4

39K 3K 215
                                    

Brum Brum Brum.

Deruman mobil memasuki gedung sekolah SMA ANTOSETRES HIGH SCHOOL atau yang biasa disingkat 'AHS'. AHS adalah sekolah yang mempunyai fasilitas lengkap serta mewah, banyak yang ingin masuk kesini walaupun biayanya tinggi. Alur novel kebanyakan terjadi di sekolah.

Bahkan atensi siswa/i teralihkan yang tadinya menatap Prince School kini menatap mobil putih mengkilat karna tersinari cahaya. Siswa/i begitu antusias menunggu siapa pemilik mobil tersebut.

Cia menuruni mobil bagaikan kecepatan kilat membuat rambut hitam sepinggang menutupi wajahnya. Zidan yang masih didalam mobil pun terbengong karna aksi Cia yang menurutnya begitu cepat.

Mereka semua terdiam membeku karna dari aura Cia menampilkan bahwa didepan mereka semua ini bagaikan malaikat tak bersayap walaupun mukanya tertutupi oleh rambut.

Mendongak serta merapikan rambut yang membuat dirinya terganggu, sepertinya kedatangan dirinya membuat satu sekolah mimisan massal dan pingsan. Apakah dirinya secantik itu hingga membuat siswa/i mimisan dan pingsan? Pikir Cia dalam batinan.

Berbalik menghadap mobil abangnya kemudian menyembulkan kepalanya dikaca mobil. Tersenyum tipis menatap mata abangnya yang juga menatap dirinya dengan tatapan lembut.

"Belajar yang rajin, nih 30jt harus habis dalam sehari kalau nggak abang kasih 60jt lagi, paham baby girl?." ucap Zidan sambil menyodorkan uang kepada Cia, Cia sendiri hanya mengganguk dan tangannya mulai mengambil uang dari tangan Zidan.

Cia bahkan nampak tak terkejut, karna dikehidupannya dulu pun tak jauh berbeda dengan yang ia alami sekarang tapi lebih parahnya lagi ketika ia masih menjadi Cia dulu yang sudah bersuami. Suaminya bahkan tak segan segan memberinya uang 500jt satu hari untuk Cia habiskan jika Cia belum menghabiskannya maka akan ditambah blackkard serta uang 100jt.

Setelah kepergian Zidan, Cia diam tak berkutik sepertinya ia lupa dimana letak kelas yang akan ia tempati sekarang. Mata Cia berkeliaran kesana kesini guna mencari orang yang mungkin ia kenali, bisa ia lihat sahabat kecilnya yaitu, Elbarack.

Segera saja ia melangkahkan kakinya mendekati rombongan protagonist pria dengan perempuan yang sedang dihimpit, saat ia akan sampai tiba tiba saja dirinya dikejutkan oleh suara sistem.

"Berhenti tuan! Tolong lihat kebawah ada live semut yang sedang naena!." ucap sistem yang membuat Cia melihat kebawah dan berjongkok guna melihat dengan jelas seketika dirinya berbinar senang.

"Apa yang kau lakukan? Apa kau ingin berdrama! Mimpi saja! dramamu bahkan terlihat menjijikan." ucap seorang protagonist pria utama yaitu, Kevan dengan menatap sinis Cia yang masih berjongkok.

Cia mendongak menatap Kevan yang senantiasa menatap dirinya dengan sinis, ia juga sedikit terpesona oleh ketampanan Kevan tapi masih tampanan suaminya. Merubah tampangnya menjadi nyinyir dan berdiri membersihkan roknya yang sedikit terkena debu.

Mengacuhkan ucapan Kevan, ia segera melihat kearah El yang nampak terkejut akan perubahan dirinya, jujur ia terpesona akan kecantikan yang dimiliki sahabat masa kecilnya.

'Wuih cogan guys! Sabilah bolehlah buat jadiin selingkuhan!.' batin Cia melihat El tanpa berkedip sekalipun dan menggeleng pelan, seakan ingat ia segera bertanya kepada El.

"El, kelas Cia dimana yah?!." ucap cia dengan tampang polosnya dan mengedipkan satu matanya kearah El. El tampak bingung dengan ucapan Cia, bukankah Cia tau dimana kelasnya berada? Pikir El dalam batinan.

Semua yang mendengar itupun terkejut dan menatap Cia tak percaya. Cia memutar bola matanya malas. Oh, ayolah dirinya sudah mulai kepanasan.

"Bukankah Cia ingat dimana letak kelas Cia? Kenapa bertanya kepada El?." ucap El dengan lembut serta tersenyum tipis.

"Hehe Cia lupa." jawab cia dengan menggaruk tengkuknya serta cenggengesan yang memperlihatkan gigi putihnya. Semua yang melihat Cia hanya menahan nafas, karna menurut mereka Cia begitu cantik.

"X MIPA 2." senyum miring pun tercetak samar samar dibibir Cia. Entahlah, jika Cia mendengar kata Ipa ia akan bersemangat, apalagi mengikuti pelajarannya. Jika, dibandingkan dengan pemilik tubuh ini, Cia yang sudah mati tidak suka akan pelajaran ipa diotaknya hanya ada Kevan, Kevan dan Kevan, bucin? Memang!.

"Kalian berdua ada hubungan, apa?." celetuk tiba tiba dari seorang pemuda bernama Darren Huitama. Darren adalah sahabat dari Kevan sekaligus bucinnya Rere, tapi entahlah untuk sekarang ia belum ada perasaan terhadap Rere.

"Kita?." ucap mereka berdua dengan serempak tersenyum mysterious, menatap lekat pemuda didepan mereka. Darren mengganguk penasaran.

***

Kelas X MIPA 2 sekarang tengah digemparkan oleh kedatangan Cia yang menurut mereka Cia itu sudah berubah, buktinya saat ini ia tengah mengotong meja serta kursi, prik? Emang.

"CIA LO MAU APAIN TU MEJA? BALIKIN WOY! DIBELAKANG MASIH ADA MEJA!!." triak seorang ketua kelas yang bernama jamet. Cia yang mendengar itu segera menurunkan kursi dan menatap ketua kelas.

"Lo 'kan bisa pindah ditempat trio CCS." lanjut sang ketua kelas dengan dagu yang menunjuk tempat trio CCS. Trio CCS yang biasa disebut Cantik, Centil, Seksoy, menurut kelas mereka trio CCS tersebut sangat jujur tidak seperti cewek lainnya yang bermuka dua. Sebenarnya, geng ini tidak ada mungkin karna kedatangan Cia semuanya berubah atau baru beberapa?.

Trio CCS yang mendengar ucapan tersebut sontak menoleh secara bersamaan dengan tampang menggoda dan berlari sebelum itu mereka bertiga berteriak menyebut panggilan geng mereka.

"TRIO CCS!." triak sang ketua bernama lonhtre skey kepada dua temannya.

"YA, KETUA!." triak mereka berdua secara bersamaan. Dua orang itu, bernama jhalang jhahanem dan bitches mamalemon.

"SERBU!." triaknya lagi dengan berlari menghampiri jamet. Jamet yang melihat itupun gelagapan, ia bahkan tidak tau kesalahannya dimana kenapa malah sekarang ia seperti santapan singa betina.

Cia kini sibuk memindahkan kursi dan mejanya kebelakang tanpa memperdulikan tatapan aneh dari semua siswa/i. Protagonist pria yang baru saja masuk kelas pun dibuat bingung akan tingkah Cia.

Semua sahabat Kevan pun dibuat bingung biasanya Cia akan senang jika berdekatan dengan Kevan atau bahkan menempelinya seperti perangko. Jujur saja, mereka kasian terhadap Cia yang selalu diperlakukan semena mena.

"EL, YUHU KITA NONTON ORANG NGEN*OD YUK!!."

"TOBAT CIA!."

_______


Penulis:NVL.EL

Transmigrasi Aleciana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang