Typo? Tandai.
Happy Reading.
_________________Gerutuan kesal terus terucap tanpa henti dari bilah bibir kenzie. Pria itu terus menggerutu lantaran ponakan nya terus-menerus mengganggu nya.
Dia cape pengen istirahat setelah menempuh perjalanan jauh, tapi dia gak bisa tidur walau cuman sebentar. Di ruang keluarga terdapat dua orang pria berbeda umur, di antara nya gibson dan kenzie.
Jam menunjukan pukul 18:45 wib beberapa menit lagi akan memasuki jam makan malam. Xavier, rafli, dan zando berada di ruang kerja xavier sedang membahas sesuatu.
Tasya dan claudia berada di dapur menyiapkan bahan masakan dan memasak menu makan malam dengan di bantu beberapa maid.
Sementara alen. Masih berada di kamar nya, belum turun.
Selain mengganggu kenzie, lirikan sinis dan tajam gibson layangkan tanpa henti yang di tanggapi tatapan datar oleh sang empu.
"Lama-lama gue congkel tuh mata." Celetuk kenzie yang sudah jengah.
Gibson melirik sinis kenzie. "Bacot! Sebelum lo congkel mata gue. Mata lo duluan gue udah congkel." Timpal gibson.
"Oh iya gue lupa! Lo kan belum pernah ngerasain gimana rasa nya ngelukis acak di badan lo, kebetulan pisau kecil gue nganggur." Ucap kenzie dengan alis terangkat sebelah.
"Mau nyoba?" Sambung kenzie.
Gibson menganggukan kepala. "Gak minat!"
"Gue gak terlalu suka sama pisau kecil, kurang mantap. Gue lebih suka sama silet, si lempeng baja dan tipis." Lanjut gibson, lalu mengambil sebuah toples yang berisikan kacang di atas meja.
Kenzie mendengus mendengar nya. "Gak ada beda nya anjir, sama-sama pisau." Balas kenzie.
Gibson mengedikkan bahu nya acuh, ia melempar kacang tersebut ke atas lalu melahap dan mengunyah nya.
"Banyak gaya lo!" Sarkas kenzie. Kemudian melempar bantal sofa.
Pluk.
"Setan!"
Lemparan bantal dari kenzie tepat sasaran. Apalagi lemparan tersebut kena ketika gibson akan melahap kembali kacang yang ia lemparkan.
Pemuda manis itu menatap tidak terima kearah uncle nya. Ia membalas kembali lemparan yang baru saja kenzie lakukan. Membalas bukan dengan menggunakan bantal, melainkan menggunakan tutup toples.
Pluk.
"Mampus." Ejek gibson.
Kenzie yang merasa kesal pun melepaskan sandal nya. Ia melempar sandal yang ia lepas kearah ponakan laknat nya.
Gibson tertawa ketika lemparan uncle nya tidak mengenai nya. "Wleee, gak kena." Sahut gibson lalu menjulurkan lidah nya.
Pemuda manis itu berdiri melempar kembali sandal yang tergelatak di bawah nya ke sang pemilik. Gibson berlari menjauhi kenzie saat ia melihat pria itu berdiri.
Terjadilah aksi kejar-kejaran di antara ponakan dan uncle nya. Gibson melempar bantal sofa ke belakang yang sempat ia ambil.
Berlarian antara dua orang pria itu tidak bertahan lama. Gibson menghentikan larian nya ketika ia melihat uncle nya berhenti dengan napas ngos-ngosan dan dada naik turun, padahal mereka berlarian tidak sampai lima menit.
Gibson terkekeh, ia berjalan menghampiri kenzie. "Sok-sok an lari sih, kumat kan penyakit lo." Ujar gibson.
Gibson tidak mengubris ujaran anak itu. Ia sibuk mengatur napas nya yang sedikit terasa berat, asma nya hampir saja kambuh jika ia tidak ingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
About The Twins G [ Terbit ]
Novela Juvenil⚠️WARNING⚠️ ⚠️LAPAK BROTHERSHIP/FAMILY/FRIENDSHIP⚠️ ⚠️BUKAN LAPAK BXB/BL/SEMACAMNYA⚠️ [Ending] Gak bisa buat deskripsi. _______________________________ Hanya menceritakan kisah tentang si kembar dengan nama yang berawal dari huruf G. _______________...