7

1.6K 76 0
                                    

hai semua!

Tekan bintang di pojok kiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tekan bintang di pojok kiri.

~~~

"Dirumah aja?"

Arvind yang sedang melamun di balkon kamarnya tersentak ketika mendengar suara Varo. Menatap Papanya bingung, biasanya kan dia selalu di rumah.

"Ada perkembangan?" tanya Varo lagi dan ikut duduk di samping Arvind.

Arvind menatap Varo tidak mengerti "Perkembangan apa?" tanya Arvind.

Perkembangan apa yang di maksud Papanya? Perkembangan kantor? Bukankah dia tau semua tentang kantor?

Varo menatap Anaknya kesal, "Hubungan kamu sama Keyla." jawab Varo.

Arvind menghela napas kasar, ucapan Papanya terlalu terbelit-belit. "Ga ada."

"Sebentar lagi kamu akan menikah." ucap Varo menatap langit, entah sudah berapa lama dia dan Anaknya tidak pernah duduk santai bareng lagi.

"Aku tau." jawab Arvind seraya menghela napas panjang.

"Dan hubungan kamu sama Keyla cuma gitu gitu aja?" sambung Varo lagi menatap Arvind dari samping, tidak terasa Anaknya sudah sebesar ini sekarang.

"Kamu mau rumah tangga kamu nanti sunyi?"

Arvind menatap Varo dengan alis yang bertautan "Ga akan."

"Kenapa?"

"Dia berisik." ucap Arvind kembali mengingat kejadian saat di butik.

Varo terkekeh "Keyla anak yang lucu, sangat cocok bersanding dengan kamu yang kaku."

Arvind terdiam menatap langit yang di penuhi bintang dengan tatapan kosong.

"Ubah sedikit sifat dingin kamu saat bersama Keyla. Jangan buat Keyla merasa tertekan sama kamu." ceramah Varo terus saja membuat Arvind terpojok. Mencoba meluluhkan hati Anaknya untuk Keyla.

Arvind masih terdiam sibuk melamun membayangkan masa depannya dengan Keyla nanti. Bisakah dia? Apakah nanti dia menyukai Keyla begitupun sebaliknya? Dan akankah semuanya baik baik saja? Namun sekarang Arvind tidak yakin kalo semua akan berjalan dengan baik.

"Papa tau kamu menerima perjodohan ini karena terpaksa. Kamu terima karena merasa bersalah sama Mama kamu, benar?"

Suara Varo kembali terdengar membuyarkan lamunan Arvind. Menghela napas panjang kemudian mengangguk pelan, yang Papanya katakan benar, semua benar. Dia menerima perjodohan ini terpaksa karena merasa bersalah pada Mamanya. Lagi pula orang bodoh mana yang mau menerima perjodohan dengan suka rela? Pasti tidak ada kan?

"Berusaha lah mencintai calon istrimu itu dan bersikap lembut lah padanya." ucap Varo menatap Arvind memohon.

Varo tidak mau pernikahan Arvind dan Keyla nanti kandas gitu aja cuma karena tidak adanya cinta. Dia tau dia begitu egois tentang kisah percintaan Anaknya, namun sekarang Varo cuma mau menuruti permintaan terakhir sang istri. Varo ga mau Haura melihatnya di atas sana dengan sedih.

KEYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang