CHAPTER 22

73 9 0
                                    

Hallo!
Karena saya mau jadi kalem selama bulan Ramadhan jadi kita ngga usah banyak tingkah dulu.
________________________________________

Sore hari di taman belakang rumah yang sepi bagai tak ada penghuni itu terlihat seorang gadis yang baru saja selesai mengaji, gadis itu beralih menyalakan laptopnya lalu melanjutkan cerita yang terlalu sering ia tunda untuk menyelesaikannya.

Abang, adik dan kedua orang tuanya kini tengah ada silaturahim ke rumah Tante Malika.

Biya yang seorang diri di rumah agak di cemaskan oleh keluarganya, tapi ya mau gimana lagi dia malas keluar.

"Assalamu'alaikum, kak Biya!!" Teriak seseorang dari dalam rumah menggema keluar ruangan.

Kei, gadis itu tadi sudah menghubunginya kalau ia ingin bermain kerumah Biya sehingga mengharuskan Biya untuk menunda acara Videocall bersama 2 temannya.

Biya menoleh saat terdengar suara pintu kaca itu di geser. Selang beberapa detik ia kembali fokus dengan cerita yang ingin ia selesaikan secepatnya, namun dengan kesan yang akan selalu di ingat.

Kei menaruh sebuah bungkusan di atas keyboard laptop Biya.

"Ngga bosen apa?" Ucap Kei dengan memutar bola matanya.

Biya meraih bungkusan itu. "Kamu bawa apa?" Dalihnya sambil membuka bungkusan itu.

"Dimsum, tadi ada yang jual di pinggir jalan" ucapnya.

Gadis itu mencicipi sebiji diantara 20 biji dimsum itu, lalu meletakkannya di samping laptop.

"Ini Kei ngga di suruh duduk dulu gitu?" Sindir gadis dengan pashmina kaos berwarna cream.

"Dih, tadi siapa ya yang nyelonong masuk rumah orang tanpa pencet bell" sindir Biya balik sambil mengetik beberapa kata lagi.

Kei yang mendengar ucapan Biya pun nyengir tanpa dosa, lalu menarik kursi di depan Biya.

"Ya Allah kak, masa ga bosen belajar terus?" Ucap Kei sambil mendengus kesal.

"Aku ngga lagi belajar Kei" ucap Biya.

"Terus itu apa namanya kalo bukan belajar?"

"Kepo ya?"

Mau bagaimana pun Biya akan menang bila bedebat dengan siapapun kecuali ayah dan bunda!.

Kei meraih sumpit satunya yang masih terbungkus.

"Ngga beliin es sekalian kei?" Tanya Biya.

"Ngelunjak ya, tunggu disini sebentar nona Kei akan membuatkan segelas ice coffe untuk nyonya Biya tersayang" ujar kei yang kini tengah memperagakan sikap hormat ala-ala pelayan pada princess di dongeng-dongeng.

------------------------------------------------------------

Sudah hampir tengah malam, sekita 15 menit setelah Kei pulang bersamaan dengan keluarganya yang baru saja sampai rumah.

"Apa kita lapor polisi aja ya?" ucap Naqeeb. Biya dan Uja langsung menggeleng cepat.

"Buktinya belum cukup kuat ya?" ucapnya setelah melihat respon Biya dan Uja.

Uja mendengus kesal. "Lo kira setelah lo laporin terus nanti bukan papa-nya si kembar, lo mau gantiin dia masuk penjara?" Ucapnya sinis.

Sedangkan Biya gadis itu kini seperti tengah memainkan laptop.

"Folder yang udah kita buka tadi siang cuma rekaman kan?" Pertanyaan Biya di angguki oleh Uja. "Nah tadi sebelum Maghrib aku buka folder ke tiga dan isinya aku kira awalnya berkas-berkas biasa yang di simpan di pdf gitu" jelas Biya.

DARK GENIUS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang