"ANJAY GUE DICULIK!!."
Yeah. Setelah sadar dari obat bius Cia langsung berteriak ketika menyadari dirinya diculik oleh 4 pria berbadan tinggi dan berotot. Cia berdecak, dirinya baru tau kalau versi diculiknya bukannya kedua tangannya diikat sekaligus kaki tapi ini kagak.
"Diam!." bentak seorang pria bertopeng namun tunggu dulu dari suaranya dirinya sangat kenal pada suara ini. Sangat kenal sekali.
"Darren?." ragu Cia menatap pemuda itu yang juga menatapnya tajam. Bibir pemuda itu melengkung lebar membentuk seringai kejam. Lalu pemuda itu membuka topengnya membuat Cia terkejut.
"Ya. Kenapa? Lo takut sama gue?." Darren tertawa sinis. Memandang Cia dari atas sampai bawah. Darren akui kalau Cia itu cantik lebih cantik malah dari wanita luar. Darren menjilat bibir bawahnya sensual, ingin mencicipi bagaimana rasanya bermain dengan gadis didepannya. Ingatlah Cia sudah tak perawan.
Darren Huitama adalah sahabat dari Kevan sekaligus bucinnya Rere. Dulu Darren sebelum mengenal Rere dirinya adalah pria baik baik, namun kini berubah menjadi seorang pria brengsek. Darren muncul pada part 4.
"Nggak." geleng Cia.
"Gadis pemberani." tangan Darren mengelus dagu Cia namun wanita itu langsung menepis dengan kasar tangan Darren. Pemuda itu mengepal tangannya erat, marah ingin mencekik tapi sadar akan tugasnya untuk bermain main dulu.
"Jauh jauh tangan lo. Bau terasi!." delik Cia sambil bersedekap dada.
"Cih." decih Darren memutar bola matanya malas.
"Lo mau keluar 'kan dari sini?."
"Yaiyalah mau!." ngegas Cia.
"Tapi ada syaratnya."
"Apa?." Cia mendongak menatap Darren yang malah tersenyum.
_______
"Hello my name is Cia, saya diculik--."
"Bisa nggak sih, stop ngarahin pistol ke muka gue, jantung gue jadi degdegan nih." cibir Cia mengeplak pria bertopeng menggunakan kertas yang ia pegang untuk berpidato didepan kamera.
"Untuk memastikan saya pulang dengan selamat tolong bayar 500 ribu..."
"500 ribu?." Cia menolehkan kepalanya dengan raut tanda tanya.
"Segitu doang? Lo pikir harga diri gue serendah itu?!."
"Nggak! Nggak! Gila banget, ini mah penghinaan namanya." decak Cia tak terima.
"Untuk memastikan saya pulang dengan selamat tolong bayar 700 juta." lanjut Cia menulis dikertas yang dipegangnya.
"Gini 'kan enak." ucapnya melihat kertas yang ditulisnya dengan raut puas. Setelah itu dirinya menyerahkan kertas itu kepada pria yang berada disampingnya lalu menyenderkan tubuhnya pada senderan kursi dengan kedua tangan dibelakang menyangga kepala.
"Yaampun... Gila. disini kalian punya banyak senjata ini pistol, kerucut, pisau tapi gue nggak liat ada sapu--." Cia melihat kekiri atas kanan pandangannya terpaku pada sesuatu yang bergerak.
"OMG HELLOOWW ITU TIKUS YA?." kagetnya dengan kedua tangan mencengkram pinggiran kursi.
"Gue boleh minta teh nggak sih kering ni tenggorokan gue ngomong mulu dari tadi." ucapnya mengelus tenggorokan sambil menatap keempat pria tersebut. Pria tersebut mengganguk menyetujui kemudian pergi kebelakang. Belum lima menit pria itu kembali membawa gelas berisi teh anget dan sendok.
"Ok, ok, gue telephone dulu nggak usah heboh deh." ucapnya setelah meminum tehnya dan mengambil handphone lalu meletakannya ditelinga dengan diapit pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Aleciana [END]
FantasíaWarning Area!!!=Berbau ++/dewasa, terdapat kata-kata kasar, umpatan, kekerasan, bahasa campur, kissing, skinship!. Start:27 -2 -2022 Finish: 3-7-2022 Status:[END] ------------------------------------------- "AAAAHKK!!. " triaknya menggema diruangan...