Typo? tandai.
Happy Reading!
________________Bell istirahat sudah berbunyi sejak satu menit yang lalu. Seorang pemuda manis dan menggemaskan sedang sibuk memasukan buku yang sudah dia keluarkan selama jam pelajaran.
"Kantin kuy!" Ajak teman sebangku pemuda manis itu, dia bernama Gevin.
Gibson menatap teman sebangkunya itu. setelah memasukan semua alat tulisnya. Dia menganggukkan kepala." Ayok!"
Mereka berdua beranjak keluar kelas secara berdampingan. Suasana koridor terlihat begitu ramai, saat dipertengahan menuju ke kantin.
Langkah gibson berhenti, ketika netra nya menatap sesuatu dilorong sepi. Gevin ikut menghentikan langkahnya," Why? Kenapa berhenti?" Tanya gevin dengan dahi mengkerut.
"Tuh!" Tunjuk gibson menggunakan dagunya.
Gevin mengikuti arah tunjukan tersebut, lalu kembali bersuara." Oh itu! Jangan heran kalau lo liat pemandangan kaya gitu disini, itu udah terbiasa." Ucap gevin, matanya menatap lurus kearah seseorang yang ditunjuk gibson.
"Terbiasa? Berarti ini udah sering terjadi?" Tanya gibson yang dibalas anggukan kepala oleh gevin.
"Iya ini udah sering, tapi gak ada yang berani laporin mereka ke guru bk." Jawab gevin.
"Kenapa?" Tanya gibson, dia merasa penasaran.
Gevin menghela napas sebelum menjawab." Karena kedua orang tua mereka berdua termasuk salah satu donatur sekolah terbesar, terkecuali yang cewek"
"Mereka ngancem siapa aja yang berani laporin tindakan mereka ke guru bk, dan yang cewek awalnya kedua orang tuanya termasuk donatur terbesar tapi."
"Tapi ayahnya menghentikan donaturnya, karena perusahaannya di ambang ke bangkrutan." Lanjut gevin.
"Kok tahu?" Tanya gibson dengan dahi mengernyit.
"Tahulah, diakan disini terkenal sama julukan queen bullying plus tuh cewek rumahnya tetanggaan bareng gue, tiap hari tukang reternir datang ke rumahnya bikin teliga gue panas."
Gevin mendengus sebal ketika mengingat kelakuan cewek itu." Gue paling gak suka sama tuh kelakuan cewek." Sahut gevin.
Dahi gibson mengernyit." Kenapa?" Tanyanya.
"Centil, gatel, caper, banyak gaya, sok berkuasa, sok kaya, sok angkuh, suka bertindak semaunya, udah tahu enggak direspon masih aja gatel plus suka nempel-nempel sama anak ips kalau gak salah namanya alen." Jawab gevin mencak-mencak.
Gibson terdiam mendengar perkataan gevin, kemudian dia menyeringai dalam diam ketika nama kembarannya dibawa-bawa.
Pemuda manis itu berlari mendekati siswa-siswi yang sedang membully seorang siswa berkaca mata bulat.
"WOY! WOY!" Teriak gibson, membuat keempat insan tersebut menoleh dengan raut terkejut.
"Ngapain kalian kumpul disini, boleh ikutan?" Ucap gibson, menatap kearah mereka dengan penuh harap.
Salah satu dari mereka mengeluarkan suara." Bocil kaya lo mendingan pergi, gak usah ikut campur." Sentak seorang wanita berambut sepunggung, dia bernama diana.
Gibson mendelik kala dirinya dipanggil bocil." Enak aja kalau ngomong, aku udah gede tahu." Balasnya dengan raut wajah cemberut.
"Gede dari mana? Badan lo kecil, pendek pula!" Ejek seorang pria remaja disamping diana, dia bernama arkan.
Gibson akui kalau badannya kecil tapi, kecil-kecil begini di dojonya dia sudah pegang sabuk hijau.
Buat yang gak tahu dojo. Dojo itu adalah bangunan tempat kompetisi, pertandingan, latihan, dan belajar (keiko) untuk cabang semua bela diri jepang.
KAMU SEDANG MEMBACA
About The Twins G [ Terbit ]
Ficção Adolescente⚠️WARNING⚠️ ⚠️LAPAK BROTHERSHIP/FAMILY/FRIENDSHIP⚠️ ⚠️BUKAN LAPAK BXB/BL/SEMACAMNYA⚠️ [Ending] Gak bisa buat deskripsi. _______________________________ Hanya menceritakan kisah tentang si kembar dengan nama yang berawal dari huruf G. _______________...