"Ngapa sih ih harus ih nggangu ih acara makan gue sih ih." ucap Cia dengan menirukan suara Rere sambil memakan satenya dengan kesal. Kesal karna acara makannya diganggu. Cia kini sedang berada disebelah wc cowok bersama Austin yang sibuk membaca buku. Maksudnya didepan pintu masuk wc.
"Ngga tau ih tanya aja ih sama Rere ih." jawab Austin yang juga ikut ikutan meniru gaya bicara Rere. Mereka berdua saling pandang dengan sudut bibir yang berkedut. Bisa bisa mereka kena syndrome ih seperti Rere.
"Hahaha." tawa mereka berdua pecah dengan Cia yang menepuk nepuk pundak Austin keras, untung Austin strong no lembek, lembek. Setan yang kebetulan habis kencing pun terhenti dan menatap dua sejoli dengan pandangan ngeri.
"Hih kayanya pasien RSJ kabur dari penangkaran hewan." ucap setan tersebut. Tak lama kemudian dia mengeluarkan handphone hasil open bo dan dibelinya hp cangih tersebut. Entah apa yang akan dilakukan setan tersebut sampai sampai mengeluarkan handphonenya.
Tut tut tut.
"Halo saya juminten, disini saya ingin melaporkan bahwa ada pasien RSJ yang kabur." ucapnya yang ternyata menelphone petugas RSJ. Dari mana ia bisa mendapatkan nomer tersebut? Hanya para setan yang tau dimana mereka mendapatkannya.
"..."
"Ya. Alamatnya di SMA Antosetres highschool."
"..."
"Baik." ucapnya setelah itu ia memutuskan pangilan secara sepihak dan menghilang entah kemana, mungkin ada pelangan. Bulu kuduk Cia merinding, ia memegang lehernya yang terasa seperti dihembus tiupan nafas, sangat halus.
Duk! Duk! Duk!.
Suara bising terdengar seperti suara sepatu seseorang yang tengah berlari. Tiba tiba dari arah kiri terdapat puluhan seseorang yang menggunakan masker serta peralatan lainnya yang saat ini sudah mengerubungi Cia dan Austin. Austin dan Cia bangkit dari duduknya dan menatap mereka semua bingung.
"Tin, ini bukan acara uang kaget 'kan?." ucap Cia berpositif thinking pada keadaan. Austin menggeleng tak tau, jujur saja ia bingung dengan keadaan yang dialaminya.
"Positif thinking aja Ci, mungkin kamu dulu mantan napi." ujar Austin kepada Cia. Austin jika berbicara akan menggunakan aku-kamu pada semua orang sangat berbeda sekali dengan para sahabatnya yang menggunakan lo-gue. Austin itu paling waras diantara para sahabatnya.
"Sekate kate lo kalo ngomong." rombongan orang orang tersebut semakin dekat dengan mereka.
"Cepat tangkap mereka!." perintah sang ketua untuk menangkap dua sejoli tersebut. Sekarang kedua tangan Cia dan Austin dicekal dengan kencang agar tak kabur dan langsung membawa keduanya bak menyeret orang gila.
"EH, JANGAN BAWA CIA, BAWA AJA DIA PASTI DAGINGNYA LEBIH EMPUK!!." triak Cia sambil memberontak brutal dan menunjuk Austin. Austin yang merasa disebut segera menoleh dengan tampang tertekan plus datar.
'Nasib punya doi kaya gini? Eh doi? Hm.' batin Austin yang juga mulai memberontak tak nyaman akibat cekalan tangan yang kasar. Tanpa diketahui Cia dan Austin salah satu dari mereka ada yang mengeluarkan sebuah jarum suntik dan disuntiklah leher keduanya, membuat Cia serta Austin pingsan.
Tak ada yang melihat ataupun mendengar teriakan Cia, karna jarak wc cowok dengan kelas sangat jauh. Tibalah mereka di RSJ dan kemudian mereka membawa Cia serta Austin kekamar yang masih kosong. Banyak pasien yang menatap keduanya dari balik jeruji besi dengan pandangan berbeda beda.
Dikuncinya dari depan. Mereka semua pergi meninggalkan keduanya yang masih pingsan. Austin mengeliat tak nyaman, dibuka matanya perlahan lahan sambil memegang kepalanya yang terasa pusing. Austin menatap sekitar lalu matanya tak sengaja melihat Cia yang pingsan diranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Aleciana [END]
FantasiWarning Area!!!=Berbau ++/dewasa, terdapat kata-kata kasar, umpatan, kekerasan, bahasa campur, kissing, skinship!. Start:27 -2 -2022 Finish: 3-7-2022 Status:[END] ------------------------------------------- "AAAAHKK!!. " triaknya menggema diruangan...