32

10.5K 892 32
                                    

"Eh ini 'kan cewek yang panggil ASEAN 'ayang' itu 'kan?." kata Mars menatap Lalita dari atas sampai bawah dan menunjuk Sean.

"Nama gue SEAN bukan ASEAN, sekate kate lu ngganti nama astetok pemberian mak gue." sinis Sean memalingkan mukanya kearah Cia yang diam tak tau harus apa.

"Kira kira ini orang masih hidup kaga 'ya?." Zidan menatap acuh dan benci kearah perempuan yang terbaring dilantai itu. Hampir saja dirinya kehilangan sang adik tercintanya. Kalau sampai kejadian ini terulang lagi, dirinya tidak bisa memafkaan diri sendiri karna lalai menjaga adiknya.

Zidan meraup wajahnya kasar, beberapa kali dirinya sempat menghela nafas panjang dan mengacak rambutnya frustasi.

'Kalo sampe kejadian ini terulang lagi!. Gue Zidan bakal kurung Cia dikamar!.' batin Zidan.

"Coba lu cek nadinya." suruh Mars kepada Alfa yang langsung dituruti pemuda itu. Alfa berjongkok lalu mengulur tangannya dan mengecek nadi Lalita. Tampak raut wajahnya yang serius ketika melakukan sesuatu.

"Pingsan." ucap Alfa dan berdiri dari jongkoknya.

"Trus kita apain nih cewek? Panggil dokter? Sorry gue lagi males triak." tolak Alfa dan Mars secara bersamaan.

"Bawa keruang mayat." suara bariton terdengar, itu Daddy Al yang sedari tadi menyimak percakapan para pemuda.

"Papa mertua ternyata sadis 'ya?." bisik Mars kepada Sean.

"Ho'oh, tapi gue setuju ama sarannya." balas Sean sembari menganggukan kepalanya.

"Gila! Itu cewek lo." kini keduanya sudah tidak berbisik. Mata Mars tampak melotot kaget dengan ucapan Sean.

"Dia bukan cewek gue! cewek gue cuma satu yaitu Cia!." sekelibat tatapan tajam dilayangkan saat Sean mengucapkan kata kata itu bahkan Cia yang sedari tadi diam pun terkejut.

"Cia cewek gue! Bukan cewek lo!." para pemuda yang berada disana dengan lantang mengkalim Cia sebagai miliknya. Kecuali Altares yang tidak paham akan situasi sekarang.

"Papa mertua/Daddy!." terkejut dengan papa mertua dan Daddynya yang juga ikut mengklaim Cia sebagai miliknya. Ini apakah mereka tidak salah mendengar ucapan Daddy Al atau hanya ilusi semata.

'Sistem! Apakah alur cerita sudah melenceng jauh hingga anyer-panarukan?.' batin Cia bertanya kepada sistemnya.

"Benar Tuan. Tak kusangka dicerita ini malah dilengkapi genre incest." jawab sistem tidak percaya dengan perubahan alur cerita.

"Dad, bukannya Cia anak kandung Daddy?." sulit dipercaya bagi Zidan, hingga akhirnya dirinya bertanya. Dalam beberapa hari terakhir ini, ia sering memergoki Daddynya bertingkah seperti seorang yang sedang jatuh cinta.

"Bukan." Daddy Al menjawab tanpa ragu. Rahasia apapun pasti lama kelamaan akan terbongkar seiring berjalannya waktu. Dalam keheningan yang melanda, Cia terkejut. Didalam cerita menceritakan bahwa Daddy Al adalah Daddy kandungnya. Namun, karna memang alur sudah berubah sepenuhnya.

"Cia hanyalah anak angkat sama seperti Zidan dan untuk Altares dia adalah anak dari kakak kandung Daddy yang sudah lama meninggal." tak dapat dipungkiri rasa sesak didada Cia ketika mendapati kenyataan pahit ini. Jelas, jelas sekali ini bukan perasaan darinya namun perasaan dari pemilik asli.

"Dan untuk Kaira calon mantan istri, dia memang istri Daddy namun dalam pernikahan Daddy itu pernikahan antara bisnis. Bisa dibilang, nikah paksa. Jadi, Daddy tidak mencintainya hingga sekarang Daddy masih perjaka." satu kenyataan lagi namun kali ini bukannya melow tapi semua orang malah menahan tawa, entah apa yang lucu.

'Mending Daddy Al yang masih perjaka nah gue setengah perawan setengah lagi udah ternodai.' batin Cia menginggat malam pertamanya yang tidak jadi.

"Lalu, dimana kedua orang tuaku?." tanya Zidan.

"Daddy ingat saat menggangkat kalian dipanti asuhan, Daddy sempat mendengar pembicaraan para pengasuh dipanti mengatakan bahwa kedua orang tua kalian meninggal." Daddy Al menginggat inggat masa lalu.

"Vincent turut berduka cita 'ya." Vincent bersalaman dengan Cia.

"Alfa juga."

"Mars juga."

"Altares juga."

"Zidan juga."

"Daddy Al juga."

"Lah? Kenapa pada salam salaman ke Cia?." bingung Cia.

_______

"Lu tarik kaki kiri dan gue tarik kaki kanan."

"Trus yang pegang kedua tangannya siapa?." bingung orang itu dengan tangan memegang kaki kiri seseorang.

"Kita seret aja." ujar seseorang disebelahnya.

"Kejam." geleng orang itu.

"Yes. Calon mantu dari papa mertua harus kejam." bangganya menyunggingkan senyuman malu malu. Sedangkan orang disebelahnya memutar bola mata malas.

'Cuih! Dasar cinta monyet!.' decih malas orang itu dalam hati.

"Emangnya papa mertua ngerestui hubungan lu. Sedangkan dia incest anjing kali! Hahaha." tawa menjengkelkan dari orang disebelahnya membuat dirinya bungkam, menunduk dengan kaki yang ia mainkan. Sakit hati ini.

Mereka berdua adalah Mars dan Alfa yang bertugas untuk membawa Lalita keruang mayat. Awalnya menolak namun karna diancam tidak boleh bertemu dengan Cia selama lamanya membuat nyali Mars menciut.

Haichu!

"Sialan! Kakinya bau bener. Dasar cewek nggak pernah rawat tubuh, kayanya mandi pun jarang. Makanya kakinya pake Rexona 72jam, biar lo kalo males mandi pake itu aja." dumel Alfa dengan mulut yang terus berkomat kamit membuat kuping Mars panas seketika.

"Diamlah!." tegur Mars merasa malas.

Mereka berdua kembali menyeret Lalita dengan susah payah. Sampailah diruang mayat yang pintunya sedikit terbuka. Diletakan Lalita dilantai bersebelahan dengan brangkar yang diisi mayat.

Hawa dingin menyeruak membuat bulu kuduk berdiri. Mars dan Alfa saling pandang bahwa tugas dari papa mertua sudah selesai. Keluar dengan perasaan lega.

"PAPA MERTUA!." teriak Mars dengan perasaan gembira.

"Sudah kau lakukan tugas itu?." tanya Daddy Al sembari menatap tajam.

"Sudah." mengganguk angguk dengan semangat.

"Cinta itu buta ygy?." tanya Alfa kepada diri sendiri.

"Emangnya lo nggak tertarik sama Cia? Ngerasa pas liat Cia jantung lu nggak degdegan?." tanya beruntun Mars. Bungkam Alfa memalingkan mukanya. Sudah terbukti bahwa dia juga tertarik dengan Cia hanya saja hatinya yang gengsi untuk mengakui.

Ting!.

"Daddy." panggil Cia. Daddy Al menoleh dengan senyuman menawannya.

"Mata cia." senyuman itu luntur digantikan dengan kekawatiran yang amat sangat khawatir.

"Ke-kenapa, sakit?." mata Daddy Al berkaca kaca.

"Bukan..."

"...Cia bisa liat lagi."

_______



Penulis:NVL.EL

Transmigrasi Aleciana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang