Typo? Tandai!
Happy Reading!
*****Seperti biasanya, malam ini seperti malam sebelumnya terkecuali pas ia sedang sakit. Alen akan pergi keluar mansion dan kembali kumpul dengan teman sepergeng nya di sebuah rumah minimalis di jalan xxx yang sudah lama di jadikan markas oleh mereka, dan halaman depan dan belakang nya luas.
Lelaki itu, menghentikan motor nya di depan markas. Alen membuka helm full face nya lalu menyimpan nya di atas jok, seharusnya malam ini ia ikut dengan kedua orang nya tua nya yang akan melakukan perayaan di perusahaan sang ayah.
Namun Alen menolak, ia lebih memilih kumpul dengan teman-teman nya dari pada harus menghadiri acara yang bisa saja membuat diri nya bosan. Begitu pun dengan kembaran nya, anak itu juga tidak ikut pergi dengan kedua orang tua nya, Gibson lebih milih diem di kamar terus main game.
Tadi nya sih sebelum Alen pergi kembaran nya itu minta ikut ke sini tapi Alen menolaknya, pasal nya mereka nanti sekitar jam sembilanan akan pergi ke arena balap. Tidak mungkin kan Alen membawa kembaran nya kesana?
Alen mendudukan dirinya di atas sofa, wajah anak itu terlihat begitu datar. Ia mengambil ponsel nya lalu memainkan nya. "Len, malam ini lo mau turun?" Tanya Darrel, pemuda itu kini sedang duduk lesehan di bawah sambil makan bakso yang di beli nya tadi.
"Kalau ada lawan nya gue turun." Jawab Alen tanpa mengalihkan pandangan mya dari ponsel.
"Baru aja si Charlo chat gue, katanya dia nantangin lo buat turun. Mau di terima gak?" Sahut Fahmi, kedua mata pemuda itu menatap kearah layar ponselnya dan jari jempol nya mengetikan sesuatu disana.
Alen yang mendengar nama Charlo disebutkan terdiam, pemuda itu mendongak menatap kearah Fahmi tanpa ada niatan untuk menjawab dulu. Terakhir kali ia bertemu dengan anak itu saat di cafe malam itu, sudah sekitar hampir seminggu lebih.
Setiap kali ia berpapasan dengan Charlo, Alen selalu merasa familiar dengan mata anak itu, postur tubuh anak itu. Ia juga selalu merasa dekat dengan nya padahal selama Alen kenal dengan Charlo hanya tahu sebatas nama tidak lebih, ia juga sering merasakan seolah ia mempunyai ikatan batin.
Tampang Charlo ini selalu membuat Alen penasaran sekaligus curiga, apalagi anak itu selalu memakai masker dan rambut nya yang sengaja di ponikan. Alen menghela napasnya pelan, memikirkan siapa Charlo sebenarnya membuat kepalanya pusing.
Dan juga, ia harus mencari tahu siapa dia sebenar nya.
"Yeee, malah bengong lo! Mau di terima apa kagak nih anjir?" Celetuk Fahmi, ia sedari tadi menunggu jawaban dari Alen namun saat ia mendongak melihat kearah pemuda itu ternyata sahabat nya itu lagi bengong, seperti orang yang memiliki beban idup.
Gak deng, canda.
"Gue terima." Jawab Alen.
"Dari tadi kek." Balas Fahmi lalu mengetikan sesuatu di ponsel nya.
"Kenapa Len? Dari tadi lo bengong terus, ada masalah?" Imbuh Dizky bertanya.
Memang, sedari tadi Dizky memperhatikan Alen saat Fahmi mengatakan kalau Charlo menantang anak itu. Ekspresi wajah sahabat nya itu seolah langsung berubah setelah mendengar nama Charlo.
Apa Alen mempunyai masalah dengan anak itu yang sudah menjadi musuh nya sejak---entah kapan Dizky lupa.
Lagi, Alen terdiam mendapat pertanyaan seperti itu. Haruskah dia bilang apa yang sedang dia pikirkan sekarang? Ya, seperti nya dia harus mengatakan ini, tentang dirinya yang merasa janggal dengan identitas Charlo.
Siapa tahu mereka dapat membantu nya menyelidiki anak itu. "Ke atas." Ucap Alen.
Ia akan memberitahu sahabat nya itu tentang kejanggalan yang dia rasakan tetapi tidak disini, Alen akan memberitahu mereka di lantai atas. Jika dia mengatakan nya disini, banyak anggota lain yang.
KAMU SEDANG MEMBACA
About The Twins G [ Terbit ]
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ ⚠️LAPAK BROTHERSHIP/FAMILY/FRIENDSHIP⚠️ ⚠️BUKAN LAPAK BXB/BL/SEMACAMNYA⚠️ [Ending] Gak bisa buat deskripsi. _______________________________ Hanya menceritakan kisah tentang si kembar dengan nama yang berawal dari huruf G. _______________...