Disaat Altares tengah tertidur meringkuk, berbanding terbalik dengan sahabatnya yang kini tengah berjalan dikoridor yang sedang membicarakan Altares dari belakang dan teruntuk si Boy. Hatinya gelisah tak mendapati Cia dari masuk gerbang pun tak terlihat. Dia kangen sangat kangen dengan kekasihnya.
"Kira kira si Ares nggak masuk kenapa?." celetuk tiba tiba dari Cavino. Mereka mengangkat bahu tidak tahu dan berjalan mendekat kearah lapangan upacara karna memang sekarang hari senin. Setelah sampai, mereka berbaris rapi tiga tiga dibelakang.
"Coba lo telfon." bisik Samuel kepada Boy yang ada disampingnya. Boy mengganguk dan mulai menelphone Altares disela sela upacara dimulai.
"Res lu dimana? Kaga sekolah lu?." tanya Boy dan sedangkan disisi Altares dia sudah bangun dan sekarang tengah cipika cipiki, peluk peluk manja dengan Cia. Dan juga sempat menangis karna adiknya buta.
"Gue lagi dirumah sakit." jawab Altares disebrang sana.
"Lah lo sakit apa?." tanya Boy sedikit penasaran.
"Bukan gue tapi... Cia."
Degh!.
Jantung Boy tiba tiba berhenti berdetak untuk sesaat, matanya memerah dan tangannya bergetar bahkan Handphone digenggamannya bisa saja terjatuh akibat getaran.
"Ru-rumah sakit mana?." pandangan Boy kosong yang membuat para sahabatnya bingung dengan tingkah aneh dari Boy.
"With seme." jawabnya yang membuat Boy mematikan pangilan secara sepihak.
"Gimana?." Boy pergi dengan berlari menjauh barisan tanpa memperdulikan pertanyaan salah satu sahabatnya. Karna penasaran, mereka semua ikut berlari yang mana membuat seluruh siswa/i yang sedang upacara mengalihkan pandangan ke para bad boy tampan idaman para kaum siswi.
Pak kepala sekolah yang memang sedang berpidato layaknya mendongeng karna sangat lama sekali mengakibatkan para siswa/i mengantuk. Namun, karna ada badboy tampan yang sedang berlari menjadi histeris.
"HEY! KALIAN BALIK KEBARISAN!!." teriak pak kepala sekolah menggunakan mikrofon yang mana membuat suara berdengung yang nyaring hingga bisa saja yang mendengar bisa tuli.
"IZIN PAK! BOSEN DENGER DONGENG BAPAK MENDING KELUAR!!." balas Cavino yang mendengar teriakan pak kepala sekolah.
"KELUAR AJA KAGA USAH BALIK SEKALIAN!." teriak pak kepala sekolah cetus dan kemudian melanjutkan pidato yang tak ada habis habisnya.
Boy melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata rata membuat mau tak mau mereka juga ikut ngebut dijalan yang cukup ramai karna sedang masa masanya mudik. Kevan yang memang sedari tadi diam juga ikut ngebut.
Melepas helm full face dengan bersamaan dan memarkirkan ditempat parkiran. Segera, dengan cepat berlari melewati resepsionis yang ingin menyambut atau namun malah diacuhkan oleh para pemuda itu.
Brak!.
Pintu kamar pasien didobrak paksa oleh Boy dengan wajah khawatir. Mereka semua masuk dan terkejut karna Altares yang selama ini tidak memperdulikan Cia bahkan seperti menghindari Cia dengan sengaja.
"Si-siapa." ucap Cia yang belum terbiasa akan kebutaannya bahkan memeluk Altares erat erat.
Shock.
Mereka shock, badan segede gini, setingi gini, setampan ini, se terkenal ini namun kenapa Cia seperti tak mengenali mereka bagai orang asing. Boy mendekat melambai lambai 'kan tangannya didepan wajah Cia namun Cia diam tak bergeming tanpa mengedipkan matanya.
"Ini aku Boy. Pacar Cia." ucap Boy duduk ditepi brankar dengan tangan mengelus elus tangan pucat milik Cia. Mereka terkejut waw dua tunangan akhirnya mempunyai selingkuhan masing masing.
'Gue nggak suka milik gue lo ambil seenaknya aja. Liat aja lo Boy!.' batin seorang pemuda mengepalkan tangannya dengan mata memerah menahan emosi.
'Hikss Austin aja belum nembak Cia k-kok boy udah duluan. Hikss Boy nggak setia kawan.' batin Austin mengkerucutkan bibirnya menatap tajam Boy.
'Hati apakabar disana?.' batin salah satu pemuda dengan senyum kecut.
'Jantung, usus, ginjal, darah, udah gue jual buat mahar calon istri. Eh tau taunya kalah garis start. Bertumbuk ayo Boy!.' batin salah satu pemuda sambil menunjuk beberapa bagian organ.
"Cia katanya kamu sakit, mana yang sakit hm?." kata Boy tersenyum lembut.
"Boy mau tau?." Cia bertanya balik.
"Iya." lelah berdiri terus menerus Kevan dkk duduk disofa panjang yang disediakan dirumah sakit itu.
"Gelap Boy, gelap. Cia nggak bisa liat apa apa." senyum kecut, ia berikan.
"Cia buta." air mata yang tertahan dipelupuk akhirnya keluar membasahi pipi chubbynya. Boy memeluk kekasihnya erat erat seakan ia takut kehilangan orang didepannya. Dan keterkejutan mereka kali ini bertambah bahkan ada yang menahan nafas sebentar.
Cia mendorong tubuh Boy namun sia sia karna dirinya sedang lemah, ia hanya bisa menangis dalam diam didekapan hangat milik Boy.
"Jangan menangis baby. Kau tau seberapa buruk penampilanmu, seberapa buruk wajahmu, seberapa buruk otakmu. Namun, kau tetap kekasihku dan jangan berpikir untuk melepas diri dariku karna kau milikku milik seorang Boy Raymond selama lamanya." bisik Boy lirih namun tegas. Yah, ini akal akalan Boy agar bisa menjerat cia menjadi kekasihnya walaupun secara paksa tapi untuk masalah jodoh itu nyata.
Tangis Cia berhenti dan merasakan bulu kuduknya merinding karna ucapan Boy kepada dirinya yang seperti tak main main.
"Eh gila ada bok*ep keluaran terbaru nih mana limited edition. Untung uang gue banyak." semangat Cavino yang sedang scroll diaplikasi online.
"Gue harus beli karna ini uh katanya penyat*uannya keliatan banget." dia akhirnya membeli bahkan tak segan segan menghancurkan suasana sedih Cia dengan mulut laknatnya itu. El menutup telinga Cia agar terhindar dari kesesatan. Dan Austin menutup mata Cia.
________
Malam harinya, para sahabat Altares pergi kecuali dirinya dan Kevan. Sedangkan Altares kini sedang mencari makan namun belum kembali. Kevan melangkah maju dan duduk ditepi ranjang bersama Cia.
"Cia." pangil Kevan.
"Kevan boleh ngomong sesuatu?." lanjut Kevan.
"Boleh." Cia mengganguk pelan.
"Jangan deketin Boy." kata Kevan dengan suara serius.
"Tapi Boy pacar Cia." ketika Kevan mendengar Cia menyebut pria lain didepannya, dirinya mengeram rendah dan tangan terkepal.
"Nurut Cia. Jika Boy tertarik melebihi batas itu akan bahaya sama lo. Please turuti kata kata gue."
"Ck! Kevan prik!." decak Cia.
______
Kevan bi like: Kenapa sih kalian ngehujat Kevan? Kevan salah apa sama kalian?
Cia bi like:Nak dugong. Tadi cia mau nganterin parsel sama Thr buat readers tapi kayanya dicancel dulu yah soalnya suami cia bangkrut.
Maapin cia kalau ada salah tapi kayanya readers deh yang harus minta maaf sama cia.
"...":See you setelah lebaran. Daah cia mau nyari selingkuhan banyak banyak.

_______
Penulis:NVL.EL
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Aleciana [END]
FantezieWarning Area!!!=Berbau ++/dewasa, terdapat kata-kata kasar, umpatan, kekerasan, bahasa campur, kissing, skinship!. Start:27 -2 -2022 Finish: 3-7-2022 Status:[END] ------------------------------------------- "AAAAHKK!!. " triaknya menggema diruangan...