23

12.4K 978 47
                                    

Ting tong ting tong.

Kevan menekan bell kamar apartment kekasihnya dengan mata masih mengintip dua orang sesama jenis saling memadu kasih. Seketika kegiatan Rere terhenti, dia dengan panik menyeret Mommy Cia pelan setelah memakai baju ke dalam kamarnya.

Rere membawa Mommy Cia keranjang dan mendudukannya. Wajah Rere terlihat sangat panik ketimbang tadi. Setelah itu, dirinya ingin pergi namun dicegah oleh tangan Mommy Cia dari belakang.

"Jangan pergi." ucapnya memelas.

"Aku cemburu." sambungnya lagi memeluk tubuh Rere dari belakang sesekali meremas payud*ra Rere gemas.

"Honey, aku milikmu hanya milikmu kau ingat itu." ucap Rere bahkan nadanya sangat lancar. Entah kenapa, saat dia berada didekat Mommy Cia dia bisa berbicara selayaknya manusia normal. Namun, entah kenapa saat bersama Kevan dia malah berbicara ih ih disetiap kata.

"Aku mencintaimu." sambung Rere membalikkan badan dan mengusap pipi Mommy Cia dengan lembut.

"Aku juga mencintaimu, sayang." balasnya dengan tersenyum lebar.

"CUT OKAY!." teriak Kevan jengah dengan adegan lesbi didepannya. Rere dan Kaira atau Mommy Cia terperanjat kaget mendapati Kevan tengah berdiri diambang pintu sambil melipat tangannya didada. Malahan Kevan tidak emosi ketika adegan itu ya walaupun sedikit.

"Ke-kevan ih itu tadi ih salahpaham ih." Rere gelagapan sedangkan Kaira menatap tajam Kevan yang dibalas tatapan datar sedetik kemudian Kevan malah terkekeh sinis.

"Lagian lo cuma mainan gue, mau lo ngelesbi lah, ngejalang lah, ngegembel lah, gue nggak peduli!." ucap Kevan acuh. Hati Rere berdenyut sakit saat mendengar kenyataannya. Memang dirinya hanya mainan bukan kekasih selama ini mereka berdua berpura pura menjadi sepasang kekasih sungguhan. Mainan yang dimaksud Kevan bukan seperti pemuas naf*su melainkan hanya untuk melampiaskan amarah, curhat, teman sepi, atau bisa juga bermain yang sering dilakukan psychopath pada biasanya.

Jujur selama ini Rere menyimpan cinta untuk Kevan dan juga Kaira. Dia ingin keduanya menjadi miliknya, apapun itu ia lakukan demi cintanya. Dia berlari menghampiri Kevan dengan derai air mata yang selalu menetes disetiap langkah larinya.

"Kevan ih hikss tapi Rere cinta ih Kevan." tangis Rere memegang tangan Kevan yang satunya.

"Tapi gue nggak cinta lo gue cuma cinta sama cia. Ngerti nggak lo!." lagi sekali lagi hatinya berdenyut sakit. Kaira berjalan kearah keduanya perasaan marah saat miliknya mencintai orang lain membuncah didadanya.

"Kau bilang kau milikku tapi kenapa kau mencintai dia, sialan!." Kaira mencengkram erat pundak Rere. Hatinya sakit lebih sakit dibanding nabrak tembok.

"Aku cemburu Rere, aku cemburu." katanya dengan suara parau. Rere berbalik menahan sakit dipundaknya lalu memeluk Kaira dan dibalas pelukan lemas dari Kaira. Kevan memutar bola matanya malas.

"Heran gue. Gue pungut dimana ni bocah." gumam Kevan sangat lirih dan berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.

______

"Tuan." pangil secretary pribadi dengan membungkuk sopan saat sudah sampai didepan meja tuannya.

"Ya." jawab seorang pria tampan yang masih sibuk dengan dokumen dokumen yang menumpuk diatas mejanya.

"Saya sudah mendapat informasi tentang nyonya Kaira istri tuan." ucap secretary pribadi Daddy Al lalu menyerahkan dokumennya kepada tuannya.

"Baik. Kau boleh pergi." ucap Daddy dingin yang langsung diangguki secretary pribadi dan keluar sesuai perintah dari tuannya. Daddy Al langsung membaca semuanya tanpa terkecuali pun.

"Jadi, dia tingal diapartment tingkat 5 bersama seorang mainan? Dan ternyata mainan itu adalah selingkuhan Kevan tunangan anak gue." ucap Daddy Al membaca dokumen tersebut lalu berdiri dan mengebrak meja sangat keras bahkan juga berteriak.

Brak!.

"OMG HELOOOWWW!!."

"DEMI APA?!!."

"Ehm oke jangan alay. Dan ternyata istri gue selama ini lesbi!." ucapnya lagi setelah duduk dengan tenang serta sedikit melonggarkan dasinya.

"JINJJA NGGAK BOHONG 'KAN?!." teriaknya lagi menatap tak percaya dokumen tersebut. Kemudian, dirinya mulai mengontol eh maksudnya mengontrol ekspresinya menjadi datar seperti sedia kala.

"Bagus. Kali ini gue bisa minta cerai." ucapnya diiringi seringaian yang semakin melebar.

______

"Item lo dimana?." pangil Cia kepada sistemnya. Saat ini dia sedang berada diruang keluarga menonton tv dengan abang pertamanya yang sedang memasak sesuatu didapur dan untuk abang keduanya sedang bermain game dikamar.

Ting.

"Saya disini tuan. Ada apa tuan memanggil saya?." tanya sistem mencoba ramah kepada tuannya. Sistem juga sedikit merindukan tuannya ini.

"Gue kangen sama mas duda gue huee." ucap Cia yang ingin menangis karena terlalu merindukan suaminya yang tampan. Kadang Cia memangil suaminya dengan nama yang berbeda beda.

"Sabar tuan, ini ujian puasa ramadan." ucap sistem menenagkan hati tuannya dengan mencoba sabar. Cia berdecak kesal melipat tangannya didada.

BOOOMMM!!.

Suara ledakan seperti suara bom mengelegar disetiap ruangan. Cia tersentak kaget dan berlari menuju dapur tempat suara itu berasal. Saat dirinya sampai didapur, dia mendapati banyaknya kepulan kepulan asap hitam mengerubungi dapur. Kemudian lama kelamaan menghilang dengan perlahan.

"Uhuk uhuk uhuk." suara batuk terdengar, itu abang pertamanya!. Namun, wajahnya yang tampan kini berubah menjadi gosong dapur yang semula bersih kini ikut gosong juga akibat ulah abangnya. Cia hanya diam melongo ditempat.

"MALING! MALING! MALING!." teriak Cia panik meminta pertolongan. Sepertinya Cia lupa bahwa didepannya ini adalah abangnya, abangnya yang lagi berusaha untuk menghampiri Cia yang tengah panik. Altares yang mendengar ada maling langsung bergegas menuruni tangga dan berlari menuju dapur.

"Mana maling? Mana malingnya?!." ucap Altares yang juga ikut panik dan siap siap ingin membogem.

"Itu." Cia menunjuk kearah abangnya yang semakin dekat dengan dirinya. Altares maju dengan mengulungkan lengan bajunya keatas.

"Bersiap siaplah maling nggak tau diri." ancang ancangnya. Zidan diam mulutnya kelum tak bisa apa apa.

Bugh

Bugh

Krek

"AAKKH! WOY WOY GUE ZIDAN!!." akhirnya dirinya sudah mulai membaik dan bisa berbicara. Altares berhenti ketika mendengar seseorang yang ada dibawahnya memanggil 'Zidan'.

"Sialan loh! Dasar adek lucknut." ucap Zidan dengan wajah babak belurnya.

"HEH LAH KOK---."

_______


Penulis:NVL.EL

Transmigrasi Aleciana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang