44

9.5K 588 12
                                    

Bruk!

"Aduh!." ringis seorang pria sembari mengusap pantatnya akibat terjatuh terduduk dari ketinggian. Pria tersebut melihat kesekeliling, sepi, tak ada satupun orang kecuali dirinya. Yah wajar saja karna ini sudah malam jadi sepi.

"Gue dimana?." tanya lirih pria itu yang tak mengenali tempat yang terasa asing baginya.

"What the fuck! Apa apaan nih kok penampilan gue kek gembel." gumam pria itu berdiri dari duduknya menatap baju yang sobek dimana mana.

"Anda memang gembel tuan." jawab suara robotic tersebut dengan santai.

"WHAT! SEORANG NATHANIEL ADALAH GEMBEL?!."

"Dan lo si S gue ada dimana?." tanya Nathan suami Cia yang ditingal pergi karna sistem yang menariknya kedunia novel.

"Didunia novel yang ditingali oleh istri tuan." jawab sistem membuat Nathan berbinar binar senang. Akhirnya dia bisa bertemu dengan istrinya setelah sekian lama tak bertemu membuat dirinya rindu.

"Cia..." ucap Nathan.

"Gue harus ketemu Cia! Gue harus! Gue pengen perang perang!." tekad Nathan dengan kedua tangan menggepal keatas.

"Anda lupa tuan bahwa anda sekarang adalah gembel bukan Nathaniel yang istri tuan kenal." jelas sistem membuat Nathan terdiam lidahnya kelu tak dapat berbicara apa apa. Ucapan sistem seperti jarum yang menembus jantungnya mematahkan semangat yang membara didalam dirinya.

"Balikin semua kekayaan gue!."

"Sudah tuan."

"Bagus! Besok tinggal kesana menemui Cia."

Seringai misterius dibibir Nathan yang lama lama menjadi senyum manis ala gembel pingir jalan.

"Tunggu aku, ayang beib."

________

Pagi dengan awan yang sedikit gelap dan rintik gerimis membuat udara semakin dingin serta tatapan tajam dari beberapa pemuda mampu membuat Kevan serta Rere meneguk ludah beberapa kali dengan kasar.

Kedatangan Kevan yang tiba tiba dengan setelan rapi bak orang kantoran. Sedangkan Rere, sedari tadi bocah itu menyunggingkan senyuman namun terkesan seperti menyeringai senang, apalagi tangan Rere mengalung indah dipergelangan Kevan. Seolah mengatakan bahwa Kevan adalah miliknya.

"Ngopi dulu pak atau mau saya buatkan mendoan anget?." ujar Cavino seperti ala ala penjual. Kevan menggeleng namun dengan cepat Rere menjawab.

"Iya!." ucap Rere. Cavino meleset kedalam dapur.

"Cepet kamu ngomong!." bisik Rere dengan nada mengancam. Kevan menghela nafas kasar.

"Kedatangan saya disini untuk melamar Cia menjadikan istri saya satu satunya." Rere mendelik tajam hingga dirinya menginjak kaki Kevan dengan senyum manisnya. Kevan merintih merasa tak terima dengan perlakuan mantan mainanya ini yang seenaknya memaksa dirinya.

"Bukan itu, bodoh!." bisik Rere.

"Keputusan ada ditangan Cia." kata Daddy Al dingin dengan tatapan senantiasa tajam. Rahangnya mengeras ketika Kevan mengatakan ingin melamar kekasihnya.

"Hello guys, Cia yang cantik baru bangun tidur!!." teriak Cia dengan baju tidurnya yang masih melekat ditubuh. Gosok gigi belum, cuci muka belum, mandi pun belum dan dengan pdnya berjalan menuruni tangga dan duduk diantara mereka.

"Cia mau jadi istri Kevan?." tanya Vincent, bibirnya mengkerucut sedih.

"Hah?."

"Dia milikku."

Transmigrasi Aleciana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang