Typo? Tandai.
Happy Reading!
___________________Tidak terasa hari sudah mulai memasuki sore hari. Orang-orang di mansion sudah berangkat pula menjemput seseorang yang akan datang lalu seperti pesan lusa lalu.
Di mansion hanya ada bodyguard, maid, alen dan gibson. Alen dan gibson? Fyi, si kembar tidak ikut menjemput dengan alasan singkat.
Gibson tidak mau ikut dengan alasan males padahal mah bukan males melainkan, sedang menyiapkan sambutan untuk unclenya yang sudah ia fikirkan dari semalam.
Meskipun sambutan ini pasti terdengar clasik atau sudah tidak asing lagi bagi kalian atau juga sudah terbiasa bagi orang-orang yang selali melakukan tindakan bullying. Sedangkan alen? Dia hanya memberikan alasan hanya ingin menemani kembarannya.
Seperti sekarang ini. Kedua anak kembar itu sedang berada di dapur dengan maid yang terus memperhatikan kedua anak itu sembari mengelus dada sabar. Kejadian seperti ini bukan sekali dua kali, ini sudah sering terjadi kala adik bungsu dari tuannya akan datang.
"Bang air cuka nya mana?" Tanya gibson kepada alen sambil menuangkan satu bungkus terigu ke dalam ember.
Alen berjongkok memberikan lima botol cuka apel kepada gibson. "Tuangin. Gege mau ambil air." Ucap gibson lalu ngacir masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dapur.
Alen menurut, meskipun ia merasa di jadikan babu oleh kembarannya tapi tak apalah. Ia menuangkan semua air cuka di dalam botol, satu persatu hingga habis.
Walaupun alen maupun gibson tahu resiko memberikan sambutan seperti ini kepada adik kesayangan ayah nya itu.
Setelah misi sambutan ini berakhir dan berhasil. Ia yakin, beberapa fasilitas keduanya akan di sita selama beberapa hari atau uang bulanan akan di potong.
Tak lama dari itu gibson datang dengan membawa ember yang berisikan air setengah ember serta gayung. Gibson meletakan ember tersebut di hadapan mereka.
Kemudian, memindahkan air tersebut ke dalam ember berisi terigu dan air cuka yang sudah tercampur.
"Waitt." Kata gibson. Melangkahkan kaki nya keluar dapur menuju taman belakang.
Gibson datang dengan membawa satu kayu kecil. "Buat apa?" Sahut alen sembari menunjukan kayu kecil yang adiknya bawa menggunakan dagunya.
"Buat aduk ini." Balas nya dan ia pun mulai mengaduk alias mencampur atau meratakan terigu, air cuka, dan air.
"Kaya ada yang kurang." Gumam gibson pelan.
Alen yang mendengar gumaman pemuda manis di depan nya ini, kembali bersuara. "Telor sama terasi." Imbuh nya.
Gibson tersenyum lebar mendengar nya. Ia kembali berdiri dan berjalan kearah kulkas mengambil beberapa butir telor. "Terasi ada dimana?" Tanya gibson kepada bibi maid.
"Di dalam lemari den." Jawab salah satu bibi maid menunjuk salah satu lemari.
Gibson mengangguk ia sedikit berlari dan--- barang yang di cari nua ada. Pemuda itu mengambil tiga bungkus terasi sachet tan, kemudian mengambil mangkuk berukuran sedang.
"Bang tolong ambilin mixer." Pinta gibson kepada alen sembari memecahkan satu persatu telor ke dalam mengkuk.
Lagi dan lagi alen menurut. Ia mengambil mixer yang masih terbungkus kardus, dan menyimpannya di atas meja. Gibson memasukan terasi terakhir lalu memposisikan mangkuk di pertengahan yang buat mengaduknya.
"Udah." Sahut gibson. Alen menekankan sebuah tombol.
Setelah halus gibson menuangkan nya ke dalam ember. Ia kembali mengaduk meratakan menggunakan kayu kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
About The Twins G [ Terbit ]
Ficção Adolescente⚠️WARNING⚠️ ⚠️LAPAK BROTHERSHIP/FAMILY/FRIENDSHIP⚠️ ⚠️BUKAN LAPAK BXB/BL/SEMACAMNYA⚠️ [Ending] Gak bisa buat deskripsi. _______________________________ Hanya menceritakan kisah tentang si kembar dengan nama yang berawal dari huruf G. _______________...