A T T G | 47. Rencana Yang Ditunda

3.7K 360 10
                                    

Typo? Tandai!
Happy Reading!
*****

































"Tangan lo kenapa cil?"

Pertanyaan itu terlontar dari bilah mulut Fahmi. Jam sekolah sedang istirahat, sekarang mereka berada di kantin untuk mengisi perut yang sudah berbunyi meminta di isi sedari tadi.

Fahmi melontarkan pertanyaan seperti itu karena ia tidak sengaja melihat luka yang memanjang. Arthur, Alen, Dizky, dan Darrel sontak mengalihkan fokus mereka kearah Gibson.

Sedangkan sang empu segera menunduk, melihat luka panjang di lengan nya yang memang tidak terhalangi sebab ia tidak menggunakan almamater sedangkan baju seragam berwarna putih nya ini lengan pendek.

"Di cakar sama Ziggy."

Masih ingat sama Ziggy? Ituloh, kucing gembrot berwarna oren milik Alen.

Alen yang mendengar itu mengerutkan dahi nya heran, sejak kapan? Dan juga, kapan luka panjang itu ada di lengan sang adik? Perasaan tadi pagi sebelum mereka berangkat tidak ada luka satu pun di lengan kembaran nya itu.

Alen memincingkan matanya kearah sang kembaran, laki-laki itu menatap intens pada luka Gibson. Luka itu, seperti masih baru dan nampak seperti belum lama di obati.

Alen harus segera mencari tahunya, dia menepuk pucuk kepalanya Gibson. "Makanya jangan dijailin terus." Sahut Alen.

Gibson mendongak, menatap Alen dengan tatapan sulit diartikan kemudian beralih kembali menatap luka nya sejenak. Fahmi, Dizky, dan Darrel ber oh ria mendengar jawaban dari Gibson.

Tidak lama kemudian, terdengar suara deheman keras yang berasal dari Darrel membuat murid-murid yang berada dekat meja mereka sontak mengalihkan pandangan nya kearah meja Alen dkk namun tidak lama mereka kembali berfokus ke urusan masing-masing.

"Ekhem, gue tadi gak sengaja liat Reno." Ucap Darrel tiba-tiba.

Dizky yang mendengar itu mengernyit kan dahinya. "Reno? Temen nya si Charlo?" Tanya Dizky.

Dan omong-omong, soal masalah Dizky dan Fahmi beberapa malam yang lalu, insiden di markas, kedua anak itu kini sudah berbaikan karena Dizky yang merasa bersalah sudah menuduh dan asal bicara soal Xavier dan Claudia.

Darrel menganggukan kepalanya mengiyakan pertanyaan Dizky. "Iya, gue tadi liat pas kita mau ke kantin. Dia ada di lapang basket lagi main sama murid lain." Ujar Darrel.

Saat mereka menuju kantin memang Darrel berjalan paling belakang, laki-laki itu berjalan sambil melihat kearah lapang namun siapa sangka ia malah menangkap keberadaan Reno di sekolah ini.

"Ngapain tuh anak ada di mari? Wah, jangan-jangan dia mau ngajak kita baku hantam lagi." Celetuk Fahmi membuat Dizky dan Darrel memberikan jitakan sayang pada dahi Fahmi secara bersamaan.

Sang empu mengaduh sakit, pemuda itu mengelus dahi nya yang terasa nyut-nyutan. "Kok kalian berdua jitak gue sih?! Sakit anjing!" Maki Fahmi.

"Lebay lo." Celetuk Dizky.

Seelah menjitak Fahmi, Darrel mendengus. "Ucapan lo gak masuk akal banget anjirr! Buat apa dia datang kesini cuman buat ngajak baku hantam? Buang-buang waktu, lagian dia pake seragam kaya kita sekarang, jangan-jangan dia murid baru yang dimaksud beberapa hari kebelakang sempat jadi topik hangat kan?" Ucap Darrel panjang lebar.

Disky menganggukan kepalanya setuju dengan ucapan Darrel. "Bener, lagian Reno gak pernah bikin masalah sama kita terkecuali temen nya yang suka nantangin balapan." Ujar Dizky membernarkan.

About The Twins G [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang