CHAPTER 37

47 5 0
                                    

Assalamu'alaikum ges!
_________________________________________

"Uang itu terbagi menjadi berapa?" Tanya Biya.

"tiga puluh, satu di antaranya jumlahnya kelihatan lebih" jawab Uja

Biya menghitung satu persatu banyak perusahaan yang bekerja sama perusahaan yang sedang melakukan kegiatan ilegal waktu itu.

"Tiga puluh termasuk perusahaan itu" gumam Biya.

"Ha gimana bi?" Sahut Uja yang tak terlalu jelas mendengar gumaman Biya.

"Cocok, siapa founder perusahaan ilegal itu? Aku rasa dia ada di dalam sekolah! Setelah di lihat-lihat logo perusahaan itu seperti sebuah angsa namun di modifikasi" ujar Biya.

"Angsa?" Apa seperti ini ucapnya sambil mengirim sebuah gambar lewat aplikasi chatting ciptaan Uja.

Biya terbelalak saat melihat logo angsa pada perusahaan itu sama dengan gambar yang di kirim Uja. "Dapat dimana? Ini sangat sama persis" ucapnya.

"Tadi sebelum lo ngambil alih tablet gue, manik-manik angsa itu berwarna hitam merah itu menarik perhatian gue makanya gue screenshot" jelas Uja.

"Qeeb lo lama amat! udah belum?" Tanya Uja gemas karena sudah lewat 1 setengah jam Naqeeb membersihkan sidik jari tak henti-henti.

"Baru selesai buat alat-alatnya, saya akan menghapusnya besok pagi habis tahajud" ucap Naqeeb.

"Sampe mana?" Tanyanya.

"Wait-wait!! Nama founder nya terbuka!" Pekik Biya lalu langsung mengirimkan kedua temannya.

Katiganya mengeja secara bersamaan, "Kendra Wilkinson James." Ketiga remaja itu melotot tak percaya.

Tok!! Tok!! Tok!!!

Pintu kamar Uja di ketuk. Uja yang memasang pengendap suara jadi tak bisa bertanya sambil berteriak siapa di luar.

"Guys takutnya itu kakakku, kita Sampai sini aja dulu ya. Sama rencana besok pagi sudah di siapin kan bi? Lo kirim langsung aja ke Naqeeb nanti" ucap Uja berbisik.

"Oke" jawab keduanya kompak.

Panggilan di matikan, suara ketukan kembali terdengar membuat Uja buru-buru untuk menyimpan file-file yang terkirim ke aplikasi itu, lalu menyembunyikan aplikasi itu hingga tak terlihat, mematikan semua sistemnya dan menyembunyikan tablet itu di bawah lemari.

Uja berlari menuju pintu, lalu membukanya. Di depan sana ada kak Zahra dengan laptopnya.

"Masuk" ujar Uja mempersilahkan masuk kakak satu kandungannya itu.

Zahra masuk kedalam kamar adiknya lalu duduk di depan meja belajar dan menyalakan laptopnya.

Ia menghela nafas lalu mengaktifkan sistem-sistem dan program pada laptopnya. "Tabletmu mana? Kakak pulihkan sepertinya kamu juga sudah tak berbuat sewenang-wenang lagi" ucapnya.

Uja melangkah kearah meja kecil dekat lemari pakaiannya, lalu membuka lacinya dan mengambil tablet di dalamnya.

Kak Zahra tampak serius memulihkan tablet Uja. "Kak, kenapa kakak malah ikut merek?" Tanya Uja hati-hati.

"Alasan keduanya karena uang" ucapnya tanpa menoleh.

"Alasan kedua, lalu alasan pertamanya apa?" Tanya Uja.

"Gue pengen masuk universitas yang udah gue impi-impikan tanpa pungutan biaya" ucap kak Zahra sambil merefresh tablet Uja.

"Tapi kakak tau kan kalo mereka tu ngga bener kak!" Tukas Uja kesal.

DARK GENIUS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang