5

36.9K 2.9K 101
                                    

Akibat dari teriakan Cia yang sunguh blak blakan dan tanpa tau malu membuat otak para siswa/i traveling seketika, dari dulu sampai sekarang ucapan Cia sunguh tak ada filternya. Menurut mereka, Cia itu orangnya asik tapi setelah kehadiran protagonist utama wanita membuat sifat Cia berubah drastis.

Yang mana membuat mereka enggan untuk berdekatan lagi seperti dulu. El yang melihat Cia bahagia tanpa menempeli Kevan pun tersenyum hangat. Akhirnya, sahabatnya ini bisa berubah tanpa mengejar ngejar seseorang yang bahkan tak peduli pada dirinya.

Berjalan mendekat kearah meja Cia yang sudah berada dibelakang tanpa memperdulikan tatapan aneh dari sahabatnya.

"Btw Ci, Bandar bok*pnya udah dihapus sama pemerintah, jadinya kita nggak bisa nonton 'itu'." bisik El yang sudah berada dekat dengan Cia. Cia yang mendengar itu pun sontak berdiri dan memukul keras mejanya.

Brak!.

"YANG BENER LO?!! NGGAK BO'ONG 'KAN?!!." gebrakan Cia yang begitu keras mampu membuat siswa/i dikelasnya menoleh dan bertanya tanya dibatinan. El hanya mengelus dada bidangnya sabar.

"OY, PAK SUGAR DADDY DATANG!." triak salah satu siswi kala melihat guru yang dipanggil 'pak sugar daddy' datang untuk mengajar. Dari panggilannya saja sudah membuat kaum hawa memekik senang.

Guru tersebut berjalan dengan langkah tegas serta berwibawa tatapan tajamnya serta wajah datar adalah ciri ciri guru tersebut, untuk panggilan 'pak sugar daddy' adalah Cia dulu yang menamainya saat citranya masih baik.

Sean William Scott adalah nama guru mapel ipa. Semua siswa/i segera duduk manis dan tenang. Tatapan Sean jatuh kearah gadis kecil yang menatapnya berbinar cerah menurutnya gadis itu sangat imut.

El yang melihat tatapan gemas dari Sean pun langsung menangkup pipi Cia tangan yang satunya menutupi mata Cia agar tak jelalatan. El sudah tau kalau sahabat kecilnya ini penyuka cogan garis keras!.

Cia langsung saja memberontak. Tangan mungilnya berusaha melepas tangan El yang berada dimukanya. Hoodie yang dikenakan El kini sudah menutupi muka Cia sebagai pengganti tanggannya.

Bibir Cia mengkerucut lucu serta ia sangat kesal karna atas apa yang baru saja dilakukkan sahabatnya ini. Guru itu, memalingkan mukanya kearah lain tak kuasa akan keimutan Cia, ia tadi juga sempat terkekeh tapi hanya sebentar.

Dimeja lain, ada seseorang yang menatap kejadian tadi dari awal sampai akhir. Entah mengapa jantungnya tiba tiba saja berdenyut sakit, tanggannya meremas kuat ujung bajunya hingga kusut.

'Kok sakit 'ya? Lebih sakit dari pada diseruduk banteng.' batin seseorang tersebut sambil menggelengkan kepalanya pelan.

***

Cia saat ini tengah berjalan menuju kantin bersama sahabatnya. Banyak cibiran serta pujian yang Cia dapatkan tapi ia hanya acuh tak acuh dirinya lebih memilih melanjutkan jalannya.

El yang sedari tadi menatap tangan mungil Cia sambil berjalan, tangannya tiba tiba teranggkat menggengam erat tangan Cia. Cia tersentak kaget kala ada sesuatu yang mengganjal ditangannya sontak kepalanya mendongak mendapati El yang tersenyum tipis.

"Biarkan, tangan ini menyatu seperti... dulu." seketika Cia terdiam karna ucapan El yang tersirat rasa kerinduan begitu dalam. Bahkan, mereka berdua tak sadar bahwa saat ini keduanya telah sampai dikantin yang begitu ramai.

