Mereka berdua yang mendengar ucapan Cia dibuat saling pandang lalu mengangkat bahunya secara bersamaan. Cia dengan perasaan campur aduk melanjutkan makanannya yang tersisa mengabaikan dua orang yang senantiasa melihatnya.
"Ci." ucap El sambil menopang dagu, tangan yang satunya memilin rambut hitam legam milik Cia setelah itu ia memcium bau wangi yang berbeda dari perempuan lain. Walaupun ia tak pernah merasakan bau rambut orang lain.
Cia yang merasa dipangil pun menoleh kerah El dengan alis yang terangkat satu.
Dia tak menyadari respon tubuh Cia malah lebih asik memciumi rambut Cia yang wangi dan ada terkesan menenangkan."Cicak, cicak didinding diam diam merayap." lanjutnya dengan bernyanyi sesuai nada. Cia yang memang menunggu jawaban dari El dibuat geram. Kakinya terangkat mendorong kursi yang diduduki El.
"Astagfirullah, anjing!." alim serta maki El dengan perasaan terkejut. Posisi tubuhnya kini seperti menungging, pungunya terasa sakit karna dorongan Cia yang tak main main. Apa salah gue?, pikir El.
"Lo nonis goblok!." ucap Cia dengan wajah polos seakan tak terjadi apa apa. Samuel yang sedari tadi diam sambil menyeruput minuman Cia dibuat ngakak. Inikah yang dinamakan kutub? Bisa ketawa juga, pikir Cia yang melihat tawa Samuel seketika ia dibuat terpesona oleh ketampanan yang dimiliki Samuel.
"Aww! Ci tolongin El nanti El traktir deh!." tawar El sambil menyeringai dalam diam. Lamunan Cia buyar kala mendengar kata 'traktir'. Soal makanan mah Cia semangat 86!.
"Oke!." jawab Cia. Nadanya sangat semangat kalau berurusan makanan, apalagi kalau cogan Cia diculik pun mau mau aja asalakan good looking, good rekening. Bercanda Cia mah setia, kalau nggak khilaf.
Segera saja Cia melaksanakan tugasnya membantu El berdiri. Gini gini dia pernah loh jadi tukang gali kuburan ditempatnya dulu, bolehlah dipraktekin buat gali kuburannya El.
Dengan langkah sedikit tertatih, El akhirnya bisa duduk normal tanpa gangguan. El duduk didekat Samuel. Sepertinya, El trauma takut tendangan maut Cia yang tak main main. Abang El kena mental!.
"El nanti subuh beliin Cia sate!." kata Cia sambil mengambil gelas minumannya. El hanya mengangguk tubuhnya masih kaku kalau digerakkan makanya dia ngangguk aja. Mata Cia melotot horor kala air dalam gelasnya tak ada hanya tersisa sedotan biru.
"Samuel Zacharias Janssen!." ucap Cia sambil tersenyum manis hingga matanya ikut menyipit. El dalam hati sudah was was, akhirnya ia memutuskan untuk geser sedikit jauh dari mereka berdua. Samuel yang mendengar namanya dipanggil hanya tersenyum.
"Iya sayang." jawabnya dengan nada lembut serta suara yang berat. Cia dengan tameng yang kuat agar imannya tak goyah karna suara dari Samuel.
"Kenapa ngabisin minuman Cia, hm?." kini posisi Cia sudah berhadapan langsung dengan Samuel. Kedua tangannya seakan siap meninju mangsa. Samuel mendongak menatap wajah Cia yang sialnya begitu cantik dimatanya.
"Haus." katanya sambil mengelus jakunnya. Cia mensejajarkan wajahnya dengan wajah Samuel, keduanya begitu dekat bahkan saling pandang memandang antara satu sama lain. Lirikan Cia menatap jakun dan wajah Samuel secara bergantian.
Cup.
Satu kecupan mendarat dibibir Cia. Mata Cia melotot sekaligus kaget dengan perbuatan Samuel secara tiba tiba. Untungnya, ia tak mempunyai riwayat penyakit jantung, bisa dipastikan Cia meninggal ditempat.
"Peace Ci." ucapnya sambil memonyongkan bibirnya. El yang sedari tadi diam kini menarik Cia kepelukannya dan mengambil tisu dimeja. Menghapusnya dengan hati hati serta lembut takut sahabatnya ini menjerit kesakitan.
"Noh 'kan, Cia udah nggak polos lagi. Ini gara gara lo sih." ucap El dengan menatap tajam Samuel serta perasaan kesal menyelimuti dirinya. Samuel mah santai santai saja sekali kali ia melempari tatapan mengejek untuk El.
"Sejak kapan Cia polos? Apakabar tuh YouTube biru, telegram, wattpad, link link dihandphonenya." sindirnya kepada diri sendiri, El dan sambil melirik Cia yang asik dengan dunia maya.
Ketahuilah, bahwa para pemain sudah tidak polos. Cia mendongak menatap keduanya yang masih melirik dirinya, dengan pd Cia berkata.
"Ngapain lirik lirik? Pasti terpesona 'kan sama kecantikan Cia." pdnya membuat keduanya membuang muka kearah lain. Selain suka makan ia juga seorang narsis tapi tenang narsisnya masih ditingkat wajar belum sampai tingkat ilahi.
"Ekhem, Ci nanti malam ada pasar malem mau ikut?." ucap El yang teringat akan agenda yang dibuat 'bosnya' buat refreshing pikiran. Mata bulat Cia seketika berbinar senang. Sudah lama Cia tak kepasar malam jadi rindu malmingan bareng pacar yang sekarang jadi suaminya.
"Em, tapi kalau dibolehin sih sama ayahanda prabu." ucapnya dengan lebay. El dan Samuel dengan kompak mereka terkekeh karna tingkah Cia yang menurut mereka lucu.
"Tapi bentar kita berdua apa berapa orang?." lanjutnya lagi. Nadanya tersirat rasa penasaran yang tinggi. Kalau berdua 'kan serasa punya pacar.
"Hm, Kevan dkk juga ikut." mendengar nama Kevan alias pria menyebalkan membuatnya memutar bola matanya malas. Entahlah, setiap mendengar atau bertemu dirinya sangat kesal apalagi melihat wajahnya.
"Kenapa? Cia nggak suka? Kalau nggak suka kita cari tempat lain aja, seperti apartment, hotel." seketika Cia menatap El dengan pandangan menyelidik. Samuel yang baru saja selesai memesan makanan dibuat kesal entah kesal karna makanan kesukaannya habis atau apa.
"El mau memperk*sa Cia yah." ucap Cia dengan sorot mata tajam. Samuel sudah memegang pundak El dari belakang takutnya El akan kabur.
"Iya." jawab El dengan menggangukkan kepalanya. Otak El tolong bekerja sama!.
"Eh eh enggak!." lanjut El dengan berbicara cepat. Menampar mulutnya yang tak bisa dikontrol.
_______
Penulis:NVL.EL
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Aleciana [END]
FantasíaWarning Area!!!=Berbau ++/dewasa, terdapat kata-kata kasar, umpatan, kekerasan, bahasa campur, kissing, skinship!. Start:27 -2 -2022 Finish: 3-7-2022 Status:[END] ------------------------------------------- "AAAAHKK!!. " triaknya menggema diruangan...