29

1.1K 41 9
                                    

haii, selamat membaca!

~~~

Keyla tersenyum malu - malu di meja makan. Sejak kejadian malam tadi, Keyla tak henti - hentinya menatap Arvind dan tersenyum lebar.

Melihat Arvind yang juga ingin ikut menatapnya, Keyla dengan cepat mengalihkan pandangannya. Gadis itu menunduk menyembunyikan rona merah di pipinya.

Arvind menggeleng pelan lalu tersenyum geli. Merasa gemas dengan tingkah Keyla. Pria itu kembali memakan makannya dan sesekali melirik Keyla yang masih setia menunduk.

Keyla sedikit mengintip Arvind, memastikan apakah pria itu masih melihatnya atau tidak. Melihat Arvind yang kembali sibuk makan membuat Keyla menghela napas lega.

Gadis itu kembali mendongak menatap Arvind. Kejadian kemarin benar - benar tak bisa hilang dari benak Keyla. Di saat memikirkannya, pipi gadis itu akan merona malu.

Keyla menopang dagunya seraya terus menatap Arvind, sarapannya kini sudah ia anggurkan di atas meja. Gadis itu terlihat intens menatap wajah Arvind mulai dari alis yang keliatan tebal, mata tajam setajam silet dan hidung yang mancung.

Melihat itu Keyla langsung meraba hidungnya, sedikit kesal saat mengetahui bahwa hidungnya pesek.

Keyla kembali menatap Arvind dan tatapannya jatuh pada bibir Arvind yang saat ini sedang mengunyah. Ingin sekali Keyla merasakannya sekali lagi.

Tanpa sadar gadis itu tersenyum lalu tak lama melotot saat menyadari apa yang dia pikirkan. Gadis itu menggeleng kepala heboh. Astaga, apa yang kamu pikirkan Keyla?!

Arvind menyatukan kedua alisnya merasa heran dengan tingkah Keyla. Gadis itu memang selalu bertingkah aneh.

"Ada apa?"

Keyla tersentak. "Eh Kak?"

"Kenapa?" tanya Arvind menyelesaikan acara makannya.

Keyla tersenyum canggung. "Gapapa."

"Kakak sebentar ngajar di kelas mana?"

"Di kelas XI Mipa 2" jawab Arvind lalu menatap Keyla yang terdiam.

Entah karena apa, tapi di saat Arvind mengatakan bahwa ia akan mengajar di kelas tersebut. Keyla merasa resah dan tidak terima namun tidak mengetahui apa yang membuatnya resah.

"Kenapa?"

"Gapapa." ucap Keyla. Mencoba berpikir positif.

"Oke. Yaudah, ayo pergi." Arvind perlahan bangkit dari duduknya di ikuti Keyla yang sudah mengambil tasnya.

"KAKAK TUNGGU!"

Keyla berlari mengejar Arvind yang sudah keluar rumah. Gadis itu berusaha menyamakan langkah kakinya dengan Arvind.

Sesampainya di sekolah, Arvind memarkirkan mobilnya di parkiran guru. Pria itu sudah berniat membuat pintu mobil namun lengannya di tahan oleh Keyla.

"Kenapa?" heran Arvind. Terpaksa Arvind mengurangkan niatnya keluar mobil.

"Aku siapa?" tanya Keyla aneh.

Arvind semakin menyatukan alisnya heran. "Kamu siapa?"

Keyla mendengus. "Kakak mah! Aku Keyla, istri Kakak 'kan?"

"Iya, Itu kamu tau." ucap Arvind santai.

Keyla semakin kesal mendengar balasan Arvind. "Kakak harus ingat ya kalau udah punya istri! Awas aja kalau Kakak centil sama cewek - cewek di kelas itu!"

Arvind memutar bola matanya malas, boro - boro centil. Mengajar di kelas sana pun Arvind rasanya sudah malas. Mengingat ada seorang siswi yang terus mencari perhatian dan mengganggu saat mengajar.

KEYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang