8.Mati lampu

936 76 9
                                    

Alka sudah rapih pagi ini.Ia menghampiri tafana untuk melakukan sarapan pagi bersama,juga membahas tentang pekerjaan nya.

"Pagi istri" Sapa alka menggoda.

Tafana menatap tajam alka dan mengarahkan piringnya hendak dilempar.

"Piring orang taf,inget disini kita bayar"

Tafana duduk dan mulai mengambil nasi "ngomongin numpang,kita bayar berapa nih rumah"

"Satu bulan 1 juta"

Tafana melotot tak percaya "serius,mahal banget woi"

"Sans dong.Jelas mahal lah,ini rumah paling bagus diantara yg lainnya,ya walaupun ga ada ac sama kamar mandi nyatu ke kamar kita" Jelas alka dan mulai mengunyah makanannya.

"Terus,duit siapa yg bakalan buat bayar"

Alka menatap tafana malas "duit rakyat"

"Gue serius"

Alka tampak berfikir "lo beli nih bahan makanan pake duit siapa?"

"Tadinya mau pake duit gue,tapi rahel bilang gausah diganti.Itung itung hadiah buat nikahan kita"

Alka hanya mengangguk "temen lo baik juga,tapi temen gue juga ga kalah baiknya"

"Oh ye"

Alka menyendok nasi goreng yg ada didepannya "iye,gue ditawarin kerja di cafe om nya ganendra.Gue hari ini niat nya mau ngelamar sih semoga aja diterima"

"Aamiin"

"Tumben do'ain"

Tafana menatap alka tajam "salah mulu gue dimata lo,lama lama gue pindah dihidung lo"

"Lawak nih bocah" Alka meminum air nya hingga habis.

"Gue berangkat deh,tunggu gue pulang.Kalo mau pergi kabarin gue,dosa lo pergi kaga pamitan sama suami"

Alka mengarahkan tangannya pada tafana membuat gadis itu bingung "apaan,minta duit? Harusnya gue yg minta"

"Papa gue kalo mau kerja pasti mama nyium tangan papa.Lo harus kaya mama gue"

Tafana menahan senyumnya,ada rasa geli saat mendengar ucapan alka.Tafana segera menjabat tangan alka dan menciumnya,dan ini yg kedua kalinya tafana mencium tangan alka,satu di pernikahan dan satu nya yg sekarang.Mungkin akan menjadi rutinitas pagi nya.

"Seterusnya gue mau lo begini ke gue" Alka mendekat kearah tafana,ia harus sedikit membungkuk karena tafana masih duduk.

Cup!

"AL.."

Dengan cepat alka menempelkan jarinya ke bibir tafana "gausah bacot,gue ngikutin apa yg papa lakuin.Setau gue,kalo istri nyenengin suami itu rezekinya lancar loh.Inget harus bayar rumah bulan ini"

Tafana menatap alka kesal "lo ngeselin banget sih.Jidat gue udah ga perawan kalo gini"

Tafana melanjutkan makan nya,tanpa sadar diri nya tersenyum.Dipikir pikir lumayan nambah pahala,lagian udah sah.Entahlah,tafana hanya senang merasakan kecupan singkat dari alka.

 ALKAGRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang