe sekarang ngga ada kepastian taf,gue aja kaget.Ganendra tiba-tiba dateng kerumah terus bilang mau nikahin gue hehehe"
Tafana memeluk sera bahagia "semoga lancar sampe hari H ya ser,ikutan seneng gue"
"Thank's" Mereka terus berbincang-bincang cukup lama,sera terus menceritakan kedekatan nya dengan ganendra yg tak disangka sangka bisa sampai ke jenjang serius.
***
Tafana dan alfan sedang duduk dipinggir kolam dengan alfan yg terus memainkan kakinya.
"Bunda" Panggil alfan dan tafana menoleh "iya sayang"
Alfan menatap mata tafana cukup lama "kalo nanti alfan gedenya nakal gimana?"
Tafana mengerutkan keningnya bingung "kenapa nanya gitu"
Alfan memainkan kaki nya didalam air "tadi alfan berantem disekolah"
Tafana terbelalak kaget "hah,kok bisa? gara-gara apa alfan,terus kamu apain dia"
Alfan menutup telinganya mendengar ocehan dari bunda nya.Alfan hanya cengengesan,mirip dengan alka saat sedang salah "alfan lempar botol minum hehehe"
"Tapi air minumnya udah abis kan fan?" Tanya tafana was was karena botol minum milik alfan jika masih ada airnya maka sudah dipastikan korban akan benjol.
"Masih utuh dong bund,soalnya dia jail sama alfan.Alfan mau minum eh didorong sama dia.Yaudah alfan lempar aja ke kepala dia.Jatoh sampe mampus bund hahaha"
Tafana menutup telinganya,pusing dengan kelakuan alfan yg merasa tidak bersalah.Ya benar sih kalo alfan jengkel,cuma kan soal lempar melempar alfan jago nya.Ini harus alka yg menangani,sudah dipastikan mereka berdua akan dipanggil ke sekolah.Bayangin aja anak TK begini,pasti salah orang tuanya yg tidak bisa mendidik anaknya.Sebenarnya jika alfan tidak diganggu,mungkin alfan akan diam saja bukan.
Pukul tujuh malam alka baru pulang.Tafana sudah duduk di meja makan bersiap membahas soal anaknya.Sedangkan alfan duduk dengan tenang tanpa merasa takut sedikit pun.Emang sifat bapaknya banget.
"Hei jagoan ayah,gimana sekolah nya" Alka ber tos ria dengan alfan seperti biasanya "lumayan si yah,ada bahan"
Alka duduk dan meminum kopi yg sudah disiapkan oleh tafana "bahan apa tuh,bahan bakar minyak"
Tafana diam saja,ia akan menunggu alfan untuk jujur sendiri kepada ayahnya.Alfan melirik bundanya yg hanya diam.
"Ayah tau gak,tadi alfan lempar botol minum ke temen alfan disekolah" Alka menatap anaknya itu penuh introgasi "terus"
"Ya dia nangis dong.Lagian masih kecil,ingusan sok sok-an jailin alfan.Bayangin aja yah,alfan mau minum didorong sama dia" Tafana geleng-geleng mendengar penjelasan alfa,memang benar begitu hanya saja alfan memang pintar berbicara.Mirip siapa? Iyap,mirip bapaknya.
Alka terkekeh dan menarik hidung alfan "goodboy sayang!"
Tafana melotot tidak percaya dengan reaksi alka "tapi yg dilakuin alfan salah yang,kamu jangan buat dia merasa bangga kaya gitu setelah ngelempar botol ke anak orang"
"Iya aku tau,pelan pelan aja kasih tau ke alfan.Dia masih kecil,masih butuh nasihat yang.Jangan langsung di gas yg ada kabur dia" Jelas alka membuat alfan seperti seorang figuran.
Alfan berdehem seperti alka,emang sifatnya turunan dari alka nih bocil.Alka dan tafana menatap alfan yg seolah memberi kode agar mereka diam.
"Alfan tau alfan salah.Tapi alfan kesel juga sama dia"
"Terus kamu minta maaf kan?" Alfan menggelengkan kepalanya "engga lah,dia yg salah kok alfan yg minta maaf"
"Alfan-" Alfan langsung memotong cepat ucapan bunda nya "bunda,kalo kita gak salah terus minta maaf yg ada kita di anggap lemah"
"Yes" Jawab alka disela makannya.Alfan kembali menatap bundanya "menurut alfan,kata maaf hanya diucapkan oleh orang yg merasa salah"
Alfan turun dari kursi nya "alfan mau tidur.Oh ya,besok bunda sama ayah disuruh kesekolah"
Alka menatap kepergian anaknya "alfan kalo ngomong sok dewasa banget"
"Tapi emang bener.Dia kan kaya kamu,pinter ngomong"
Bocil jaman sekarang emang kaya pengacara kalo ngomong.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKAGRA (END)
Novela JuvenilDefinisi berangkat jomblo pulang bawa jodoh cocok diberikan kepada Tafana dan Alkagra.Keberangkatan mereka satu kelas menuju sebuah desa untuk liburan menjadi awal mula pernikahan keduanya. "Sekarang lo tanggung jawab gue.Apapun itu,lo udah punya gu...