37

1K 23 1
                                    

Allo>>

~~~

Seperti yang Keyla katakan kemarin. Siang ini, Keyla dan Arvind berada di rumah Kirana. Masih diam di depan pintu rumah Kirana tanpa berniat memencet bell.

Arvind yang lihat itu jengah sendiri. Di tekan bell itu dengan sengaja membuat Keyla menatap ke arahnya kaget.

Bahkan menekannya beberapa kali membuat Keyla memukul lengan Arvind.

"Kak!"

"Apa? Kamu lama mencetnya." jawab Arvind dengan santai.

"Tapi aku 'kan belum siap!!" kesal Keyla.

"Yaudah siapin diri." acuh Arvind terus menekan bell.

Keyla hanya mendengus kesal. Entah dari kemarin, Keyla rasa Arvind benar - benar sangat menyebalkan.

Arvind tidak berhenti menekan bell hingga akhirnya pintu terbuka dan menampilkan Kirana yang terlihat pucat.

Melihat keberadaan sang anak. Kirana langsung memeluk Keyla dan terus mengucapkan kata maaf kepada Keyla.

"Keyla, maafin Mama, sayang. Mama tau Mama salah tapi kamu jangan marah lagi, ya?" gumam Kirana pada pelukan Keyla.

Sementara Keyla? Gadis itu merasa terkejut saat menyentuh kulit sang Mama begitu panas. Keyla melepas pelukan Kirana dan langsung mengecek suhu tubuh Keyla menggunakan tangannya.

"Mama kenapa? Mama sakit?" cemas Keyla. Semakin merasa bersalah melihat Kirana yang kini sedang sakit.

Kirana tersenyum lembut sembari menggeleng. Senang rasanya, melihat Keyla yang kembali menghawatirkannya.

"Ayo masuk dulu." ajak Kirana.

Kirana dan Keyla masuk ke dalam, sesekali Kirana batuk membuat Keyla semakin khawatir.

"Ma? Mama sakit? Kenapa engga hubungin aku?" Keyla kembali di serang rasa bersalah melihat mamanya cuma diam sambil tersenyum.

Akhirnya Keyla menuntut Kirana naik ke kamar atas. Kirana terus memperhatikan Keyla dengan mata yang berkaca - kaca.

Saat mengingat kejadian kemarin selalu membuat Kirana menangis bahkan tidak nafsu makan apapun yang Andrian berikan kepada Kirana. Karena itulah Kirana saat ini jadi sakit. 

"Mamaa, ayoo makaannn." teriak Andrian sembari membawa sebuah mangkuk berisi bubur memasuki kamar Kirana.

Terkejut saat melihat Keyla. Langsung saja Andrian memberikan bubur tersebut pada Keyla.

"Mama dari kemarin engga mau makan. Coba kamu suap, ya?"

Keyla mengangguk sembari menerima bubur itu.

"Mama ayo makan, kalau mama gak makan aku marah loh!" ancam Keyla membuat Kirana langsung membuka mulutnya.

Keyla terkekeh namun tidak dapat di pungkiri bahwa ia merasa sedih melihat keadaan sang Mama.

"Oh iya, Arvind mana? Lo sendiri ke sini?" tanya Andrian membuat Keyla mengangkat kepalanya.

"Eh iya? Kakak mana? Keknya di bawah deh."

Mendengar itu Andrian turun memberi ruang untuk Kirana dan Keyla berbicara. Saat melihat mata Kirana yang terus menatap Keyla dengan tatapan bersalahnya membuat Andrian mengerti. Bahwa mamanya butuh ruang berbicara dengan Keyla.

"Woi! Diam - diam bae lo!" teriak Andrian mengagetkan Arvind yang sedang menonton.

Arvind menatap Andrian tajam membuat si empunya menyengir lebar.

KEYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang