CHAPTER 21

111 11 0
                                        

Hallo guys!!
Assalamu'alaikum!!
Akhirnya chapter 21
_________________________________________

5 jam pelajaran sudah berlalu dan bel istirahat sudah berbunyi sejak 3 menit lalu.

Uja yang sedari tadi mengajak Biya kekantin, namun gadis di depannya sama sekali tak berkutik.

"Aku bener-bener lagi mager kekantin ja, banyak laki di sana" ucap Biya yang ke sekian kalinya.

Sampai Naqeeb yang sejak 5 menit lalu ke kantin sudah balik membawa tiga makanan dan minuman.

"Kelamaan kalian, nih makan saya bawain friedchiken bowll sama teh kotak" ucapnya sambil menyerahkan dua bungkus pada kedua gadis itu.

Biya dan Uja pun membuka makanan yang di beli Naqeeb lalu memakannya sebiji.

"Oh iya, nanti jangan lupa bayar ya" ucap laki-laki itu dengan entengnya.

Biya dan Uja melotot kearah Naqeeb. "Aku kira kamu mau ngasih cuma-cuma" ujar Biya terdengar kesal.

"Yaelah kalian santai aja natapnya, saya kan hanya bercanda" ucap Naqeeb sambil cengengesan, lalu mengunyah makanannya.

Uja dengan refleks mengacungkan jari tengah nya yang langsung di tepis oleh Biya.

"Oh iya, baru sadar saya kalo kamu pakai hijab ja" ujar Naqeeb.

"Kamu kerasukan ya ja?" Tanya Naqeeb.
Fauza menatap sinis kearah laki-laki itu.

------------------------------------------------------------

Jam pulang sekolah adalah jam yang sudah mereka tunggu-tunggu.

Naqeeb memberikan kunci mobilnya pada Biya dan Uja, lalu ia pergi ke arah toilet untuk bersiap mengenakan Hoodie abu nya.

Selesai istirahat tadi Biya menyuruhnya untuk mengawasi ketos yang katanya akan ke sekolah lepas pulang sekolah.

Flashback.

"Ghiff nanti pulsek kamu bisa kan cari tahu siapa ketos, kata sepupuku ketos akan datang selepas pulang sekolah pake Hoodie" ucapnya sedikit berbisik.

"Terus saya harus gimana?."

"Kamu bawa Hoodie ngga?" Tanya Biya.

"Bawa" ucap Naqeeb.

"Lo pergi cari tau tentang wajah bahkan kalo bisa namanya juga sekalian" sahut Uja.

Biya dan Uja tengah mencari mobil Naqeeb, namun karena terlalu banyak mobil yang sama mereka mencoba memencet tombol di bagian kunci.

"Itu" tunjuk Uja, lalu menarik tangan Biya berlari sekuat tenaga.

Biya pun segera menekan tombol buka pada kuncinya.

Sebuah kotak yang masih terlem dengan rapi sekarang berada di depan mereka.

Uja merogoh saku bajunya, lalu membuka kardus dengan menggunakan kunci motornya.

Dering ponsel milik Biya terdengar nyaring seisi mobil, ia baru teringat lupa memberitahu Abangnya untuk menjemput lebih lama.

Ponsel Biya tadi pagi Uja ambilkan, walau harus menunggu 10 menit lagi.

"Assalamu'alaikum, Bang"

"Wa'alaikumussalam, kamu diamana?"

"Abang jemput Irsyad aja dulu, Biya masih ada kerjaan bentar"

"Oh iya, hati-hati"

DARK GENIUS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang