Akhrinya setelah acara suap suapan kini Cia sudah sampai digerbang sekolahnya dengan Daddy Al yang mengantar mengunakan motor sport miliknya. Cia melompat dan mendarat dengan sempurna. Daddy Al yang melihat itu tersentak kaget, matanya menatap khawatir anaknya.
Ctak!.
"Awh! Daddy!." galaknya menatap sengit sang Daddy Al.
"Mangkanya jangan bikin Daddy khawatir sama kelakuan kamu itu!." ucapnya sambil meniup niupkan jidat Cia yang tadi ia sentil dan mengusapnya dengan jempol besarnya.
"Udah, nggak sakit lagi 'kan?." tanyanya yang kemudian tangannya terangkat mengusap rambut Cia. Cia menggeleng sebagai respon.
"Yaudah sana masuk nanti telat loh." ucapnya memerintah agar Cia masuk sekolah. Cia mengganguk menurut sebelum itu ia bersalim dulu kepada daddynya agar diangap baik dan tidak dibuang karna sikapnya yang bar bar.
Dirinya berjalan dengan santai bahkan langkahnya ia lebar lebarkan menggingat jalan masuk kesekolah sangat sepi walaupun ada beberapa anak yang keluar masuk sekolah. Daddy Al yang memang belum sepenuhnya pergi hanya terkekeh gemas dengan kelakuan anaknya.
Setelah Cia menghilang dari pandangannya, ia langsung pergi melajukan motornya membelah jalan yang cukup padat kendaraan. Kini posisi Cia berada didepan pintu. Otak kecilnya tiba tiba terlintas ide jail. Dia berniat mengejutkan semua orang yang berada didalam.
Dirinya dengan iseng mulai membuka perlahan lahan pintu. Suara decitan pintu tersebut mampu membuat atensi siswa/i teralihkan, mereka berpikir bahwa yang membuka pintu adalah guru. Dengan perasaan was was dan panik mereka semua berlari ketempat duduk masing masing.
"Ciluk, Baaaaa...!." nonggol Cia dengan mengejutkan mereka semua. Cia yang melihat wajah para siswa/i dibuat ngakak sambil memegang perutnya saking ngakaknya.
"Ciaaaa!." seru mereka menatap Cia marah dan bersiap melempari kertas yang sudah dibulatkan.
"Bikin kaget aja lo, dasar supainem!." ucap siswa menatap Cia yang menyengir lebar.
"Dasar bocah, balik sono ke planet mars!." cetus siswa lainnya dengan mengusap dadanya sabar. Cia menoleh kearah siswa itu dengan lidah yang ia julurkan kedepan, menatap mengejek.
"Hehe 'ya maap." ucapnya kepada mereka semua.
"WOY! WOY! BU LELE DATANG!." teriak siswa yang membuat Cia segera berlari ketempat duduknya. Bu Lele adalah pangilan dari kelas cia karna bu Lele seorang peternak ikan lele yang usaha sangat maju sekarang dibandingkan tahun tahun sebelumnya.
Bu Lele yang ternyata datang bersama seorang pemuda disampingnya. Bu Lele berdiri menatap mereka semua dan mulai berbicara saat kondisinya sudah mulai tenang.
"Jadi, anak anak disini saya akan menyampaikan bahwa kalian kedatangan teman atau murid baru dikelas kita." ucapnya yang mana membuat kelas menjadi ramai karna murid baru itu tampan.
"Silahkan nak, perkenalkan namamu." ucapnya mempersilahkan pemuda tersebut yang dibalas anggukan sopan.
"Hai, perkenalkan saya Vincent Haidar, pindahan dari luar negeri." ucapnya sopan serta riang.
"Baik, Vincent kamu boleh duduk disebelah meja Cia." ucap bu Lele.
"Cia!." pangil bu Lele sedikit berteriak. Cia langsung duduk dengan tegap sembari menggangkat tangan keatas. Bu Lele menunjuk Cia yang sudah mengangkat tangan. Vincent yang melihat itu mengganguk mengerti dan berterimakasih kepada bu Lele lalu berjalan mendekat kearah meja sebelah yang dekat dengan Cia.
"Hai, kita ketemu lagi." ucap Vincent yang sudah duduk dan menyapa Cia. Wajah Cia membuat Vincent sangat terpesona walaupun ia sudah melihatnya. Cia menoleh dengan senyum manis.
"Hehe, iya." jawab Cia. Degup jantung Vincent mengila, ia memainkan jari jarinya karna saking malunya serta gugup. Baru kali ini ia merasakan perasaan aneh apalagi jantungnya yang ikut berdetak.
"Liat kedepan Cia!." tegur El yang merasa terabaikan oleh Cia, ia cemburu pada dua orang itu. Cia memutuskan kontak mata dengan Vincent dan mulai mengikuti pelajaran yang sempat tertunda.
"Baik. Anak anak ibu akan tugaskan kalian untuk maju kedepan dan berpuisi tanpa membaca buku!." ucapnya membuat siswa/i mendesah kecewa. Bu Lele memangil para siswa/i secara bergantian.
"Kevan, maju kedepan!." pangilnya.
"Kevan nggak ada bu." jawab siswa tersebut.
"Kemana dia?." tanya bu Lele.
"Mati kali bu." jawab Cia dengan ngawurnya.
"Yasudah, El maju kedepan." kini giliran El yang maju. Ia melangkah maju kedepan dengan tampang dingin. Dirinya masih cemburu.
Doa
Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?
Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama
meningkat naik, setelah menghalaukan panas payah terik.
Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan, melambung rasa menayang pikiran, membawa angan ke bawah kursimu.
Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap malam menyirak kelopak.
Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu.
Penuhi dadaku dengan cayamu, biar bersinar
mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu!El berpuisi dengan sempurnanya tapi matanya selalu menatap Cia yang ternyata mendengarkan puisi dengan baik membuatnya senang tak karuan.
"Terimakasih." katanya dan kembali ketempat duduk. Tepuk tangan banyak diberikan oleh siswi, mereka terlalu terlena setiap kata demi kata dari El.
"Vincent, silahkan maju!." pangilnya tanpa memandang bulu maupun itu anak baru atau bukan. Karna Vincent baik serta penurut, ia maju dan mulai berpuisi.
Asaku
Berlari
Ku tembus duri
Bersama ceritaku yang tak bertajuk
Kemarin...
Kugapai kau
Dalam redup senja
Bersama resahku yang tak berarah
Kini...
Ku peluk kau
Dalam rangkaian matahari, bintang, dan bulanku
Bersama nyanyian rinduku
Esok
Ku sematkan kau
Dalam degup jantungku...
Dalam denyut nadiku... lalu...
Ku ajak kau terbang
Menuju indah dunia kita
Selamanya...Prok prok prok.
Tepuk tangan kali ini lebih meriah dari puisi El. El mengepalkan tangannya ketika melihat Cia yang terpesona bahkan terlena akan puisi yang diucapkan Vincent.
"Sialan, sainganku bertambah!." desis El dengan tajam.
"Ya, kita pangil Rere!." kini giliran Rere. Ruangan menjadi senyap mengetahui bahwa Rere ada dirumah sakit dan yang tau hanya siswa/i.
"Dimana Rere?." ucapnya lagi yang tak mendapati jawaban dari murid muridnya.
"Dimakan lele bu." jawab Cia. Sepertinya Cia ada dendam dengan yang namanya Rere.
"Aku ih ada ih disini ih..." ucap Rere.
__________
Penulis:NVL.EL
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Aleciana [END]
FantasíaWarning Area!!!=Berbau ++/dewasa, terdapat kata-kata kasar, umpatan, kekerasan, bahasa campur, kissing, skinship!. Start:27 -2 -2022 Finish: 3-7-2022 Status:[END] ------------------------------------------- "AAAAHKK!!. " triaknya menggema diruangan...