Baca selamat ygy :3
_________________________________________Ketujuh orang itu kini tengah makan siang dengan diselimuti rasa penasaran.
"Siapa?"gumam Uja.
"Eh tapi kan cafe ini punya cctv" ucap Kei memecah keheningan.
"Gw sama Naqeeb cek cctv abis makan" sahut Tanu pada Naqeeb yang berada di depannya.
Sedari tadi Naqeeb, laki-laki itu terlihat sedang memikirkan sesuatu sambil memakan nasi goreng cumi hitamnya.
Reinda mengulurkan earphone kemarin pada Biya, Biya tampak bingung. Bukannya kemarin dia sudah bilang pada Reinda untuk diberikan ke ketua OSIS?.
"Nih juga" bisiknya hampir tak bersuara sambil memberikannya kertas yang dilipat.
Tak ada yang menyadari hal itu karena Reinda memberikannya lewat bawah meja.
Biya mengambil kertas itu, lalu bangkit dari duduknya. "Aku ketoilet dulu ya" pamitnya lalu mendapat anggukan dari keenam orang yang berada di itu.
Keadaan cafe lumayan ramai, Naqeeb beranjak dari duduknya, lalu melangkah kearah kasir.
Kini Biya berada di dalam salah satu bilik toilet, gadis itu membuka secarik kertas yang diberikan Reinda.
Hallo Biya!
Saya juga memiliki earphone yang sama seperti itu, earphone itu saya yang buat dan ada 4 buah. Saya kira awalnya 3 earphone itu masih di almarhum si kembar Artarastra.
So kalian bertiga, pakai itu untuk berkomunikasi dengan saya. Setiap menyambungkan pada satu orang di tiap earphone, sudah saya pasangkan 4 tombol Dengan warna yang berbeda.
Hitam untuk menyambung ke saya.
Untuk tiga tombol yang lainnya bisa kamu coba sendiri.Biya tercengang saat membacanya. "Masa sih?" Gumamnya.
Ia menyimpan kertas itu ke dalam saku bajunya, lalu keluar dari bilik toilet.
------------------------------------------------------------
"Jadi kabar gembiranya apaan?" Tanya Royco.
Kei merogoh tasnya, lalu mengeluarkan tablet Uja yang ia bawa pulang. Sedangkan Reinda ikut mengeluarkan laptopnya.
Kedua gadis itu memperlihatkan aplikasi ciptaan Uja dengan perhitungan respons setuju yang mereka dapatkan.
"Waaaaah!! Ghiff, Roy, Tan!!" Teriak Biya pada ketiga manusia yang kini tengah mencocokan beberapa data-data perusahaan dengan data yang kembar dapatkan.
Suara Biya sepertinya terlalu besar mengakibatkan seluruh pengunjung cafe melihat kearah mereka.
"Berisik kodok!!" Teriak Tanu, Biya mengangkat tangan kanannya membentuk piss kearah Tanu.
"Secepet ini!?" Tanya Royco membelalakkan matanya.
Naqeeb tak merespon ia kini tengah fokus dengan layar laptop di depannya.
"Dapet!!" Serunya mengalihkan atensi keenam orang itu.
"Apanya?" Tanya Kei.
"Bi, Ja, ini logo yang sama!" Ucapnya dengan antusias.
Naqeeb mengcopy data itu ke perangkat, lalu mencari perusahaan lain yang bekerja sama dengan perusahaan itu.
Biya mendekat kearah Naqeeb melihat nama dari perusahaan yang Naqeeb maksud.
Deg!.
Gadis itu terperanjat ketika melihat nama pemilik perusahaan yang sedang di baca Naqeeb.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK GENIUS [REVISI]
عشوائي"selamanya bukan hanya tentang cinta apalagi uang tapi otak,etika, dan iman pengujiannya lebih dari apapun" Biya, nama panggilannya. Peraturan pemerintah membuat gadis itu harus di pindahkan ke sekolah khusus anak-anak dengan IQ di atas rata-rata, n...