19

14.6K 1.2K 53
                                    

"Aku ih ada ih disini ih." ucap Rere yang tengah duduk dikursi roda dengan Kevan yang mendorong dari belakang. Sontak para siswa/i menoleh kearah suara yang familiar. Mereka terkejut dengan keadaan Rere yang terbilang memprihatinkan.

Hahaha.

Tawa semua murid yang melihat muka gosong milik Rere. Bu Lele juga tak tahan dan ikut menertawakan wajah Rere. Tangan Rere mengepal erat, ia ingin sekali menangis dengan rasa malu. Ia malu mempunyai wajah gosong. Pokoknya ini salah Cia, sialan itu!.

"Cia, semua ini ih salah ih Cia." gumamnya kecil sembari menundukan kepalanya. Rahang Kevan mengeras, urat urat dilehernya terlihat bahkan menambahkan kesan ngeri kecuali Cia yang terkagum kagum.

"DIAM!." marah Kevan membuat semua murid terdiam menatap takut kearah Kevan yang mengepalkan tangannya. Mereka menelan ludahnya kasar. Takut dengan aura yang dikeluarkan Kevan.

"Yah, Kevan nggak mati, gagal dong dapet nasi kotaknya." ucap Cia dengan tampang murung. Semua orang menahan nafas kala Cia berbicara seperti itu dengan keadaan Kevan yang sedang marah. Salah satu pemuda, ada yang terkekeh kecil mendengar ucapan Cia.

"Sudah, sudah. Rere dari mana aja kamu, kenapa baru masuk?!." garang bu Lele sembari memukul mukul pengaris ketangannya.

"A-anu ih Rere dari ih rumah sakit ih." takut Rere. Bu Lele hanya menghela nafas kasar dia mulai mengarahkan Rere untuk ikut berpuisi didepan. Kevan mendorong Rere menuju tengah tengah dan berjalan agak jauh dan berdiri melihat kekasihnya dengan lembut. Lirikan matanya selalu tertuju pada Cia yang mengobrol dengan dua pemuda. Haish...

Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu-sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Rere berpuisi dengan wajah bangganya, ia sudah menyiapkan puisi ini bahkan menggingatnya. Para murid bukannya bertepuk tangan, mereka malah memegang perutnya sembari menahan tawa.

"Jalang nggak tuh." celetuk Boy sambil memakaikan topi hitam dikepalanya dan keluar meninggalkan Kevan yang menatapnya nyalang. Rere tersenyum senyum sendiri melihat para murid tersenyum. Padahal, sedang menahan tawa.

"Murid terakhir, yaitu Cia!." Cia berjalan berdadah dadah bagaikan dirinya ikut fashion show dikarpet merah panjang. Para murid hanya menatap datar dan memutar bolanya malas. Kaki rere terangkat dan membuat Cia menginjaknya.

"Ups! Keinjek yah? Ahaha sorry nggak liat." bisik Cia dengan suara mengejek.

"Sifat aslinya udah kebongkar sekarang 'ya? Dasar muka gosong." bisik Cia yang membuat Rere mengepalkan tangannya, gigi gemelatuk menahan amarah.

"Gue ih bakal bikin ih lo menderita!." bisiknya menatap tajam Cia.

"Ngomong aja masih kaya tikus kejepit, belagu banget mau bikin gue menderita." sarkasnya membuat Rere terdiam. Cia mulai berpuisi.

Oh my darling
Kapan kau akan menikahiku?
Tubuh ini butuh pelukan kepastian
Ingin merasakan otot otot besarmu
Pada malam pertama
Ingin merasakan pen!smu yang besar
Oh darling
Aku ingin bercumbu denganmu
Menikmati desahan merdu bersama
Rasa hang-.

Ucapnya terpotong kala mereka semua berteriak. Bibir Cia mengkerucut sebal. Padahal, dirinya belum selesai membacakan puisi hasil pemberian sistemnya.

"WOY! ITU PUISI KOK VULGAR BANGET LOCHHH!." teriak para siswi berkomentar tentang puisi yang diucapkan Cia.

Cia memutar bolanya malas dan berjalan sambil mengibaskan rambutnya kebelakang.

__________

"Selamat tuan misi anda berhasil!." ucap sistem menampakan diri menjadi hologram. Kini posisi Cia sedang berada dibelakang sekolah dengan nampan yang berisi makanan. Sepenggal kisah Cia yang menerima misi dari sistem. Saat Cia tengah asik bercanda gurau dengan kedua pemuda, Cia malah terkejut mendapati hologram yang berada didepannya menampilkan misi dadakan dari sistem.

"Misi:Mencari tau sifat asli Rere.
Hadiah:Pewangi bulu ketek.
Penalty:Menjadi orang gila dalam sehari."

Yes/No

Cia yang melihat itu menatap datar sistem dan memilih mengerjakan tugasnya. Dari situ Cia menginjak kaki Rere dan berbisik guna memancing amarah agar sifat asli Rere ketahuan walaupun yang tahu hanya dirinya saja. Itulah sepengal kisah Cia.

"Ya. Bisa terapkan hadiahnya?." ucap Cia sambil menyeruput es teh anget yang dibelinya dikantin.

Ting!.

Pewangi bulu ketek diterapkan!.

Cia mencium ketiaknya yang ternyata sudah wangi bahkan wangi buah buahan. Jempol Cia terangkat kedepan kepada sistem seperti berkata 'Good job'.

Aaakhhh dasar sialan!.

Cia tersentak kaget kala ada yang berteriak begitu kencang bahkan ada umpatan. Dirinya mengenal suara ini, ini suara seorang pemuda tapi dari mana asal suara itu?.

"Sistem asal suaranya dari mana dah?." tanya Cia cepat cepat menghabiskan makanannya

"Oh, itu tuan. Berasal dari dekat gudang sebelah kanan." ucap sistem memberitahukan asal suara tersebut kepada Cia. Cia mengganguk dan berterimakasih lalu ia berjalan menuju gudang sebelah kanan.

Ia mengintip dari belakang pohon mangga. Dirinya terkejut lagi yang berteriak tadi adalah Boy. Penampilan Boy sekarang sudah acak acakan entah apa yang terjadi ketika Boy keluar kelas tadi. Cia sedikit mundur tapi dirinya malah menginjak ranting kayu.

Krek.

"Keluar, aku tau kau ada disini Cia." ucap Boy melirik keberadaan Cia.

"Ups! Ketahuan." Cia bergumam dan menonggol dari balik pohon mangga dengan menyenggir lebar. Cia berjalan mendekat kearah Boy.

"Ehehe. Boy kenapa? tadi Cia denger Boy teriak, emang ada masalah apa Boy?." tanya Cia penasaran dengan mata berkedip kedip lucu melihat Boy. Boy nampak menghela nafas kasar.

"Cia tau? Boy dijodohin sama tante tante." ucap Boy menatap mata Cia yang membola sempurna.

"Trus, Boy terima nggak?." tanya Cia. Boy menggelengkan kepalanya.

"Cia boleh bantu Boy nggak?." tanya Boy dengan sudut bibir terangkat.

"Bantu apa?." tanya Cia. Perasaannya kini mulai tak enak.

"Jadi pacar bo'ongan Boy supaya Boy nggak dijodohin." jawabnya memegang kedua tangan Cia sembari mengusap pungung tangan Cia menggunakan jempolnya.

"A-Apa pa-car?." gagap Cia. Ternyata benar feelingnya tak salah lagi.

_________

Penulis:NVL.EL

Transmigrasi Aleciana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang