18

1.3K 60 0
                                    

Halo? Masih ada yang baca kah? Kalau masih ada, selamat membaca! Semoga suka <3.

Jangan lupa tekan bintang dan komen sebanyak - banyaknya(♥ω♥*).

~~~

Arvind masuk ke dalam rumah. Mengedarkan pandangan menatap sekeliling, mencari keberadaan Keyla. Arvind tersenyum kecil. Melihat keberadaan Keyla di ruang keluarga yang tertidur di atas karpet bulu dengan posisi tengkurap, sementara televisi di biarkan menyala.

Arvind perlahan berjalan ke arah Keyla. Menggeleng kepala tidak habis pikir, Keyla masih memakai baju sekolah. Apakah istrinya begitu kelelahan?

Arvind menepuk - nepuk pipi Keyla, berharap gadis itu bangun. Namun, sudah lebih dari lima menit. Keyla tak kunjung bangun membuat Arvind kesal sendiri. Dengan sedikit rasa gemas, Arvind menarik kedua pipi Keyla kuat, membuat gadis itu terbangun dan langsung mengusap - usap kedua pipinya yang memerah.

Baru saja Keyla ingin memarahi sang pelaku yang seenak jidat mencubit pipi nya. Ia urungkan saat melihat tatapan datar Arvind, sedikit membuatnya menciut.

"Kenapa tidur di sini?"

"Aku nungguin Kakak," Keyla duduk sambil mengucek kedua matanya, lalu gadis itu menatap Arvind yang kembali berdiri. "Kakak habis dari mana?"

"Dari rumah, Papa."

"Kenapa ke sana? Kok engga ajak aku?" tanya Keyla sedikit nyolot.

Arvind duduk di samping Keyla "Ada urusan."

"Urusan apa?" tanya Keyla menyelidik.

Arvind tidak menjawab, pria itu malah menoleh pada Keyla. Memandang wajah gadis itu lekat. Keyla yang di tatap sedalam itu menggaruk kepala nya gugup, sedikit salah tingkah.

"Kakak kenapa natap aku seperti itu?" Keyla bertanya sambil menatap Arvind malu.

"Keyla...,"

Keyla meneguk ludahnya gugup, suara Arvind mampu membuat bulu kuduk Keyla seketika berdiri. Kenapa Arvind terus menatapnya seperti itu? Apakah ada yang salah pada wajahnya? Keyla menahan napas kala Arvind sedikit mendekatkan tubuhnya ke arah Keyla.

"K-Kakak ngapain?" tanya Keyla sedikit gugup.

Arvind semakin mencondongkan tubuhnya pada Keyla sehingga wajahnya sudah berada di depan wajah Keyla.

"Kamu---" ucap Arvind dengan suara beratnya.

Keyla kembali menahan napas kala merasakan hembusan nafas Arvind yang menerpa wajahnya.

"Aku k-kenapa?"

"Kamu bau." ucap Arvind spontan lalu memundurkan tubuhnya dan pura - pura menutup hidungnya.

Keyla melotot mendengar perkataan Arvind. Keyla mengendus-endus tubuhnya sendiri, memastikan apakah ia benar - benar bau. Namun, ia benar - benar tidak menghirup bau tidak enak pada tubuhnya. Keyla menatap Arvind tajam lalu dengan sekuat tenaga, Keyla memukul Arvind bertubi - tubi, menyalurkan kekesalan nya. Bisa - bisa nya Arvind berkata seperti itu, ini benar - benar fitnah!

Keyla tadi sempat mengira Arvind akan memuji nya atau menciumnya. Namun sepertinya, itu hanya angan - angan Keyla. Arvind tidak mungkin melakukan hal itu kepadanya.

"MANA ADA AKU BAU!" teriak Keyla tidak terima.

Masih memukul Arvind dengan kesal. Bahkan semburat merah sudah terlihat jelas di kedua pipi Keyla.

Arvind tertawa, tawa yang untuk kedua kalinya Keyla dengar. Tawa yang benar - benar membuatnya candu untuk di dengar. Arvind menahan tangan Keyla yang akan kembali memukul tubuh Arvind.

KEYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang