10

27.6K 2K 101
                                    

Malam harinya di kediaman Zeppelin. Cia berjalan kearah kamar Daddynya yang tak jauh dari kamarnya. Dengan langkah pasti ia mulai membuka knop pintu. Setelah sekian lama membuka knop pintu tapi tidak berhasil otak cantiknya mulai ngeh karna KAMAR DADDYNYA DI KUNCI!.

"DADDY BUKA PINTUNYA CIA MAU MASUK!." setelah menghembuskan nafasnya panjang panjang ia berteriak kencang. Untungnya, disetiap sudut telah dipasangi alat kedap suara.

"DADDY MASIH WARAS 'KAN?! BELUM GILA 'KAN?!." akhirnya kekesalan Cia meluap melebihi batas normal. Sedari tadi ia ketok dengan lembut tapi tak ada jawaban jadinya ia mengetoknya dengan keras dan berteriak kecang tapi tak ada jawaban juga jadi gimana lagi?.

Brak!

Bagaikan hulk hijau, Cia dengan semangat 45 langsung mendobrak pintu Daddynya membuat pintu tersebut terbuka lebar dan juga keseimbangannya tiba tiba goyah. Cia terjatuh membentur sesuatu yang keras dirabanya dari atas sampai bawah dengan mata yang terpejam.

"1..2..3..4..5..6..7..8.." hitungnya kala ia meraba bagian kotak tapi keras. Menurut pengalaman Cia didunianya dulu yang ia pegang ini roti sobek seperti punya suaminya. Cia mulai membuka matanya perlahan lahan lalu melotot sempurna ternyata yang ia pegang adalah..

"Anu nya panjang banget gila!." kagum Cia. Perasaan yang ia pegang roti sobek tapi kenapa malah anu punya Daddynya? Mungkin tangannya yang nakal turun ke aset berharga punya ekhem Daddynya.

Dengan tangan yang sedikit bergetar. Daddy Al segera membangkitkan Cia dari atas tubuhnya. Rona merah tiba tiba saja tumbuh tanpa alasan sebisa mungkin ia menetralkan tubuh dan wajahnya seperti semula.

"Kenapa malem malem kesini Cia bukannya tidur, hm?." tanya Daddy Al sambil berjalan kearah lemari dan mengambil baju tidur lalu mengenakannya. Cia yang ditanya hanya diam melihat Daddynya yang begitu menggoda.

Memalingkan mukanya kearah lain takut takut ia khilaf. Apalagi Daddy Al adalah typenya banget!. Sadarlah Cia itu Daddy lo jangan jadi selingkuhannya!. Gimana nih readers setuju nggak kalau Daddy Al masuk ke perkapalan?. Tanya Cia pada readers.

"Ci?."

"Cia!."

"Cia sayang~." pangil Daddy Al dengan lembut sambil meniup telinga Cia dari samping. Karna merinding Cia sedikit menjauh dari Daddynya bahkan telinganya ia gosokkan dengan tangan.

Tersenyum kikuk kearah Daddynya yang mulai menegakkan badannya seperti semula. Daddy mengerutkan alisnya menatap Cia yang masih berdiri bak patung.

"Eem Daddy, Cia boleh keluar nggak sama El?." ucap Cia dengan ragu ragu takutnya permintaannya ditolak oleh sang Daddy. Tampangnya kini ia buat seimut mungkin agar Daddynya luluh.

"Kemana?." tanyanya dengan nada dingin. Nah 'kan kutubnya balik lagi sama anak aja nggak ada lembut lembutnya, cibir Cia dalam hati sambil memonyongkan sedikit bibirnya.

"Ke pasar malem!." jawabnya sangat sangat semangat melupakan kekikukannya kadang ia berjingkrak jingkrak bagai anak kecil yang diberi permen manis oleh seseorang.

"Nggak!." dengan tegas Daddy Al menolak permintaan putri satu satunya. Cia mencebikan bibirnya kesal padahalkan ia ingin sekali ke pasar malam siapa tau 'kan dapat cogan.

"Boleh, ya, ya, ya." ucap Cia tetap keukeuh dengan permintaannya. Cia mah kalau udah mau itu ya itu.

"Nggak!." tegasnya lagi.

"Tinggal bilang 'iya' apa susahnya sih Dad! Harus pokoknya!."

"Bacot!." ngegas Daddy Al. Cia yang mendengar itu mendelik kesal.

"Kok ngamok?!." ucap Cia sambil mengeluarkan jurus mengitimidasi.

"Huft... Oke Daddy izinin tapi dengan satu syarat." final Daddy Al yang sudah pasrah akan keadaan dan juga jika berlanjut mungkin keduanya tak akan mengalah. Cia mengganguk dan mulai memasangkan telinganya baik baik.

"Pulang dari pasar malam harus dalam keadaan perawan!."

***

"CIA!." triak El sambil melambai lambaikan tanganya saat melihat Cia keluar rumah dengan bibir yang memasang senyuman bahkan tak luntur. Posisi El saat ini berada diluar gerbang mansion.

"Ci lo nggak gila, 'kan?." tanya El merinding takutnya sahabatnya ini kerasukan setan. Cia yang mendengar itu sontak memukul helm full face yang dikenakan El. Enak saja ia dibilang gila.

"Yaudah ayo naik." ucap El yang siap melajukan motornya. Cia diam ditempat, sahabatnya ini peka nggak sih? Mana mungkin ia bisa naik motor kalau belum dibantu naik.

"Napa diem." lagi lagi si El belum ngeh akan keadaan Cia. El menoleh ke Cia yang masih diam ditempat tapi kepalan tangannya seperti akan meninju dirinya. Seakan tersadar El mengangkat tubuh Cia dengan mudah dan mendudukannya dibelakang.

"Pendek sih." ucap El tapi nadanya seperti mengejek. Kepalan Cia terangkat, urat uratnya pun sedikit terlihat dengan kejam tanpa ada belas kasihan Cia mulai membidik sesuatu tanpa diketahui El.

Bugh!

Kepalan Cia meninju bagian perut El bagaikan tangannya yang berasap Cia meniupnya sambil menyeringai puas melihat wajah El yang terbilang tak baik baik saja. El sedikit terhuyung kebelakang karna tinjuan Cia yang tak main main.

"Ssshh... Gila lo." ringis kesakitan El sambil memegang perutnya. Cia mah santai santai aja siapa suruh ngejek dirinya ya walaupun memang pendek sih tapi tetap aja ia tak suka diejek.

"Bodo amat." jangan salahkan dia kalau ia tak peduli. Dengan keadaan perutnya sakit El menaiki motornya dan melajukannya dengan kecepatan diatas rata rata. El ngebut.

"Pegangan." ucap El menyuruh Cia agar pegangan pada dirinya takut takut Cia terbawa angin dan nyangkut entah dimana. Cia menurut, tangannya masuk kedalam kantong hoodie hitam punya El. Bibir El berkedut menahan senyuman.

"WOY PELAN PELAN BEGO!."

"EL SIALAN, GUE BELUM NIKAH JANGAN NGAJAKIN MATI BARENG!."

"NGGAK PAPA NANTI KITA NIKAH DI KUBURAN!."

"HAH? LO NGOMONG APA? GUE NGGAK DENGER!."

"BUKAN APA APA."

"Oh." gumam Cia yang masih penasaran dengan omongan El tapi ia tetap menjawabnya. Mengedihkan bahunya acuh ia menempelkan pipinya pada punggung lebar El membuatnya memejamkan matanya karna merasa nyaman. Lama memejamkan matanya akhirnya ia...

Tertidur.

__________

Next?

Entar malem.

______

Penulis:NVL.EL

Transmigrasi Aleciana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang