A T T G| 13. Olahraga Pagi

14.8K 1.3K 25
                                    


Typo? Tandai.
Happy Reading!
____________________

Jam menunjukan pukul 05:55 wib. Disebuah kamar terdapat seorang pemuda manis sedang bersiap memakai sepatu sneakers. Pagi ini gibson berniat lari pagi bersama kembaran nya, alen.

Ia hanya mengenakan celana training putih hitam dan sweater oren dengan setengah bagian lengannya berwarna abu yang nampak sedikit kebesaran.

Gibson menalikan memutar tali terakhir ke kebalakang mata kaki. Ia menurun celana bawahnya yang sempat ia lipatkan ke atas. Gibson mengambil handuk kencil lalu menyampirkan ke leher.

Pemuda itu berjalan keluar kamar berniat ke lantai dasar. Di pertengahan jalan menuju lift, gibson bertemu dengan kembarannya yang sudah siap dengan pakaian sama seperti dirinya.

Alen tidak berangkat sekolah? Jawabannya tidak. Karena semua guru ada rapat penting siang nanti sekitar jam 08:45 wib jadi, semua murid di liburkan.

Hanya saja atasan yang dipakai alen, atasan tanpa lengan. "Bang!" Panggil gibson sembari melangkahkan kakinya lebih cepat menghampiri alen.

Alen yang memang berjalan di depan gibson, membalikkan badannya. Dia mengangkat sebelah alis nya, kearah pemuda yang memanggil nya setelah sang empu sudah berada tepat di sampingnya.

"Langsung berangkat?" Tanya gibson.

Alen menekan angka 1 ketika dirinya dan gibson sudah berada di dalam lift. "Gak! Makan dulu, baru berangkat." Jawab nya.

Gibson melirik jam tangan. "Jam segini emang sarapan udah siap?" Sahut gibson tanpa melihat lawan bicara, ia memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana training.

"Makan roti, buat ganjel perut."

Gibson menganggukan kepala. Ia melangkahkan kakinya keluar lift setelah sampai di lantai dasar. Mereka berdua berjalan menuju dapur secara beriringan.

Alen membuka kulkas mengambil bungkusan roti tawar yang memiliki isi atau sering disebut sari roti. Ia mengambil empat bungkus roti tawar tersebut serta mengambil dua botol air mineral yang tidak dingin.

"Tumben sekali pagi-pagi sudah bangun." Sahut seorang wanita paruh baya yang baru saja memasuki dapur, sembari mengikat rambutnya.

Kedua anak itu yang memang belum beranjak dari sana menoleh kearah pintu masuk dapur. "Mau lari pagi bun." Balas gibson lalu meneguk air mineral di dalam botol.

Claudia menganggukan. "Lari disekitar taman komplek?" Tanya claudia sambil menyiapkan beberapa bahan masakan.

"Iya."

"Yaudah bun kita berangkat dulu." Pamit alen di angguki gibson.

Keduanya berlali pergi dari dapur menuju pintu utama setelah mendapat jawaban dari claudia. Mereka berlarian di depan komplek, melewati berbagai rumah ah tidak. Lebih tepatnya mansion.

"Kok rame? Padahal bukan hari weekend." Gumam gibson pelan setelah mereka sudah sampai di taman komplek yang tidak jauh dari mansionnya.

Padahal hari ini bukan hari weekend, melainkan hari biasa. Tapi, taman komplek di sini terlihat cukup ramai. Gibson mengedikkan bahunya acuh, ia berlari kembali menyusul kembarannya.

Pemuda manis itu sedikit menekuk badannya dengan napas tidak beraturan, keringat bercucuran di wajah serta lehernya. Gibson berjongkok sebentar melap keringat lalu kembali berlari.

Setelah cukup berlari selama sepuluh putaran taman komplek. Gibson meluruskan kedua kakinya setelah selesai berlari begitupun dengan alen.

"Minum dulu, abis ini olahraga." Suruh alen sambil memberikan satu botol air mineral. Gibson berdehem sebagai jawaban, kemudian meneguk air tersebut hingga setengah.

Alen memandu gibson melakukan olahraga sit up. "Hitung sampai delapan, dua kali sit up." Ucap alen dan mulai sedikit merebahkan tubuhnya.

"Oke!" Gibson menaruh kedua lengannya di tengkuk.

"Satu."

"Dua."

"Tiga."

"Empat."

"Lima."

"Enam."

"Tujuh."

"Delapan."

Lanjut;(

Seperti apa yang alen ucapkan. Mereka melakukan dua kali sit up, bahkan back up, push up, plank, bear crawl, jump lunges, dan squad jump masing-masing gerakan dua kali dengan hitungan sampai delapan.

"D-delapan."

Matahari semakin terik, keringat bercucuran di badan kedua anak kembar itu. Gibson merebahkan badannya di atas rerumputan sembari mengatur napasnya yang tidak beraturan.

"Cape?" Tanya alen menatap gibson yang tidur di atas rerumputan dengan napas tidak beraturan, terlihat dada pemuda itu naik turun.

"Udah tahu cape pake nanya lagi." Jawab gibson dengan cetus yang di tanggapi dengan kekehan.

Gibson mendudukan badannya lalu mengambil botol minum yang tidak jauh darinya. Ia meminumnya hingga habis tanpa tersisa namun, ia masih merasa haus.

"Minta bang, gege masih haus." Ucap gibson ketika melihat isi botol alen yang masih banyak.

Alen memberikan botol minumnya setelah meneguk beberapa tegukan. Anak itu menerimanya dengan senang hati, gibson kembali meminum hinga tersisa sedikit.

Alen melihat jam tangan yang tertempel di lengan kiri, jam menunjukan pukul 07:56 wib. Itu artinya mereka sudah melewatkan sarapan pagi.

"Mau pulang?" Tanya alen.

Gibson mengangguk sebagai jawaban."Mau beli itu tapi, gege lupa gak bawa uang." Ucap gibson sembari menujuk kearah gerobak dengan tulisan besar 'Bubur Ayam'.

Alen meronggoh saku celananya dan memberikan dua lembar uang cash berwarna biru kepada gibson. "Gih beli, abang tunggu di sini." Titah alen.

Gibson menganggukan kepalanya semangat. "Oke!" Pemuda manis itu berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan alen sendiri.

Alen menggeleng pelan, ia berdiri dari duduknya berjalan kearah kursi taman. Ia membuang botol minum bekas mereka minum ke tempat sampah, botol minum plastik merk aqua bukan botol minum tuppuwere ataupun sebagainya.

Alen melap keringat yang bercucuran sedari tadi. Sembari menunggu kembarannya selesai membeli bubur, alen meronggoh saku celana nya guna mengambil benda persegi.

Ia membalas satu persatu pesan masuk dari sahabatnya. Alen membuka pesan dari orang kepercayaannya, sudut bibir alen sedikit terangkat membentuk seringai kecil.

"Bang!"

Alen menoleh ke samping kanan dan mendapati kembarannya yang berjalan kearahnya dengan menenteng satu kantong plastik berukuran sedang.

"Sudah?" Gibson menganggukan kepala menanggapi pertanyaan alen.

"Udah. Ayo pulang!" Ajak gibson.

Alen mengangguk sebagai balasan. Mereka berdua beranjak pergi dari taman komplek menuju mansion, tidak ada percakapan sama sekali selama di perjalanan.

Tidak terasa mereka sudah sampai di depan gerbang mansion. Alen maupun gibson masuk ke dalam.

"Mang ujang sini bentar!" Panggil gibson kepada satpam yang berada di dalam pos dekat gerbang.

"Iya den?" Jawab mang ujang.

Gibson membuka plastik yang ia bawa lalu mengambil dua bungkus bubur ayam. Ia memberikan plastik hitam yang berisi empat bubur ayam.

"Nih mang. Di dalam ada empat bubur, yang satu buat mang ujang, satunya lagi buat temen rekan mamang, sisa nya buat tukang kebun." Ucap gibson.

"Tolong kasihin ya mang, gege mau ke dalam udah lapar." Sambung gibson.

"Ah baik den, terima kasih bubur ayamnya." Kata mang ujang.

Gibson menganggukan kepala sembari tersenyum manis. "Sama-sama, yaudah gege ke dalam dulu. Pay-pay." Pamit gibson.
________________
Tbc.
Jangan lupa, tinggalkan jejak ⭐
05 Maret 2022

About The Twins G [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang