Typo? Tandai.
Happy Reading!
____________________Selama perjalanan pulang menuju mansion, di dalam mobil mewah berwarna putih itu hanya ada keheningan yang melanda serta aura gibson yang tak kunjung menghilang.
Xavier tahu jika emosi anaknya ini masih belum terkendalikan, terlihat dari wajah dan pancaran mata putranya. Jika amarah atau emosi sudah menguasai fikiran gibson, anak itu akan sudah di kendalikan.
Amarah atau emosinya akan sedikit mereda jika putra bungsunya merendam dalam bathub menggunakan air dingin.
Tidak terasa keduanya sudah sampai di perkarangan mansion, gibson keluar dari mobil tanpa mengucapkan sepatah kata. Ia masuk ke dalam mansion mengabaikan pertanyaan claudia.
disinilah gibson berada. Di kamar mandi yang berada dalam kamarnya, merendam dalam bathub dengan air dingin untuk meredakan emosi.
Kedua mata pemuda itu terpejam menikmati dinginnya air, emosi yang menguasai dirinya sedikit mereda. Pemuda itu bahkan merutuki dirinya sendiri yang sudah keceplosan dalam bahasa, ia juga sudah menyiapkan diri jika setelah ini atau nanti xavier akan memarahinya.
Selain meredakan emosi, gibson juga sedang memikirkan kejutan khusus untuk menyambut ke datangan uncle laknat nya besok hari.
Cukup lama ia merendam, gibson memutuskan menyudahi nya karena ia merasa emosi nya sudah mereda. Gibson beranjak keluar bathur lalu membuar air dalam bathub dan melanjutkannya dengan mandi menggunakan air hangat.
Beberapa menit kemudian, gibson menyelesaikan ritual mandi siang nya. Pemuda itu keluar kamar mandi melangkahkan kaki nya berjalan menuju ruang walk in closet untuk mengambil pakaian santai nya.
________________________Gibson berjalan santai di lorong kamarnya sembari bersenandung ria. Seusai mandi tadi gibson berniat menemui claudia untuk meminta maaf karena sudah mengabaikan pertanyaannya.
Gibson memasuki lift lalu menekan tombol 1 untuk sampai di lantai dasar dengan cepat. Ia yakin bunanya pasti ada di bawah, ia keluar dari dalam lift setelah sampai di lantai dasar.
"Bun?" Panggil gibson.
"BUNAAAA!"
"BUNA, DI TAMAN BELAKANG!"
Gibson melangkahkan kakinya sedikit berlari menuju taman belakang. Dapat ia lihat buna nya sedang duduk santai sendirian di gazebo di temani beberapa buah-buahan.
"Bun." Panggil gibson sambil memeluk badan claudia dari belakang.
Claudia yang sedang memakan buah pun mengernyit bingung." Apa ge? Tumben sekali." Ucap claudia.
Gibson melepaskan pelukannya, ia naik ke atas gazebo lalu merebahkan badannya dengan paha claudia sebagai bantalan. Gibson memeluk pinggang perempuan itu san menyembunyikan wajah di perut claudia.
Claudia memakan buahnya sembari mengelus kepala gibson." Gege minta maaf! Tadi udah abaikan pertanyaan buna." Ujar gibson.
Claudia menghentikan aktivitasnya, ia menundukan kepalanya kebawah sambil tersenyum tipis." Gak papa sayang, buna ngerti kok." Balas claudia.
Tadi, setelah kepergian gibson ke kamarnya. Claudia menanyakan apa yang terjadi sampai-sampai membuat anak bungsunya emosi, bahkan ia merasakan aura negatif yang di keluarkannya.
Xavier mencerikan semua kejadian di kantor tanpa terlewat. Sebuah anggukan claudia pergerakan telah cerita kejadian di kantor selesai.
Claudia tahu kenapa gibson ketika marah atau emosi sulit di kendalikan. Sifat baik dan ramahnya itu membuat gibson jarang merasa marah atau emosi bahkan hampir ke tidak pernah. Tetapi, sekalinya anak itu merasa marah atau emosi itu akan sulit di kendalikan.