Mereka semua, menatap kedua orang yang baru tiba dikantin dengan berbagai pandangan, El dan Cia bagaikan pasangan serasi ada yang mengira bahwa mereka berdua pacaran, nyatanya tidak! hanya saja hubungan keduanya merujuk ke sahabat rasa pacar.

Keduanya segera berjalan kemeja kosong dengan tangan yang masih senantiasa bergenggaman saling melilit antara satu sama lain dengan erat. Cia duduk bersebelahan dengan dinding, ia lebih suka memojok.

Sedangkan El, ia hanya berdiri tanpa ada niatan untuk duduk. Cia yang melihat itupun segera mengeluarkan suaranya.

"El, Kenapa nggak duduk?." tanya Cia dengan raut kebingunggan yang kentara sekali diwajahnya.

"Mau pesenin buat Cia. Jadi, Cia mau pesen apa?." Cia yang mendengar itupun akhirnya paham segera saja ia berpikir makanan apa yang cocok untuk mengenyangkan perutnya ini.

"Seblak sama minumannya jus jeruk tapi El yang traktir!." ucap Cia bersemangat dan tanpa tau malu ia meminta ditraktir. El hanya mengeleng pelan untuk soal mentraktir tidak apa apa, itu tidak akan membuatnya bangkrut. Segera saja ia pergi ke stand makanan.

"Halo tuan! Selamat anda mendapatkan misi pertama!." ucap sistem yang langsung merubah wujudnya menjadi hologram menampilkan sebuah misi yang akan dikerjakan tuannya. Cia cukup terkejut akan kedatangan sistemnya yang tiba tiba.

"Misi:Mengcaper kepada guru dingin yaitu, Sean William Scott.
Hadiah:Berupa pewangi rambut agar bersih, kiclong, wangi dan terhindar dari kutu.
Penalty:Kesurupan setan alay, jablay, lebay serta menor."

Yes/No

***

Saat ini, Cia sedang berjalan dikoridor yang cukup sepi, siapa tau siguru itu ada disini. Mata Cia tak sengaja menangkap seseorang yang sedang berjalan sambil memegang buku yang cukup banyak.

Menyeringai lebar yang terukir dibibir cantiknya. Sepertinya, ia mempunyai ide brilian. Cia segera berlari menuju seseorang yang diyakini adalah gurunya, Sean.

Menabrak tubuh Sean dengan sengaja alhasil buku yang dipegang Sean berjatuhan dilantai. Sean segera melihat siapa pelaku yang berani menabraknya, ia ingin marah tapi tak jadi karna melihat Cia yang begitu cantik serta imut.

"Pak sugar daddy, Cia minta maaf  'ya! Cia nggak sengaja!." ucap Cia dengan tampang memelas dan telunjuknya ia satukan dengan telunjuk kirinya.

"Sebagai permintaan maaf, kamu bawa buku saya sampai keruangan punya saya, paham!." ucapnya mutlak dengan nada tegas. Cia hanya mengganguk dan mulai memungguti buku buku yang berjatuhan.

"Aduh pak ini berat, bapak setengah saya setengah, oke!. " Cia langsung memberikan setengahnya kepada Sean. Sean berdecak kesal tapi tak urung dia juga menerimanya.

"Pak! Apa bedanya bapak sama makanan?!." ucap Cia disela sela keheningan. Sepertinya Cia ingin mengombal.

"Saya tidak tau, emang apa bedanya?." ucap Sean sambil mengkerutkan alisnya.

"Nggak ada bedanya, sama sama enak!." rona merah tiba tiba saja timbul dipipi sean segera saja ia menutupinya dengan buku. Cia yang melihat itupun terkekeh lucu akan tindakan gurunya yang malu malu kucing.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju tempat Sean. Sepertinya, Cia melupakan sahabatnya yang tengah memesan makanan.

Disisi lain, El yang baru datang dengan pesananya seketika panik tidak mendapati Cia yang hilang entah kemana lalu dirinya melihat pesanan mereka berdua yang masih panas.

"Cia kemana lagi trus ini makanan gimana nggak dimakan sayang 'kan."

"Enaknya nih makanan buat siapa?."

________

Penulis:NVL.EL

Transmigrasi Aleciana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang