Happy Reading!
_______________Sekarang, Alen sibuk menenangkan kembarannya yang masih syok di dalam kamar setelah insiden tadi dibalkon.
Ia juga sudah meminta beberapa bodyguard untuk mencari orang itu, dia sudah berani masuk kedalam lingkungannya serta mengusik ketengannya.
Alen, tidak akan pernah mengampuni seseorang yang sudah mengusiknya. Walaupun orang itu berhasil kabur, ia akan tetap mencarinya sampai dapat.
Untung saja tadi, ia bertindak cepat sebelum peluru itu bersarang ditubuh adiknya, membuat peluru itu melaju mengarah kearah kaca, dan berakhir kaca itu pecah berkeping-keping.
Macam hati para readers:)
Gibson masih sesegukan dipangkuan alen, ia masih syok dengan suara keras tadi. Sedangkan alen, dia terus memeluk badan mungil Gibson erat. Sesekali alen mengecup kening kembarannya dan pucuk kepala.
"Udah ya! Kasian matanya kalau bengkak."ucap Alen lembut, ia sedikit menundukan kepala, ibu jarinya bergerak mengusap air mata Gibson.
Gibson hanya merespon dengan anggukan kepala, tangan terangkat mengusap air matanya yang tersisa.
Alen tersenyum tipis, ia mengambil sebuah nampan dari nakas. "Makan dulu, tadi kamu belum sarapan." Titah Alen, memberikan nampan berisi nasi serta lauk-pauknya serta satu gelas susu.
Dia menerimanya, lalu memakannya dengan lahap. Sebab, perutnya sudah keroncongan sedari tadi.
Alen sedikit terkekeh, ia mengacak gemas rambut adiknya sesekali membersihkan sisa makanan yang berada disisi bibir menggunakan tissue kering. Karena, adiknya itu kalau makan sudah seperti anak kecil berumur 5 tahun, belepotan.
Gibson meminum susunya setelah menghabiskan makanannya, ia diam menerima. Ketika, Alen membersihkan sisi mulutnya dengan tissue basah disusul dengan tissue kering.
"Udah." Kata Gibson, memberikan kembali nampan itu kepada Alen.
Alen menerimanya dan menyimpan lagi dinakas biarkan maid yang mengambil." Sekarang tidur!." Titah Alen yang dibalas anggukan oleh Gibson.
Dia merebahkan badannya, menyimpan kepalanya dipaha sang kembaran yang berstatus sebagai abang. Alen mengelus rambut adiknya.
Sudah 10 menit, Alen mengelus rambut adiknya. Tetapi, Gibson belum juga menutup mata, anak itu masih melek. Biasanya, dia akan tertidur kurang lebih dari 5 menit.
Gibson mengubah posisinya yang awal miring menjadi menghadap kearah Alen." Gak bisa tidur." Sahut Gibson pelan.
Alen diam tidak menjawab. Kalau adiknya sudah berkata seperti itu, ia tidak akan memaksa. "Gege mau nonton, boleh?" Tanya Gibson.
Ia menaikkan sebelah alis." Nonton apa?"tanya Alen balik.
Gibson tersenyum lebar, ia mendudukan dirinya dan menjawab dengan semangat 45." Shaun the sheep!"jawabnya antusias.
Alen mengangguk, lalu memberikan ponsel miliknya kepada Gibson, yang disambut baik oleh sang empu.
Anak itu mengetikkan sesuatu diatas layar ponsel milik alen, kemudian merebahkan kembali badannya. Bedanya, sekarang yang menjadi penyangga kepala bukan paha Alen melainkan bantal.
KAMU SEDANG MEMBACA
About The Twins G [ Terbit ]
أدب المراهقين⚠️WARNING⚠️ ⚠️LAPAK BROTHERSHIP/FAMILY/FRIENDSHIP⚠️ ⚠️BUKAN LAPAK BXB/BL/SEMACAMNYA⚠️ [Ending] Gak bisa buat deskripsi. _______________________________ Hanya menceritakan kisah tentang si kembar dengan nama yang berawal dari huruf G. _______________...