34

9.1K 713 29
                                    

Awan cerah menghiasi langit, pada pagi hari ini. Cia sedang melakukan aktivitas paginya dengan berjonging mengitari halaman rumah yang luasnya mungkin kira kira sekebon binatang.

Kemarin, dirinya diperbolehkan pulang pada malam hari. Sedangkan para abang abangnya sedang berjemur dikolam renang sambil menikmati air kelapa yang dipetik Altares.

Tin!

Tin!

Cia berhenti tepat didepan gerbang. Karna mendengar suara mobil akhirnya dirinya menghampiri yang ternyata itu Boy.

"Baby girl." pangil Boy dari dalam mobil sehabis menurunkan kaca.

"Why?." alis Cia terangkat.

"Kamu lupa sayang, hari ini kamu akan datang kerumah orangtua aku." tampak ekspresinya cemberut.

"Nih. Kamu pake 'ya?." Boy mengedipkan matanya beberapa kali.

Cia menerima kotak kardus berukuran kecil setelah membuka gerbang. Dia juga agak terkejut, dirinya kira bertemunya nanti sore atau malam.

"Aku tunggu disini 'ya!." serunya, Cia hanya mengganguk dan berbalik menuju rumahnya.

Membuka kotak kardus tersebut. Isinya dress putih selutut dengan hiasan pita dipinggang dan pita kecil dibagian kiri dada. Dengan aksesoris kalung kupu kupu lalu high heels. Lengkap pokoknya mah.

"Cantik!." lirih Boy terpesona pada Cia yang tengah membuka gerbang.

"Boy ngomong apa?."

"Bukan apa apa." Boy keluar membukakan pintu mobil untuk Cia dibagian sebelah pengemudi.

"Silahkan masuk, princess." Cia masuk dan duduk. Boy berputar lalu masuk dengan gerakan kaku, ia memasangkan sabuk pengaman untuk Cia.

Boy menjalankan mobilnya setelah memasang sabuk pengaman untuk dirinya. Dalam perjalan hanya ada keheningan namun, hanya ada suara dari musik yang disetel.

Diraih tangan Cia secara perlahan lalu mengecupnya berulang kali.

"Liat kedepan, Boy!." tegur Cia.

"Iya sayang."

_______

"Mah."

"Eh Boy, liat deh mantu mamah cantik banget 'kan." cerocos Mamah Boy yang bernama Griselda dan Papahnya bernama Bagas.

"Hai sayang. Kita ketemu lagi." namanya Ninunana si tante tante dengan bibir berwarna hitam pekat, bedak entah berapa senti, alis yang tebal karna... Karna... Apa itu yang item item?.

Boy bergidik ngeri dan memutuskan duduk jauhan dari si tante tante.

"Ayo deh kalian jangan jauhan masa mau tunangan jauh jauhan." Mamah Griselda terkikik geli.

"Bener tuh, ayo nempel lagi." tambah papah bagas.

Boy tetep diam sedangkan Ninunana dengan malu malu mulai sedikit demi sedikit bergeser.

"Stop! Stop! Diem disitu gue nggak mau terinfeksi virus." ucap Boy.

"Eh diem! Didiemin malah ngelunjak ya!." ucap Boy lagi ketika Ninunana nekat mendekati dirinya.

"Udah deh mah. Boy udah bilang kalo Boy punya pacar." Boy memeluk pinggang ramping Cia erat, bahwa Cia miliknya.

"Ohh!."

"Apa pacarmu bisa masak? Bisa lakuin kewajiban sebagai istri? Bisa layani suami diranjang pagi, sore, malam?." seringaian licik ia berikan untuk Boy.

"Tentu saja bisa! Dia bahkan sangat berbeda dari kebanyakan wanita diluaran sana, mah!." ucap Boy cepat.

Transmigrasi Aleciana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang