28

1.2K 56 11
                                    

hai, kembali lagi dengan saya.

selamat membaca!

~~~

"Kakak!"

Keyla menghampiri Arvind yang sedang duduk santai sembari menonton televisi. Panggilannya sama sekali tidak di respon membuat Keyla cemas sekaligus kesal sendiri.

Cemas karena takut Arvind marah kepadanya dan kesal karena panggilannya sama sekali tidak di respon.

"Kak--"

"Sana mandi terus ganti seragam." sela Arvind lebih dulu.

Keyla tersentak mendengar ucapan Arvind, sudah seperti Kirana saja. Tak ingin menuruti ucapan Arvind, gadis itu tetap duduk di samping Arvind dan mengguncang lengan pria itu pelan.

"Em Kak." cicit Keyla namun tetap tidak di tanggapi.

Keyla mengernyit heran melihat tingkah Arvind. Padahal saat Keyla masuk, gadis itu berpikir Arvind akan bertanya kepadanya kenapa pulang terlambat, akan tetapi, Arvind sama sekali tidak mempertanyakannya.

"Kakak engga mau nanya kenapa aku pulang telat?" tanya Keyla mencoba memancing Arvind.

Jika benar pria itu acuh, bisa di pastikan Arvind benar - benar marah.

"Gak penting."

Keyla melotot. "Eh, kok engga penting? Aku emang engga penting buat Kakak?"

Arvind tidak menjawab. Pria itu bangkit dan langsung pergi dari hadapan Keyla.

Keyla tak tinggal diam, gadis itu juga bangkit dan berlari menghampiri Arvind yang berjalan menuju kamar. Tanpa Keyla sadari bahwa kini Arvind sudah berhenti di depan kamar mandi.

Arvind berbalik. "Ngapain? Mau ikut masuk?"

Keyla tersentak. "Eh? Engga."

Cepat - cepat Keyla berbalik dan menutup wajahnya, sungguh dia malu sekarang.

Di malam hari, yang biasanya terdengar keramaian karena perilaku Keyla yang terus iseng kepada Arvind kini lenyap.

Sejak Arvind keluar dari kamar mandi, pria itu terus saja diam ketika di ajak bicara oleh Keyla. Sama sekali tidak menganggap Keyla ada.

Sungguh sikap Arvind malam ini membuat Keyla jadi tidak nyaman. Biasanya di malam hari ia dan Arvind pasti akan melakukan sesuatu agar suasana rumah menjadi ramai, seperti menonton televisi sembari bertengkar - tengkar kecil.

Tapi sekarang malam ini terasa berbeda. Arvind bahkan enggan untuk lihat Keyla. Padahal Keyla rasa ia tidak mempunyai salah, bahkan saat di antar oleh Farhan tadi. Keyla pikir Arvind tidak melihatnya, mengingat saat ia masuk pria itu jauh duduk di ruang keluarga. Jadi tidak mungkin Arvind melihatnya.

Kini Keyla mengekori Arvind yang sedang berjalan menuju lantai bawah. Mulut Keyla tak henti - hentinya mengoceh berusaha menarik perhatian Arvind.

"Kakak, marah ya?"

Mungkin Arvind sudah mulai bosan mendengar kata marah yang keluar dari Keyla. Makanya pria itu hanya diam tidak menjawab pertanyaan Keyla.

"Aku ada salah lagi ya, Kak?"

Detik itu juga Arvind berhenti melangkah. Pria itu perlahan berbalik menatap Keyla yang juga ikut berhenti. Keyla mendongak dan melihat tatapan tajam Arvind yang membuatnya seketika bergidik ngeri.

"Kak?"

Arvind menarik napas panjang lalu kembali melangkah menuju sofa. Sungguh pria itu tidak mengerti dengan perasaannya sekarang. Terbakar api cemburu namun masih tidak ingin menyangkal bahwa ia---mulai menyukai Keyla.

KEYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang