Sesampainya mereka dipasar malam El memberhentikan motornya diparkiran dekat para sahabatnya yang sudah sampai duluan.
"Ci, turun kita udah sampe." ucap El sambil menepuk nepuk tangan Cia. Tak ada jawaban dari Cia atau suaranya kurang keras?.
"Cia!." sekali lagi El bersuara dengan nada yang sedikit keras tapi tak ada jawaban juga. Dirinya mulai kalang kabut takut terjadi apa apa dengan Cia.
"Ci lo belum koid 'kan? Huwaaa Cia jangan tinggalin El hikss." isakan terdengar jelas dari bibir El. Cowok memutuskan untuk membuka helmnya dan turun dari motor dengan tangan yang masih memegangi tangan Cia takut terjatuh.
"Dia belum koid El cuma tidur." ucap seorang cowok dengan memutar bola matanya malas sebut saja namanya Boy Raymond. Boy dikenal dengan sifatnya yang berubah ubah seperti bunglon. Wajahnya yang tampan bisa memikat perempuan untuk tunduk kepadanya.
El mengecek nadi apakah benar Cia cuma tidur. Nafasnya yang semula tak teratur kini mulai membaik kala Cianya masih ada. Kalau dipikir pikir ia baru ingat kalau Cia naik motor pasti akan tertidur. Amnesia dadakan si El.
"CIA ADA COGAN YANG NYANGKUT DIPOHON TOGE!." triak El kala mendapati ide cemerlang untuk membangunkan Cia dari tidurnya. Karna terkejut sekaligus linglung Cia bangun dari tidurnya bahkan dirinya hampir saja terjatuh dari motor.
Merapihkan pakaiannya serta rambut yang berantakan walau masih dengan keadaan linglung. Semua orang yang melihat Cia hanya mampu menahan tawanya banyak orang yang melihat mereka bahkan ada yang memvideo.
"Mana, mana cogannya?!." celingak celinguk melihat sekitar yang terlihat ramai. Cia baru sadar bahwa ia dibohongi oleh El. Jangan sampai tendangan mautnya mengenai aset berharga milik El.
"Enggak ada." ucapnya dengan wajah tak berdosa yang kentara sekali. Matanya menatap tajam El lalu turun dengan susah payah. Gue smackdown lama lama lu El!. Batin Cia sambil mengangkat jari tengahnya kedepan muka El.
Amarah Cia mereda kala ia melihat banyaknya pemuda mana ganteng ganteng lagi 'kan jadinya semangat. Matanya bahkan sudah berbinar binar cerah.
"Ngapain lo disini? Pulang sana nggangu pemandangan aja." Altares berucap dengan nada sinis tanpa perasaan dia juga mengusir Cia dengan gerakan tangan seperti mengusir ayam. Cia juga tak kalah sinis dengan abang keduanya ini maksudnya abang Cia asli.
"Lo lupa apa amnesia? Jelas jelas ini tanah gue yang dikasih Daddy." ucapannya kini sudah dalam mode dingin. Rere yang sedari tadi diam akhirnya terkejut bukan main. Benar apa kata Cia bahwa tanah ini adalah miliknya seketika ia bungkam tak tau harus berkata apa lagi lidahnya kelu serta dadanya berdenyut sakit kala Cia berucap dengan dingin kepadanya.
"Udah ih nggak ih usah ih berantem ih." lerai Rere sambil mengelus tangan Altares guna meredam amarahnya. Sontak perhatian semua orang tertuju pada Rere. Kevan yang sudah jengah pun menarik Rere kedekapannya sambil mengelus rambut Rere. Oh, dia ingin melihat apa tunangannya cemburu.
Nyatanya Cia malah melihat pria lain yaitu sahabatnya yang gila buku. Bisa dibilang ia kutub buku dan sebut saja namanya Austin Wycliff seorang pria berkaca mata namun tampan, rambut yang sedikit pirang, mata berwarna biru laut yang menenangkan, kulit putih bagaikan salju.
"Kiw cogan!." seru Cia sangat semangat kepada Austin. Austin hanya diam dengan tangan yang sibuk membaca buku tanpa tau kalau ia dipangil. Yah, Cia diabaikan!.
"Cia ih kamu ih jangan nganggu ih dia ih." ucap Rere menasihati Cia agar tak menganggu Austin. Lidah Cia ia julurkan kearah Rere, seperti mengejek lebih tepatnya. Dahlah dari pada lama El menarik tangan Cia masuk karna ia tadi pergi membeli tiket.
Austin, Samuel, Boy dan yang lainnya juga ikut masuk tanpa memperdulikan Kevan yang masih bermesra mesraan dengan Rere. Mereka jomblo jadinya takut iri pergi aja sebelum panas luar dalem karna nda punya ayang. Lemes.
Cia berlari kala melihat banyaknya makanan yang mengiurkan dan mengenyangkan perut. Mereka semua yang kaget akan tindakan Cia akhirnya menyusul takut anak orang diculik atau hilang mereka juga 'kan yang repot.
"Bang permen kapas dong 1 tapi yang gede ya kaya anu abangnya." ucapan Cia mampu membuat abang penjual permen kapas tersedak air liurnya sendiri tapi tak urung dia juga membuatkan pesanan Cia.
"Nih, bayarnya mana neng?." ucapnya sambil menyerahkan pesanan Cia dan meminta bayaran takutnya Cia malah pergi membawa makanan yang sudah dipesan. Hampir saja Cia melangkahkan kakinya tapi terhenti.
"Oh, MEREKA YANG BAYAR YA BANG!." triak Cia sambil berlari tapi sebelum itu ia menunjuk segerombolan pemuda yang mengarah kepadanya. Kang kapas pun menoleh kearah yang ditunjuk Cia segera ia menghadang dengan panci yang bawahnya hitam.
"Eh pak mingir kita mau lewat." ucap Boy yang larinya terhalangi.
"Bayar dulu!." ucap kang kapas yang siap siap membenturkan pancinya kemuka pemuda tersebut. Biar mereka tau kalau jadi orang buriq tuh gimana.
"Lah? Perasaan kita nggak ngutang sama bapak kok main palak palak aja." kini giliran Samuel yang berucap dengan alis yang mengkerut. Untung ganteng jadinya nggak kaya aki aki kalau dikerutkan.
"Perempuan tadi bilang sama saya kalau kalian yang bayar pesanannya." jelas kang kapas sambil menyodorkan tangannya.
"Cia?." gumam mereka bersamaan. Tanpa mau membuang waktu, Austin memberikan satu lembar uang kertas berwarna merah kepada kang kapas dan melanjutkan perjalanan mereka mencari Cia.
Disisi lain. Cia kini tengah duduk bersama seorang pemuda sambil memakan kapasnya yang besar. Cia gabut makanya ia kabur eh ditengah jalan ia menemukan seorang pemuda yang menyandar dipohon mangga, sendirian lagi.
"Ekhem ganteng." pangil Cia serta berdehem guna mencairkan suasana. Pemuda tersebut hanya diam tapi ia melirik kearah Cia.
"Aku lagi butuh banget nih flashdisk, boleh pinjem nggak?." ucap Cia tapi sepertinya merujuk ke gombal. Biasalah Cia kalau udah gombal pasti pakai aku-kamu.
"Buat?." Akhirnya pemuda itu mengeluarkan suaranya membuat Cia berkedut menahan senyum.
"Soalnya ini penting buat transfer dan mindahin cinta aku ke kamu." Cia dapat melihat rona merah timbul dipipi pemuda itu.
"Aku rasa namamu adalah Google." gombalnya lagi.
"Hm?." wajah pria itu tiba tiba mengkerut mendengar ucapan Cia.
"Karna kamu punya segala hal yang selama ini aku cari." lanjutnya. Feelingnya tiba tiba merasa tak enak ia menoleh kesamping mendapati El dkk tengah berlari kearahnya dengan cepat Cia berdiri dan ikut berlari.
"DADAH GANTENG SEMOGA KETEMU LAGI!." triak Cia yang semakin menjauh dari pandangan pemuda tersebut.
"Daah baby girl." ucapnya pelan sambil memejamkan matanya. Pikirannya tergiang giang saat pertama kali bertemu Cia. Ia mulai mengambil permen kapas punya Cia yang dibaluti plastik panjang lalu memakan bekas Cia. Sangat manis.
"Just one look from you is enough to make me tremble."
"( Satu kali pandangan matamu cukup untuk membuat hatiku dag dig dug). "
"You're the only one who really touches my heart."
"( Kamu adalah satu satunya orang yang menyentuh hatiku )."
"I won't have the capacity to give you the entire world however I guarantee you, I will be a man who is just for you."
"( Aku tidak mungkin bisa memberikanmu seluruh dunia, tapi aku berjanji padamu, aku akan menjadi seseorang yang ada hanya untukmu )."
"You're mine baby." seringaian terukir jelas dibibirnya sambil mengklaim seseorang menjadi miliknya.
"Ingat namaku baby, Alexandra Zouch yang paling tampan sedunia."
________
Penulis:NVL.EL
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Aleciana [END]
FantasyWarning Area!!!=Berbau ++/dewasa, terdapat kata-kata kasar, umpatan, kekerasan, bahasa campur, kissing, skinship!. Start:27 -2 -2022 Finish: 3-7-2022 Status:[END] ------------------------------------------- "AAAAHKK!!. " triaknya menggema diruangan...