Tatapan tajam, dingin, wajah datar, serta aura yang selalu keluar ketika merasa marah atau emosi lebih mendominasi dari pada kembarannya. Semua itu hampir sama seperti kakeknya.
"Beneran? Buna udah maafin gege?" Tanya gibson dengan suara yang terendam dalam pelukan nya di perut claudia.
Perempuan paruh baya itu menganggukan kepala walaupun suara anak nya terendam dan tidak melihat anggukan kepalanya. "Iya."
Gibson mendongakkan kepalanya guna menatap buna nya. Ia mendudukan badan nya, lalu mengecup pipi claudia." Makacih buna udah mau ngeltiin gege." Sahut gibson dengan suara yang sengaja ia cadelkan.
Claudia sedikit tertawa mendengarnya, ia mencubit kedua pipi berisi gibson." Cama-cama tayang." Jawab nya mengikuti gaya bicara gibson.
Keduanya tertawa begitu saja." Ayah udah pergi ke kantor lagi?" Tanya gibson setelah tawanya mereda.
Claudia mengangguk." Udah!" Jawab nya.
Claudia mengingat sesuatu setelah gibson menanyakan keberadaan suami nya. Mata cantik perempuan itu menelisik permukaan wajah anak nya, dan menemukan memar merah di pipi kirinya serta sudut bibir yang robek.
"Tunggu sebentar, buna masuk dulu." Suruh claudia lalu beranjak pergi dari gazebo.
Gibson menganggukan kepala, ia melanjutkan aktivitas mengupas buah apel, memotong nya, dan melahapnya.
Tidak lama kemudian, claudia datang dengan tangan membawa kotak p3k dan satu baskom kecil berisi air hangat, tidak lupa dengan handuk kecil nya.
Claudia menyimpan p3k dan baskom lalu duduk di tepi gazebo. Perempuan paruh baya itu menatap putranya yang sedang asik memakan buah apel yang sudah di kupas cangkangnya.
"Madep sini ge, obatin dulu pipi kamu." Titah claudia. Ia mencelupkan handuk kecil itu ke dalam baskom lalu memerat nya.
Gibson menuruti perkataan claudia, ia meng hadap ke arah buna nya masih dengan memakan buah apel. Sebuah ringgisan kecil berhasil lolos dari bila bibir gibson ketika merasakan kain kasar dan basah hangat menyentuh permukaan bekas tamparan.
"Pelan-pelan bun!" Pinta gibson, pemuda manis itu bahkan menghentikan terlebih dahulu untuk memakan apelnya.
"Ini juga pelan, makanya diem jangan banyak gerak." Imbuh claudia, perempuan itu fokus mengompres bekas tamparan dan sudut bibir yang robek.
"Bunaaaaaaaaaa!" Rengek gibson ketika merasakan nyeri pada sudut bibirnya. Ia mengerucutkan bibirnya ke depan, malah mendapat tabokan gemas dari bunanya.
"Astaga ge diem! Ini udah pelan, tahan sebentar." Sahut claudia sambil meneteskan obat merah pada sudut bibir putra bungsu nya.
"Selesai!" Ucap claudia lalu memasukan obat merah ke dalam kotak p3k.
Claudia membereskan kembali lalu masuk ke dalam mansion untuk menyimpan baskom dan p3k. Pemuda manis itu melanjutkan kemabli acara makan buah apelnya.
_______________________"Sial! Wajah gue jadi jelek!"
"Awas aja lo bocah! cepat atau lambat gue bakal bales semuanya!"
_____________________
Tbc.
Jangan lupa, tinggalkan jejak.
20 febuari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
About The Twins G [ Terbit ]
Ficção Adolescente⚠️WARNING⚠️ ⚠️LAPAK BROTHERSHIP/FAMILY/FRIENDSHIP⚠️ ⚠️BUKAN LAPAK BXB/BL/SEMACAMNYA⚠️ [Ending] Gak bisa buat deskripsi. _______________________________ Hanya menceritakan kisah tentang si kembar dengan nama yang berawal dari huruf G. _______________...