A T T G | 43. Pingsan

5.9K 484 22
                                    

Typo? Tandai!
Happy Reading!
*****
















Suara deruman kenalpot motor dan mobil terdengar begitu nyaring di parkiran depan Cafe, beruntung Cafe ini memiliki parkiran yang luas. Satu persatu dari mereka turun dari kendaraan masing-masing, Dizky melihat sekitar Cafe yang terlihat agak ramai.

Biasanya Cafe itu makin malem-malem suka rame, mereka semua mulai berjalan masuk ke dalam cafe dengan sang ketua yang berjalan lebih dulu di bandingkan yang lainnya.

Semua para pengunjung cafe mengalihkan atensinya masing-masing ke arah geng mereka. Alen menampilkan wajah datarnya dan juga tatapan dingin, kedua manik pemuda itu tidak sengaja menangkap kearah meja yang ditempati oleh sahabat musuh nya a. k. a Charlo.

Pemuda itu juga terlihat sangat panik ketika melihat dirinya dan yang lain masuk, yang Alen lihat pemuda itu seperti menyuruh Charlo untuk memakai sesuatu. Alen sedikit menggelengkan kepalanya ketika pandangan nya sedikit memburam.

"Gue ke toilet dulu." Pamit Alen kepada mereka.

Alen segera pergi menuju toilet ketika melihat Charlo yang sudah pergi tadi, entah kenapa feeling nya mengatakan kalau pemuda itu akan pergi ke toilet.

Sedangkan disisi lain, Charlo berjalan masuk ke dalam toilet lalu menyalakan kran untuk mencuci wajahnya yang kena sembur jus dari Reno tadi, sepertinya ia juga harus mengganti masker yang baru saja dia buka lagi.

Beruntung ia membawa dua, hanya untuk jaga-jaga. Setelah membasuh wajahnya, Charlo menarik tissue kering yang disediakan untuk mengusap wajahnya yang terasa basah. Telinga pemuda itu mendengar suara langkah kaki yang berjalan mendekat kearahnya, mungkin itu orang lain yang ingin ke kamar mandi juga.

Charlo tidak tahu kalau orang yang di anggap nya orang lain adalah Alen.

Alen menatap punggung Charlo dengan tatapan yang sulit di artikan, entah kenapa setiap ia melihat Charlo ia seperti tidak asing dengan mata anak itu. Setahun lebih ia mengenal Charlo, Alen tidak pernah tahu bagaimana rupa anak itu karena setiap kali mereka bertemu atau melakukan balapan liar.

Charlo sering menggunakan masker untuk menutupi setengah wajah nya juga rambut lelaki itu yang selalu di ponikan dan hanya terlihat kedua matanya saja. Selain dengan mata, Alen juga merasa tidak asing dengan postir tubuh Charlo namun ia berusaha positif thinking karena yang memiliki postur tubuh seperti itu bukan cuman satu melainkan banyak.

Ingatan Alen kembali teringat pada sebuah pesan yang dikirim oleh orang yang dia yakini adalah Charlo itu berhasil membangkitkan rasa emosinya.

Charlo yang melibatkan Alen masuk melalui cermin yang berada di atas wastafel buru-buru menundukan kepalanya sambil mengusap wajahnya dengan tissue lalu mengambil masker baru di saku jaket nya dan segera memakainya.

"Maksud lo ngirim pesan kaya gitu semalam itu buat apa?" Tanya Alen menatap tajam manik Charlo melalui cermin karena pemuda itu yang tidak membalikan badan.

Sang empu berdehem pelan, mencoba menetralkan detak jantung yang berdetak dua kali lipat karena hampir ketahuan, Charlo membalikan badannya dan mendongak menatap balik mata Alen.

"Lo tahu kalau yang ngirim pesan itu gue?" Bukannya menjawab, Charlo malah memberikan Alen pertanyaan balik.

"Ya."

Namun tidak lama kemudian, pemuda itu mengalihkan pandangan nya lalu mengedikan bahunya acuh. "Gue gak ada maksud apa-apa soal pesan itu, gue cuman ngetes doang. Gak usah dibawa diserius." Jawab Charlo jujur.

Karena memang jujur, yang mengirim pesan berisikan ancanam itu cuman aksi gabut Charlo. Dia ngancem Alen melalui kembaran nya itu cuman ngetes doang, tidak ada maksud lain. Intinya ya cuman bercanda doang.

About The Twins G [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang