"Woah pada makan makan nih."
Mereka menoleh mendapati Daddy Al, Alfa dan Mars yang mungkin baru pulang meeting dari pekerjaan mereka. Dengan senyum merekah Cia menyambut Daddy Al dengan pelukan rindu.
"Kenapa hm?." tanya Daddy Al menuntun Cia agar duduk disofa meninggalkan Mars yang dengan pdnya masih merentangkan tangan menyambut pelukan Cia.
"Hehe nggak papa cuma rindu." jawab Cia menyengir tak berdosa. Alfa yang masih berdiri menepuk pundak Mars agar tersadar dari pejaman mata.
"Cia nggak meluk lo." ucap Alfa yang mana membuat Mars membuka matanya, tangannya yang terentang segera menurun dengan perasaan sangat sedih.
"Makanya jadi cowok jangan kege'eran." setelah itu Alfa langsung bergabung dengan yang lainnya. Mars mencebikan bibirnya kesal lalu ikut bergabung.
Ting
"Lagi? Benar benar menggangu." gumam lirih Kevan setelah mendapati notifikasi chat dari seseorang yang benar benar ia benci.
"Gue pulang!." katanya berdiri dari duduk sambil melihat Cia dengan tak rela.
"Mau kemana lo?." tanya Samuel.
"Hama." jawabnya singkat lalu pergi meninggalkan mereka semua yang masih menatap pungung Kevan sampai benar benar menghilang.
"Hama? Kevan mau perang sama hama disawah?." tanya Vincent pada diri sendiri yang membuat semua orang memilih diam kecuali Cavino yang orangnya emang nggak bisa diam.
"Iya. Gue kasihan sama Kevan." jawab Cavino dengan tampang iba sambil melihat mereka semua yang sibuk sendiri. Berabe nih kalo sama Cavino mana ngomong kadang nggak difilter dulu lagi didepan bocah polos lagi.
"Kenapa?." tanya Austin yang ikut ikutan. Austin duduk disebelah Vincent.
"Karna masa kecilnya kurang bahagia." jawab Cavino lagi.
"Oh seperti itu." ucap keduanya kompak menatap satu sama lain lalu membuang muka kearah Cavino yang sedang cocolcocol kentang disaus.
"Iya seperti itu." tiru Cavino dengan gerakan menutupi mulutnya menggunakan tangan kanannya. Mulai nggak beres nih kalo lama lama.
"Ekhm Cia, kamu bisa kekamar dulu kita mau bicara hal penting." dehem Daddy Al. Cia mengkerut namun dia mengganguk setuju menuruti perintah dari Daddynya.
Walaupun dihati menerka nerka hal penting apa yang membuat dirinya tak bisa ikut campur? Apakah sepenting itu?. Cia mulai melangkahi anak tangga demi anak tangga namun matanya masih menatap kearah bawah dimana mereka berada dengan senyum manis yang selalu dilayangkan.
Sampai tubuh Cia benar benar tak terlihat hingga mereka mendengar bunyi pintu yang tertutup dari atas menandakan Cia sudah masuk kamar.
"Bukannya kalian bilang seharusnya pertemuan diapartment?." tanya Boy saat menggingat pesan yang dikirimkan El kepadanya pada hari itu.
"Inginnya sih begitu tapi kalian sedang ngumpul disini ya sudahlah." Ujar Mars dan diangguki oleh Daddy Al.
"Kita mulai saja dari pada Cia curiga dan menunggu lama." saat mereka sudah memasang wajah serius, Cavino tiba tiba berdiri membuat kosentrasi hilang seketika.
"Tunggu sebentar!." Cavino segera berlari kearah sakelar lampu dan mematikannya membuat ruangan menjadi gelap.
"Bodoh! Kenapa dimatikan?." tanya Zidan kesal.
"Biar terlihat serem gitu kek cerita horor." sahutnya dari kegelapan.
"Oh ya! Satu lagi!." kemudian mereka mendengar suara orang berlari menjauh membuat mereka bertanya tanya apa yang sedang dilakukan Cavino.
"Tara!." dari dalam kegelapan mereka melihat cahaya berwarna orange kemerahan yang ternyata itu api dan lilin yang dipegang Cavino.
"Ngapain lo bawa lilin?." tanya Boy saat lilin itu diletakan ditengah tengah meja.
"Biar serasa kita lagi ngepet!." serunya dengan tatapan gembira.
"Ya sudah kita mulai!." Daddy Al menghembuskan nafas kasar membuat lilin itu sedikit bergoyang.
"Jadi, jika kalian benar benar mencintai Cia sudikah kalian berbagi antara satu sama lain? Menikah dengan Cia tanpa adanya obsesi semata?."
Mereka terdiam sulit sekali berbagi gadis yang mereka sukai berbagi dengan temannya sendiri. Namun, cinta mereka lebih besar ketimbang ragu atau tidaknya.
"Tapi bagaimana dengan Kevan? Bukankah dia tunangan sah Cia." tanya Samuel.
"Kupikir Cia akan menolak bajingan itu saat pertemuan dihari berikutnya." ujar Daddy Al sangat mantap.
"Jadi...?."
"Ya kami setuju!." kompak mereka.
"Tapi, jika salah satu yang terpilih ikhlaskan sajalah masih banyak perempuan dunia ini." mereka terdian dan meangganguk bersamaan. Gelisah, takut Cia hanya memilih salah satu diantara mereka.
"Baik, pertemuan kali ini berakhir."
"Oh ya mumpung lilinnya masih banyak kita ngepet yang jadi babinya Boy sama Vincent!." usul Cavino dengan senyum jahilnya.
"Ogah! Lo aja sono." tolak Boy mentah mentah.
"Udah mending Cavino nyalain lampunya lama lama Vincent jadi pengap." suruh Vincent sembari meniup lilin. Cavino berjalan dan mematikan lampunya. Semuanya kembali terang tersinari lampu berwarna putih.
"Altares panggilin Cia sana, suruh turun." saat hendak berjalan, mereka semua dikejutkan oleh teriakan Cavino yang memekakan telinga.
"WOY CIA TURUN!." teriak Cavino yang menggelegar dipenjuru ruangan.
_________
Ting
"Tunggu tuan!." Cia berhenti membuka knop pintunya saat sebuah hologram muncul didepannya memperlihatkan sebuah misi.
"Misi:Menyetujui lamaran para tokoh pria.
Hadiah:Penentuan happy ending or sad ending.
Penalty:lenyap dari dua dunia."Yes/No
"Yes." tanpa banyak kata Cia memilih dan turun menuruni tangga dan duduk diantara mereka.
"Cia sebenarnya kita...kita...kita...kita." gugup mereka semua.
"Kita...?." Cia berpura pura bingung. Mereka menghirup nafas dalam dalam dan mengeluarkannya.
"MAUKAH KAMU MENIKAHI KITA?!."
"Menjadi pasangan sehidup semati, mau menjadi istri dari kita dan anak anak kita kelak? Will you marry me?." mereka berlutut memegang setangkai bunga mawar merah.
"Jika kau memilih kita semua ambilah bunga kita semua namun, jika kau hanya mengambil satu kita ikhlas, rela kau menjadi milik salah satu dari kita."
Cia maju mengambil bunga mawar milik Boy setelah itu hening jadi Cia hanya mengambil salah satu dari mereka. Mereka tersenyum kecut namun sesuatu mengejutkan terjadi.
"Cia bakal nikahin kalian semua!."
______
Penulis:NVL.EL
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Aleciana [END]
FantasíaWarning Area!!!=Berbau ++/dewasa, terdapat kata-kata kasar, umpatan, kekerasan, bahasa campur, kissing, skinship!. Start:27 -2 -2022 Finish: 3-7-2022 Status:[END] ------------------------------------------- "AAAAHKK!!. " triaknya menggema diruangan...