17

16.7K 1.2K 14
                                    

"MOM!." Vincent masuk kerumahnya seraya memanggil orangtuanya dengan diselingi teriakan. Selepas kejadian itu, Vincent langsung pulang untuk memberitahukan kejadian tadi keorang tuanya.

"DIRUANG TAMU, NAK!." Teriak seorang wanita paruh baya dari ruang keluarga. Vincent yang mendengar itu lantas menuju ruang keluarga sambil berlari dengan wajah panik.

Setelah sampai diruang keluarga. Vincent langsung duduk didepan kedua orang tuanya yang sedang menatap Vincent khawatir. Karna, tak biasanya Vincent masuk kedalam rumah dengan keadaan panik serta berteriak.

"Boy. Kenapa berteriak, apa ada masalah?." ucap seorang pria paruh baya yang diyakini adalah Daddy Vincent yang bernama Aliando dan mommynya bernama Nayla. Vincent menarik nafas dan menghembuskannya perlahan lahan.

"Mom, Dad! Vincent udah hamilin anak orang!." serunya heboh dengan wajah panik. Kedua orang tuanya saling pandang dengan dagu menunjuk kearah Vincent.

"Gimana ceritanya, coba jelasin." ucap Mommy Nayla. Vincent mengganguk patuh dan mulai berbicara.

"Tadi Vincent kepasar malam otomatis Vincent jalan kaki dong, pas Vincent mau beli sate tiba tiba ada perempuan cantik banget sampe sampe Vincent terpesona trus dia masuk kegendongan Vincent. Jadilah, kontak fisik dan kita berkenalan." jelas Vincent sambil menghirup nafas sebelum melanjutkan ucapannya

"Trus dari arah belakang ada cowok dan yang Vincent lihat cowok itu keliatan marah banget. Trus, cowok itu tiba tiba rebut Cia yang ada digendongan Vincent. Dia bilang "Minggir! Jangan sampai adikku tidak perawan hanya karna menyentuhmu!." jadi gitu ceritanya Mom, Dad." ia melihat kedua orang tuanya yang masih mencerna cerita yang diucapkan anaknya.

"Dad, kita nggak salah 'kan ngelahirin anak?." bisik Mommy Nayla kepada suaminya.

"Kayanya iya atau ini anak tetangga sebelah." bisiknya pada sang istri. Mommy Nayla mencubit bagian anu suaminya dengan gemas.

"Ngawur kamu!." bisik Mommy Nayla. Daddy Ali meringis kesakitan sembari meminta ampun kepada istrinya. Daddy Ali memiliki ciri ciri suami takut istri.

"Tapi ada benernya juga, tetangga kita 'kan pada goblok goblok." bisik Mommy Nayla sambil mengganguk anggukan kepalanya. Daddy Ali mencoba memasang senyum walau bagian bawahnya terasa sakit.

"Mom?." ucap Vincent yang sedari tadi melihat tingkah kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya menoleh dengan tatapan lembut kecuali Daddy Ali yang memasang wajah sedikit kesakitan.

"Em, soal tadi Vincent nggak hamilin anak orang kok kecuali kalo Vincent jebolin anak itu." jelas Mommy Nayla.

"Jebolin kek gimana Mom?." tanya Vincent dengan raut polos.

"Jebolin itu antara pen!s yang masuk kedalam sangkar goa lalu gerakin sampe mendesah keenakan dan semburat air dari sperm*a harus Vincent masukin kedalam goa itu dan setelah itu hisap lalu beberapa minggu, tahun, atau hari jadilah kecebong." kata Daddy dengan vulg*ar. Mommy Nayla yang mendengar itu melotot dan menginjak kaki Daddy Ali. Vincent hanya mengganguk walupun dirinya masih belum paham.

"DADDY!." teriak Mommy Nayla.

"A-apa sayang?." ucap Daddy Ali yang masih merasa kesakitan.

"Ngajarin anak tuh yang bener jangan kek gini!." ceramah Mommy menatap tajam suaminya.

"Tapi emang bener 'kan prosesnya kek gitu?." ucap Daddy Ali yang mulai takut dengan tatapan istrinya yang semakin menajam.

"Tidur diluar! Sekalian bersihin wc sampe bersih!." ucap Mommy Nayla.

"Tapi..."

"Sekarang!. " tegas Mommy Nayla tak terbantahkan. Daddy Ali yang mendengar itu langsung ngibrit kebelakang dan memulai hukumannya. Mommy Nayla langsung pergi kekamar untuk tidur.

"Goa? Apa Vincent harus mendaki gunung dulu yang ada goanya?." ucap Vincent sembari mengusap dagunya.

__________

Pagi harinya, cia bersandar ditembok dekat pintu kamar mandi. Dipundaknya ada handuk yang bertenger. Entah sampai kapan ia berdiri disitu padahal jam sudah menunjukkan pukul 07:12 yang artinya jam pelajaran akan dimulai tapi menggingat guru akan terlambat. Jadinya, ia akan bersantai santai dulu.

"Kasihan sih ih ih, apa entar cia jengukin aja kali 'ya?." ucapnya sembari menggingat kejadian dimana rere gosong.

"Tapi kalau sih ih ih mati gimana? Ngapapa kalau si ih ih mati jadinya 'kan cia dapet nasi kotak." ucapnya lagi sambil berjalan kearah kamar mandi dan mandi.

Ceklek.

Seorang pemuda tiba tiba masuk kedalam kamar cia, ia melihat sekeliling yang ternyata sepi tapi dirinya mendengar suara gemercik air dari kamar mandi. Dirinya melangkah mendekati kasur cia lalu meletakan kertas dibawah bantal cia.

Setelah itu, ia melangkahkan kakinya menjauh dari tempat tidur cia dan menoleh kearah kamar mandi. Dia tersenyum pedih dengan mata menatap sendu.

"Aku tau bukan kamu yang salah hanya saja aku ingin menghindarimu dari perasaan aneh ini." ucapnya memegang dadanya yang berdegup sangat kencang.

"Maaf..." ucapnya. Kemudian, dirinya melangkah keluar kamar cia dan menutup pintu. Cia keluar dari kamar mandi dengan sudah menggunakan seragamnya. Ia keluar menuju ruang makan yang ternyata tidak ada orang. Kemudian, dia melanjutkan jalannya lagi menuju pintu.

"Cia." pangil seseorang yang ternyata itu adalah daddynya. Dengan menggunakan pakaian santainya, ia tengah mengopi menikmati tv yang menayangkan drama asia. Cia menoleh dengan alis terangkat.

"Huh, apa dad?." tanya cia.

"Kemarilah." ucapnya singkat tanpa menoleh. Cia melangkah menuruti ucapan daddynya. Setelah sampai didepan daddynya, ia menatap daddynya dengan wajah penuh tanya sekaligus penasaran.

Tangan kekar daddy Al terangkat dan menarik putrinya untuk jatuh kepangkuan dirinya. Cia tersentak kaget, wajahnya menabrak dada bidang sang daddy yang ternyata keras.

"Awh." rintih cia mengusap wajahnya. Daddy Al menunduk sembari terkekeh kecil, ia mencium seluruh muka cia kecuali bibir membuat cia terkikik geli. Daddy Al mengambil piring yang ternyata berisi nasi goreng udang, kerupuk, sosis, dan bakso.

"Nasi goreng? Untuk cia?." tanya cia ketika daddy Al menyodorkan satu piring nasi goreng kesukaannya. Daddy Al mengganguk semangat. Nasi goreng itu adalah buatannya sendiri dan khusus untuk cia. Karna, hari ini ia libur kerja. Jadi, ia manfaatkan waktu luangnya untuk membuatkan sarapan khusus untuk cia.

Ia mulai menyendokan dan menyuapi anaknya dengan perasaan senang. Dirinya juga tersenyum lembut yang membuat cia terpesona saat makan. Cia menerima suap demi suap dari daddynya dengan lahap karna dirinya juga tengah lapar.

"Hikss sistem terlupakan, sudahlah saya mau mengerjai suaminya saja hikss bye bye tuan." ucap sistem menghilang. Dirinya sedari tadi memperhatikan gerak gerik cia tapi yang ia lihat malah kemesraan antara ayah dan anak. Sudahlah, menghilang adalah cara terbaik saat ini.

__________

Penulis:NVL.EL

Transmigrasi Aleciana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang