A T T G | 41. Hujan-hujanan

6K 598 49
                                    

Typo? Tandai!
Happy Reading!
*****





























Seusai sarapan, Gibson kembali ke kamarnya berniat melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu oleh orang tuanya yang sempat menyuruhnya sarapan dulu. Ia menidurkan tubuhnya di atas tempat tidur lalu memeluk guling kesayangannya.

Gibson memejamkan kedua matanya yang sudah terasa berat dan sudut matanya yang mengeluarkan air mata menandakan jika ia benar-benar sangat mengantuk. Jarum jam masih menunjukkan pukul 08:15 pagi, suara kicauan burung mengalun begitu merdu.

Berbeda dengan Gibson yang melanjutkan tidurnya setelah sarapan, sementara sang kembaran Alen, pemuda itu sedang duduk di balkon dengan rahang mengeras dan kedua maniknya menajam karena ia baru saja membaca pesan yang entah di kirim siapa sebab tidak ada namanya.

Pesan itu di kirim semalam dan baru saja Alen baca karena ia baru saja memegang ponselnya lagi, pesan itu berisikan tentang ancaman seseorang yang menargetkan Gibson entah apa tujuan orang itu.

Alen berdiri dari duduknya beranjak pergi meninggalkan balkon kamarnya, tujuannya saat ini ialah kamar kembarannya untuk meminjam ponsel anak itu sebentar. Sampai di depan pintu kamar Gibson, tanpa mengetuk terlebih dulu dia langsung masuk ke dalam.

Pandangan Alen terjatuh pada seseorang yang sedang tertidur sambil memeluk guling, ia melangkahkan kakinya ke sana kemudian mendudukan bokongnya di tepi kasur.

Alen mengelus surai hitam milik Gibson, kedua matanya terus menatap wajah lelap sang kembaran. Alen mengambil benda canggih berbentuk persegi panjang dengan logo apple di belakangnya yang terletak di atas nakas samping tempat tidur.

Ia membuka ponsel milik Gibson untuk memastikan sesuatu, sedikit menghela napas lega karena orang yang mengiriminya pesan ancaman terhadap kembarannya tidak mengirimkan pesan juga kepada Gibson.

"Gak akan abang biarkan orang itu menyentuh adek kesayangan abang seujung helai rambut sedikitpun." Gumam Alen dengan suara yang sangat pelan.

Setelah mengatakan itu Alen mengecup kening sang kembaran sejenak sebelum beranjak pergi keluar kamar. Gibson membuka kedua matanya secara paksa dengan kedua mata yang masih mengantuk karena saat Alen masuk ke kamarnya ia belum benar-benar terlelap dan masih merasakan usapan lelaki itu pada rambutnya dan juga ucapan yang Alen katakan.

*****

Siang harinya, awan yang biasanya akan terlihat cerah dan bagus kini terlihat sangat mendung sepertinya akan hujan deras. Gibson yang melihat itu kedua matanya berbinar, kedua kaki nya berjalan menuju garasi.

"ABANG AYO HUJAN-HUJANAN!"

Teriak Gibson di pintu garasi, disana terlihat Alen yang baru saja selesai membersihkan motornya. Pemuda itu mendongakan kepalanya saat mendengar teriakan dari kembarannya yang mengajak hujan-hujanan.

Alen terdiam sejenak, memikirkan ajakan dari Gibson. Sudah lama juga mereka tidak hujan-hujanan bersama, terakhir mandi hujan bersama tuh kalau tidak salah waktu kelas delapan SMP.

Itu pun yang berakhir mereka di marahin habis-habisan setelah Hujan-hujanan oleh sang buna serta mendapatkan hukuman dari ayah mereka. Gibson melangkahkan kakinya cepat menghampiri Alen yang sedari tadi diam setelah ia mengajaknya hujan-hujanan.

"Abang ayo hujan-hujanan, udah lama kita gak mandi hujan." Ajak Gibson sekali lagi.

Alen tersadar dari lamunannya yang memikirkan ajakan Gibson. "Nanti di marahin buna lagi terus di hukum sama ayah terus kalau kamu sakit gimana? ." Balas Alen.

About The Twins G [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang