47.EXTRA CHAP

16.9K 728 35
                                    

"Saya yang kejepit, mengapa kamu yang menjerit. Coba jelaskan sayang?." Daddy Al.

_________

Tangan besar itu membuka pintu kamar istri cantiknya. Melangkah pelan pelan kearah istri cantiknya yang sedang rebahan santuy sembari membaca buku tebal bergenre harem.

Daddy Al sehabis pulang kerja, pria itu langsung menuju kamar istrinya tanpa mandi atau berganti pakaian. Daddy Al berhenti didepan ranjang--melonggarkan dasinya menatap istrinya dengan tatapan om om pedo.

Lalu, Daddy Al merogoh sakunya dan melempar sebuah benda kearah istri tercintanya.

"Daddy?." istrinya melongo tak percaya menatap Daddy Al dan benda itu secara bergantian. Wah, selera Daddy Al yang mengajaknya bermain ternyata sangat berbeda.

"Honey, kau mau anak berapa, hm?." tanya Daddy Al mulai merangkak mendekati istrinya, Cia. Saat sudah berada diatas tubuh Cia, Daddy Al dengan semangat mulai memasangkan bandul berbentuk telinga kucing itu dikepala Cia.

Disusul kalung leher serta ekor kucing tersebut. Daddy Al menarik Cia kedalam pelukannya saat dia sudah berdiri. Bibir Cia terkatup--menatap Daddy Al lamat lamat.

Cup

Sebuah sentuhan yang terasa kenyal menyentuh bibir Cia. Namun lama kelamaan berubah menjadi lumatan yang bergairah. Tangan Daddy Al tak tinggal diam mulai mengerayangi, mencubit membuat usapan lembut diarea bawah.

Basah.

Gairah, dalam bercinta membuat mata Cia melek. Melek saat sesuatu favoritenya dibuka, tergambar jelas otot otot pria itu. Yang awalnya berdiri diatas ranjang, kini keduanya saling tumpang tindih. Kedua tangan Cia mengalung indah dileher kokoh pria itu. Membuat tanda kepemilikan.

"Shhh." desis Cia.

"Jangan ditahan sayang. Terus-terus mendesahlah, sebut saja Daddy dalam setiap desahmu." nada Daddy Al terkesan memberat.

"Ahhh." satu desahan lolos ketika tangan nakal Daddy Al meremas, mencubit pay*udaranya gemas. Disusul oleh sesuatu yang menusuk didalam vagi*na Cia. Mendiami sebentar dengan wajah saling tatap menatap.

Keringat didahi Cia meluruh membuatnya terkesan seksi. Setelah itu Daddy Al mengoyangkan badannya atas bawah membuat ranjang bergoyang dan menimbulkan suara berderit.

Ngiit ngutt ngit ngutt

"Shit, punyamu membuat Daddy terjepit, sayang." kata sang Daddy yang terus melakukan kegiatan itu.

"Tapi, saya suka ketika punyamu menjepit punya Daddy." wajah Cia memerah padam dengan tangan mencengkram kuat seprei berwarna putih.

"Daddyhh fa-fasterhh."

"Tentu." Daddy Al mempercepat temponya dan kadang kadang memperlambat temponya agar istri tercintanya bisa menghirup udara.

"Fuck... Ahhh."

"Argghh... Kenapa begitu nikmat, sayang?."

"Sshh, Daddyhhh."

"Ya, terus ucapan disetiap desahmu."

________

Tak tak tak

Srek srek srek

Drrrrrr

Suara blender terdengar dari arah dapur. Tangan yang berurat serta panjang itu dengan cekatan menumpahkan minyak kedalam wajan pengorenggan lalu disusul bumbu halus yang tadi diblender.

"Andai aja Cia gak masuk dunia novel." ucap pria itu memasukan telur yang sudah direbus tadi sembari menghela nafas.

"Pastinya yang sekarang naen*a itu gue!." decaknya sembari membolak balikan telur agar tidak gosong. Ya, Nathan pria itu yang sedang memasak untuk istri tercintanya.

"Bukan si kolor ijo!." lanjutnya lagi.

Telinga Nathan merasa panas kala mendengar suara d*esahan merdu milik istrinya itu. Mata tajamnya menatap kebawah dengan raut iba.

"Sabar ya junior." katanya.

"Si kolor ijo bukannya pake pengedap suara malah kagak."

"Tegang 'kan adek gue."

_______

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, duabelas, tigabelas, empatbelas, limabelas, enambelas, tujuhbelas, delapanbelas, sembilanbelas, duapuluh..." seorang pria berhenti menghitung guna mengambil nafas. Posisi pria itu sekarang berada dikamar mandi.

"...Duasatu, duadua, duatiga, duaempat, dualima, duaenam, duatujuh, duadelapan, dua sembilan."

"Yaelah kurang satu lagi nanti anu gue sama kaya panjang penggaris."

Cavino menatap anunya dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. Lalu menarik resletingnya dan pergi dari kamar mandi. Pria itu ingin mengabarkan bahwa panjang anunya itu 29cm bukan 30cm kepada istrinya. Susah dong kemaren bela bela kalau anunya 30 cm tapi nyatanya malah 29cm.

"Hon hon?!." teriak Cavino saat berada diruang makan.

"Brisik! Istri gue lagi naena sama duda perjaka!." Cavino menengok keasal suara.

"Maksud lo... Albert?." tanya Cavino pada Nathan yang sedang menopang dagu dengan mata menatap sekumpulan lauk pauk yang tadi pria itu masak.

"Hm." dehem Nathan.

"Yaelah, pasti lama nih." dengus kesal Cavino.

"Night." ucap seorang pria berkacamata sambil berjalan dengan tangan memegang buku yang sedang pria itu baca. Mata tajamnya dibalik kacamata melirik dua orang pria yang sedang duduk seperti menunggu sesuatu.

"Dimana... Cutie pie?." tanya Austin seraya duduk tegap tanpa menatap kedua orang yang tengah lelah, letih, lesyu itu. Sikap Austin yang semula waras kini malah menjadi dingin nanum jika bersama cutie pienya--Cia dia akan menjadi kepribadiannya dulu.

"Nganu." Austin mengganguk sembari membenarkan kacamatnya yang melorot.

_______

"My Dear! Kiss! nanti aku tambahin uang jajan kamu 400juta!." pria yang bernama Zidan ini dengan paksa mendobrak masuk kedalam kamar Cia hanya ingin sekedar cium. Cia dan Daddy Al sontak menengok dengan peny*atuan yang masih menyatu divag*ina Cia.

"Serius?." bibir Cia ketarik keatas membentuk seringai.

"Empatrius malah." tambah Zidan yang tak melihat Daddy tengah melototkan mata karena merasa terganggu acara nikmatnya.

"Sini, sini." lambai Cia membuat Zidan berlari dan berjingkrak jingkrak senang.

Cup

Sedikit melumat dan memperdalan ciuman.

"Ekhem." dehem Daddy Al membuat Zidan melepaskan pagutannya dengan tak rela.

"Uang jajannya udah aku transfer." kata Zidan berlalu pergi setelah mengecup kening Cia.

________

Penulis:NVL.EL

Transmigrasi Aleciana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang