A T T G| 26. Rencana Liburan

12.3K 906 22
                                    

Typo? Tandai.
Happy Reading!
_______________

Hari demi hari sudah terlewati, bulan demi bulan sudah berlalu. Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat.

Seluruh siswa maupun siswi JIS kini dikumpulkan di aula.

"Ini ada apaan dah di kumpulin di aula segala, gue ngantuk pen tidur." Celetuk gevin sembari menutup mulutnya yang menguap.

Gibson mengedikan bahunya acuh. "Kalo gak penting gue gorok tuh guru." Dumel gevin. Kedua matanya terlihat sayu menandakan, jika ia benar-benar mengantuk karena semalam ia kebablasan bergadang.

"Mohon perhatiannya anak-anak." Intruksi salah satu guru dari depan sambil bertepuk tangan.

Seluruh atensi siswa maupun siswi kini teralihkan, menatap ke depan. Dimana guru bk angkatan kelas dua belas berdiri di depan.

"Dari hasil rapat para guru dan kepala sekolah kemarin, disini ibu hanya memberitahu kalau ujian kelas dua belas akan berlangsung dalam dua minggu lagi."

"Dan untuk kelas sepuluh dan sebelas, selama kakak kelas kalian melaksanakan ujian kalian akan di liburkan. Di hari libur kalian pake dengan belajar untuk persiapan ulangan akhir semester yang akan di laksanakan, seminggu setelah ujian kelas dua belas selesai."

"Juga untuk kelas dua belas yang ingin memasuki kampus impian masing-masing mohon di persiapkan. Terima kasih ibu hanya memberikan informasi tersebut, silahkan bubar maaf sudah mengganggu waktu istirahat kalian." Finish guru bk tersebut.

Seluruh siswa maupun siswi membubarkan diri masing-masing dari aula. Gevin yang awalnya ngantuk kini terlihat cenghar, mendengar kata libur.

"Fiks, harus liburan ini mah." Ucap gevin senang.

Sekarang mereka lagi ada di koridor menuju kantin. Gibson menoleh ke samping dengan kedua mata memancarkan ke binaran. "Bener. Harus liburan, ke bali gimana gev?" Sahut gibson.

Gevin tersenyum lebar. "Ke pantai, gue pengen liat bule." Jawab gevin.

Gibson maupun gevin asik mengobrol membicarakan apa saja yang akan mereka lakukan di sana nanti, tidak menyadari seseorang berlari ke arah mereka.

Bruk.

"BANGSAT!"

Umpat gevin kaget, ia membantu gibson berdiri yang terduduk di lantai. Gevin menatap tajam seseorang yang udah nabrak temennya ini.

"HEH MAK LAMPIR!"

"LO GAK LIAT INI KORIDOR RAMAI? NGAPAIN LARI-LARI? LIAT TEMEN GUE JATUH GARA-GARA LO!" Teriak gevin kepada seorang perempuan yang sudah menabrak gibson.

Perempuan itu menatap gevin jijik. "Lo?" Tunjuk perempuan itu tepat ke arah wajah gevin.

Gevin menaikan sebelas alisnya. "Lo tadi manggil gue apa?" Tanya perempuan itu.

"Mak lampir, maybe." Gevin mengedikan bahunya acuh.

"Gue tanya sekali lagi. Lo ngapain lari-lari di koridor dan buat temen gue jatuh. Sengaja lo nabrak bahu dia?" Ucap gevin menatap tajam perempuan di depannya.

"Kalo iya, why?"

Gevin mendengus mendengarnya. "Diana! Lo belum kapok? Plis deh jangan buat masalah lagi, masih untung lo gak di keluarin di sekolah ini." Balas gevin.

Fyi, perempuan yang menabrak gibson barusan adalah diana. "Lo fikir gue bakal diem aja? Dan lo." Kata diana sambil menunjuk wajah gibson yang terlihat memerah.

Diana mendekatkan bibirnya di telinga gibson. "Inget baik-baik ucapan gue di otak lo, gue bakal bales semuanya secara perlahan dan gue pastiin temen lo, alen, arthur dan teman-temannya kalau bisa seluruh siswa maupun siswi di sekolah ini ngebenci lo. Camkan itu." Bisik diana tepat di telinga gibson.

"Gak peduli lo sodaraan, temenan, atau lain-lainnya sama alen." Setelah membisikan kalimat tersebut diana berniat melenggang pergi.

"HEH! HEH! MAK LAMPIR MAU KEMANA LO?" Pekik gevin menahan lengan diana.

"Lepas!"

"Minta maaf dulu, baru gue lepasin." Titah gevin. Diana mendelik tak terima.

"Ogah." Diana mengangkat kakinya menendang selangkangan gevin membuat sang empu memekik keras.

Bugh.

"AKH MASA DEPAN GUE?!"

"DIANA! KALO LO MATI GUE PASTIIN, GUE BAKAL KETAWA PALING DEPAN!" Teriak gevin kesal, ia meringis sakit. Sial, tendangan perempuan itu lumayan juga.

Gibson terdiam mematung mendengar bisikan diana. Gevin yang melihat itu merasa khawatir, ia tidak lagi memperdulikan sakit pada burungnya.

"Gib lo kenapa? Diana bilang apa sama lo?" Tanya gevin khawatir.

Gibson menggelengkan kepala sebagai jawaban. "Gak ada!" Setelah mengatakan itu ia beranjak pergi meninggalkan gevin yang menatapnya heran.

"Lah?"
_________________

"Guys!"

Sekarang gevin dan gibson lagi di kantin, satu meja sama alen dkk. Termasuk zio yang ikut bergabung.

"Paan?" Balas dizky setelah menyeruput minumnya.

"Dua minggu lagi kan kelas dua belas ujian, terus kita libur. Gimana kalo liburan?" Ucap darrel menatap teman-temannya, bermaksud meminta pendapat.

"Boleh tuh." Balas gevin.

"Tadi gue juga ada rencana buat liburan sama gibson, ke bali." Lanjut gevin.

"Cakep nih ke bali. Dah lama gue gak cuci mata." Ujar fahmi antusias. Fikirannya membayangkan saat liburan di bali, lihat bule-bule pake bekini.

"Art, len gimana?" Tanya darrel menatap kedua sahabat nya yang sedang asik dengan dunianya sendiri.

Arthur menganggukan kepala menyetujui tawaran darrel. "Gak tahu. Gue harus izin dulu." Jawab alen.

"Gak perlu sewa hotel ataupun lainnya, disana ada villa bokap gue." Sahut arthur kemudian memasukan makanannya ke dalam mulut.

Mereka menganggukan kepala sebagai jawaban dari arthur terkecuali gibson yang sedari tadi melamun merenung.

"Kesananya bawa mobil atau naik pesawat?" Sahut fahmi.

"Bawa mobil aja." Balas gevin.

"Lu yang nyetir." Tunjuk darrel kepada gevin.

Gevin mendelik. "Ogah lo aja yang nyetir." Ujae gevin, ia bergidik ketika membayangkan jika dirinya yang menyetir, apalagi jarak jakarta ke bali sangat jauh.

Bisa-bisa seluruh badannya encok karena kelamaan nyetir. Remaja jompo.

"Jahat lo pada, liburan gak ngajak gue." Sahut zio mendramatis yang sedari tadi diam menyimak.

Plak.

"Tanpa di ajak pun lo pasti ikut." Celetuk darrel setelah menggeplak kepala belakang anak itu.

Zio memperlihatkan cengirannya. "Gue saranin jangan bawa mobil, pasti lama. Lebih baik naik pesawat aja, sebentar. Perkiraan dua sampe tiga jaman lah." Usul zio.

"Elu yang bayarin tiket." Timpal gevin kepada sepupunya.

Zio mendelik tak terima. "Bokap lo dah kaya ya bangsat, banyak duit. Masih aja suka gratisan." Ucap zio kesal.

"Lagian ini liburan bukan traktiran!" Lanjut zio.

"Lo juga gib, bengong mulu dari tadi."

Nahkan dari tadi gibson cuman diem gak buka suara aja kena sembur zio.

Gibson tersadar dari lamunannya, ia menggaruk pipinya yang tak gatal. "A-apa?"

Zio mendengus mendengarnya. "Gak jadi."

"Ini jadinya berangkat pake apa? Mobil atau naik pesawat?" Tanya dizky kepada mereka.

"Pesawat aja. Kalo pake mobil kelamaan." Jawab fahmi yang angguki setuju oleh mereka terkecuali gibson.

Alen yang melihat kembarannya kembali merenung pun berdiri, lalu menarik lengan anak itu pergi dari kantin.

"Gev? Lo tahu sesuatu?"
____________
Tbc.
Vote, commentnya fren.
17 April 2022

About The Twins G [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang