23

1.2K 66 4
                                    

selamat membaca!

>>>

"WOI TEBAK GUE HABIS KETEMU SIAPA?"

Vania masuk ke dalam kelas dengan wajah berseri - seri. Gadis itu menghampiri Keyla yang sedang berkumpul di meja Ajeng bersama ketiga teman kelasnya.

"Lo habis ketemu siapa emang?" tanya Ajeng.

Vania tersenyum sombong. "Tebak, dong!"

"Ucup?" tebak Aliya ngawur.

"Ucup siapa anjir?!" tanya Vania ngegas.

"Yang ada di kartun Adit Sopo Jarwo, kali" jawab Herlina seraya tertawa di ikuti dengan Keyla.

Humor mereka berdua memang bisa di bilang sangat lah rendah. Bahkan dengan begitu saja mereka berdua sudah tertawa.

Wajah Vania merengut. "Jawab yang bener, dong!"

"Oke - oke, kita engga tau. Jadi, lo habis ketemu sama siapa?"

Keyla dan yang lainnya menatap Vania. Sedikit penasaran dengan siapa Vania bertemu sampai - sampai gadis itu se histeris gini.

"Gue--" Vania memicingkan matanya menatap mereka dengan jahil.

"Gue habis ketemu jodoh gue, woi!" Vania melompat - lompat di tempatnya kegirangan.

Keyla dan Aliya saling pandang lalu menatap Vania dengan raut aneh.

"Jodoh 'kan hanya Tuhan yang tau, Van."

Aliya menggeleng pelan. "Emang jodoh lu siapa, dah?"

"Kembaran Manu Rios!"

Seketika hening. Mereka berempat menatap Vania dengan raut yang tidak bisa di baca. Namun, setelahnya tawa menyembur dengan sangat keras membuat Vania yang tadinya kegirangan kini menatap mereka dengan heran. Kenapa semua tertawa? Apakah mereka tidak percaya dengan Vania?

"Kebanyakan halu, lo!" sembur Aliya.

"Manu Rios mana punya kembaran!" Herlina berdecak tidak percaya.

Vania mengerucutkan bibirnya.

"Serius, kali ini gue gak halu! Gue beneran ketemu sama kembaran Manu Rios di koridor kelas 10."

Keyla semakin terbahak mendengar penjelasan Vania. Gadis itu sudah tidak dapat di tolong. Bahkan orang lain saja dia sebut dengan Manu Rios.

"Mana ada ege." Ajeng tertawa.

"Lo pasti ngehalu ya?"

Herlina mencoba menyadarkan gadis itu agar berhenti ngehalu bertemu dengan Manu Rios. Omong kosong macam apa ini? Kembaran Manu Rios? Herlina benar - benar tidak percaya dengan Vania.

Ngehalu boleh! Tapi jangan sampai berlebihan. Kadang Herlina merasa kasian pada mereka yang terus berhalu mempunyai suami tampan dan bertemu dengan idolanya. Sangat tidak sadar diri, ckckck.

Vania mendelik kesal pada mereka. "Tau lah, gue bete sama kalian!"

Vania berjalan ke bangkunya seraya menghentak - hentakkan kakinya dengan memasang wajah cemberut. Gadis itu sudah seperti anak kecil.

"Yah, ngambek." ejek Aliya.

Keyla tertawa lalu ikut berjalan ke arah bangkunya.

"Gimana? Enak gak di katain ngehalu?"

Keyla duduk di bangkunya. Menunggu jawaban gadis itu seraya menaikkan alis kanannya menggoda Vania. Keyla tidak akan pernah lupa bahwa Vania juga selalu mengatainya kang halu.

KEYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang