39

980 24 2
                                    

"Sialan!"

Arvind, ya pria itu yang mendorong Marsya.

Mata pria itu berkilat marah, sementara Marsya merasa ketakutan melihat Arvind datang secara tiba - tiba.

Arvind perlahan berjalan ke arah Marsya. Mencengkram dagu gadis itu kuat - kuat. Kalau saja Marsya bukan perempuan bisa di pastikan sekarang Marsya sudah babak belur karena di hajar oleh Arvind.

Tangan Arvind terkepal kuat, ingin sekali dia menghajar Marsya sekarang. Tapi itu tidak mungkin ia lakukan. Arvind menyentak dagu Marsya dengan kasar dengan emosi yang masih meluap - luap.

Marsya hanya diam ketakutan. Perempuan itu mengira bahwa Arvind tidak akan dapat menemukan mereka.

"Maafkan a-akuu." ucap Marsya memeluk tubuhnya sendiri. Sembari terus bergumam maaf.

Sungguh, tadi Marsya tidak sadar dengan apa yang ia lakukan pada Keyla. Tiba - tiba saja tadi ia merasa bahwa ada yang mengendalikan tubuhnya.

Arvind hanya menatap Marsya dengan tajam. Pria itu mengangkat tangannya berniat menampar Marsya--

"Kakak jangan.." lirihnya lemah.

Namun, ia urungkan kala mendengar suara lirih Keyla. Dengan cepat Arvind menoleh ke arah istrinya.

Pria itu mengambil langkah besar menuju tempat Keyla. Membuka semua tali yang mengikat tubuh istrinya.

Keyla langsung berdiri setelah ikatannya terlepas. Gadis itu memeluk Arvind dan Arvind membalasnya.

Arvind memejamkan matanya, rasanya ia merasa bersalah sekarang. Melihat keadaan istrinya membuatnya tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

"Maaf, Kakak terlambat."

Keyla menangis di pelukan Arvind lalu meringis kala tanpa sengaja air matanya mengenai luka Keyla yang tadi di gores oleh Marsya.

Arvind panik kala mendengar Keyla meringis. Pria itu melepas pelukannya dan menatap wajah Keyla. Mata Arvind kembali menajam. Di bawah sana tangannya kembali terkepal.

Namun, Keyla dengan cepat memegang tangan Arvind. Membuka genggaman tangan Arvind yang terkepal.

"Aku engga papa."

"Maaf." mata Arvind menyendu. Sorot mata yang di penuhi amarah tadi kini menghilangkan entah kemana.

Marsya yang melihat mereka dari tadi hanya bisa mengepalkan tangannya tapi tidak berani mengganggu.

Untung - untung saja Arvind tidak menghajar atau menamparnya. Marsya dengan cepat bangkit lalu berlari keluar menuju pintu gudang.

Tingkah Marsya membuat Arvind dan Keyla sadar bahwa dari tadi Marsya melihat mereka. Tapi mereka berdua tidak peduli.

Arvind akan memberi Marsya pelajaran nanti. Bukan sebuah pukulan yang akan menyakiti fisik Marsya. Jadi, kita lihat saja nanti.

~~~

Malam ini rasanya Keyla sangat senang karena bisa memeluk Arvind sepuasnya. Luka gadis itu sudah di obati oleh Arvind.

Mereka berdua sekarang sudah berada di atas kasur dengan Arvind yang pasrah terus di peluk oleh Keyla.

Rasanya sesak sekali karena Keyla memeluk Arvind terlalu keras.

"Sesak, Keyla." ucap Arvind membuat Keyla sadar lalu melonggarkan sedikit pelukannya.

"Hehe, maaf, Kak!" balas Keyla semangat.

Melihat Keyla yang semangat membuat Arvind curiga. Kenapa gadis ini malah terlihat santai dan bersemangat? Meskipun bibirnya pucat tapi Keyla malah kelihatan sudah sehat sekarang.

KEYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang