Assalamu'alaikum!.
Saya tidak akan lupa untuk mengingatkan kalian jaga kesehatan dan semoga yang sedang sakit segera di sembuhkan!.
_________________________________________Kini di area parkiran seorang laki-laki tengah celingak-celinguk seperti orang yang tengah kebingungan.
"BANG DZAFRIII!!" Teriak seorang gadis yang tengah memanggil-manggil namanya.
Laki-laki itu pun menoleh kearah asal suara itu, gadis itu melambaikan tangannya sambil berlari terlihat semburat kesal dari wajahnya.
"Astagfirullahaladzim bang, bang... Tadi kan Biya udah bilang buat ngikutin kok malah masih disini sih!?" Kata gadis itu sambil cemberut.
Abang keduanya itu hanya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
Bang Dzafri lalu tertawa sambil cengengesan "hehehe, Abangkan parkir dulu kamu yang terlalu terburu-buru!! Udahlah yok masuk ini cafe nya yang mana ya?" Katanya.
Biya hanya bisa menghela nafas kasar lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Ada-ada saja -Biya.
Keduanya melangkah kearah cafe skenario yang tampak bernuansa modern 90s itu.
------------------------------------------------------------
Di meja pojok cafe, laki-laki yang tengah menjaga tasnya itu tengah asyik dengan handphone nya namun sebelah tangannya memegang erat tas yang terletak di atas meja putih itu.
"Assalammu'alaikum fren, thank's dah di jagain" ujar Biya lalu meraih totabag nya dan mengeluarkan laptop.
"Ini?." Dzafri tampak terkejut melihat laki-laki yang bersama Biya.
Biya menoleh sekilas kearah samping nya "ah iya lupa, kenalin ini Abangku Dzafri. Tak apa kan kalo ia ikut?" Kata gadis itu bertanya.
"Ah ya tidak apa-apa." Bang Dzafri yang tadinya anteng-anteng saja membuka suara "sebenarnya kalian mau ngapain di cafe? Berduaan lagi" tanyanya sedikit curiga karena tak biasanya adiknya yang super duper cuek malah main di cafe berdua dengan laki-laki.
Gadis itu tak mendengar pertanyaan Abangnya malah ia tengah membuka tulisannya yang sejak 2 hari lalu ia draft di aplikasi berwarna orange di laptopnya.
Karena tak mendapat respon dari adiknya ia menoleh ke sebrang laki-laki yang memakai Hoodie dengan sarung sebagai bawahannya.
Merasa ada yang memperhatikannya Naqeeb menongak dan mendapati bang Dzafri yang terlihat meminta penjelasan.
"Sebelumnya saya sudah kenal bang Dzafri malah kaget saat mendengar bang Dzafri Abang dari Biya" ujarnya.
Bang Dzafri agak terkejut mendengarnya "wah tapi kok saya tidak mengenal kamu dan kok bisa kenal saya?."
"Pondok pesantren Gontor, yaiyalah bang Dzafri ngga kenal orang saya adek kelas mana lagi bang Dzafri sering di panggil itu di panggil ini" kata laki-laki itu sembari meletakkan benda pipih yang sedari tadi ia mainkan.
Laki-laki itu melanjutkan perkataannya "sebenarnya dulu pernah saya mau minta bang Dzafri ngajarin saya kitab tapi Abang sibuk lomba."
"Oh iya soal ini, kita ngga berdua tapi bertiga bareng temen yang satunya tapi dari tadi dia belum dateng" jelasnya.
Bang Dzafri pun manggut-manggut "saya kira kalian mau berduaan, ah memang saya lumayan sibuk saat mondok malahan saya pengen nolak beberapa lomba tawaran ustadz dan kiyai tapi mau gimana lagi sampe di datengin kekamar." Ia hanya tersenyum mengingat kenangan-kenangan yang seru untuk di kenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK GENIUS [REVISI]
Random"selamanya bukan hanya tentang cinta apalagi uang tapi otak,etika, dan iman pengujiannya lebih dari apapun" Biya, nama panggilannya. Peraturan pemerintah membuat gadis itu harus di pindahkan ke sekolah khusus anak-anak dengan IQ di atas rata-rata, n...