19

1.4K 57 3
                                    

hlo? kuharap masih ada yang nunggu. jangan lupa tekan bintang dan komen pren. Jangan diam - diam bae😓

~~~

"Pulang bareng gue aja ya, Key?" ajak Vania saat mereka sudah tiba di parkiran.

Keyla menoleh kaku seraya menggaruk kepala. Pasalnya setiap pulang sekolah Vania selalu mengajak Keyla pulang bersama. Sungguh, saat pulang sekolah benar - benar membuat Keyla jadi was - was sendiri. Bisa saja Keyla menyetujui ajakan Vania. Namun, sekarang ia tinggal bersama Arvind. Keyla tidak ingin Vania menaruh curiga padanya. Keyla butuh waktu untuk membuat Vania benar - benar percaya bahwa Keyla sudah menikah.

"Gak usah Van, gue bisa sendiri kok." cengir Keyla. Gadis itu merasa tidak enak menolak ajakan Vania.

Vania cemberut "Kenapa? Lo selalu bilang gitu waktu gue ajak pulang."

"Ya, s-soalnya gue mau--- mau ke rumah tante gue!" seru Keyla setelah beberapa menit diam.

"Ngapain kesana?" tanya Vania lalu merangkul bahu Keyla. "Gapapa deh, gue antar aja sekalian."

Keyla kembali terdiam. Jika Vania mengantarnya pulang. Bagaimana kalau nanti gadis itu curiga dan melihat keberadaan Arvind? Itu tidak boleh terjadi. Keyla memang ingin mengenalkan Arvind ke Vania tapi ia masih butuh waktu untuk itu. Keyla memejamkan matanya mencoba memikir alasan yang kuat.

"G-gue ada acara keluarga!"

Meskipun heran dengan tingkah Keyla. Vania tetap ngotot ingin mengantar Keyla pulang. Sungguh, ia ingin mengetahui alasan Keyla yang selalu menolak ajakannya. Vania sedikit curiga terhadap Keyla. Sebenarnya apa yang sedang di sembunyikan sahabatnya ini?

"Gak mau tau! Pokoknya gue anter."

Keyla menghela napas lelah. Vania memang sangat keras kepala. Kemudian gadis itu mengangguk. Terpaksa menyetujui ajakan Vania. Daripada Vania marah kepadanya.

Vania tersenyum penuh kemenangan. Gadis itu menarik Keyla menuju motor metik berwarna merah dan memberi Keyla helm.

"Ayo jalan!" seru Keyla. Sepertinya ia harus tetap ceria agar Vania tidak curiga padanya.

Vania mengangguk semangat. Gadis itu menyalakan motornya dan berlalu meninggalkan pekarangan sekolah.

Saat sudah sampai di rumah Keyla. Vania mematikan mesin motornya dan menatap ke sekeliling dengan kening yang berkerut. Kenapa sangat sepi? Bukankah kata Keyla dia ada acara keluarga? Kenapa Vania cuma melihat satu mobil di sana?

"Ini rumah tante lo? Kok sepi?" Vania memicingkan matanya menatap Keyla curiga.

Keyla mengangguk kaku. "Iya, mungkin semua belum datang." alibi Keyla.

Vania semakin memicingkan matanya. Gadis yang memiliki wajah imut itu sedikit mencondongkan badannya agar dapat melihat jelas mata Keyla, ingin menyelidiki apakah benar sahabatnya ini jujur atau tidak. Keyla mundur beberapa langkah kala Vania yang terus menatapnya curiga. Keyla meneguk ludahnya susah payah. Semoga Vania tidak curiga kepadanya.

"Okelah. Gue pulang." Vania tersenyum lebar. Gadis itu menyalakan motornya, lalu kembali menatap Keyla.

"Bye, Keyla." Vania melambaikan tangannya dan menjalankan motornya meninggalkan Keyla yang masih berdiri di depan pagar.

"Hati - hati!" Akhirnya Keyla bisa tersenyum lega.

Gadis itu berbalik dan berjalan memasuki rumah. Sesekali bersenandung kecil. Untung saja Vania tidak menaroh curiga kepadanya. Keyla berjalan menaiki tangga dengan riang. Namun, pada saat tangga ke dua Keyla berhenti kala mendengar suara Arvind.

KEYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang