Assalamu'alaikum!!
Gimana kabar kalian? Sehatkan?
Hehehe aku jadi jarang up gara-gara motoGP di daerahku.
Huemmm... Mohon bersabar ya guys kerena awalnya target ku memang tamat sebelum bulan kelahiranku, maka dari itu aku bakal usaha sebelum bulan April udah tamat hehehe♡._________________________________________
Lalu di susul dengan Biya yang mengambil beberapa buku yang berkaitan dengan sejarah Indonesia, politik, dan hukum.
"Permisi Lia, kita mau minjem beberapa buku ini" seru Biya dengan riang.
Lia-- salah satu teman kelas mereka yang tergolong kriteria cupu, agak merasa aneh dengan sikap Biya yang biasanya banyak diam dan sekarang kenapa malah tiba-tiba periang gini?.
Gadis itu merapikan letak kacamata minusnya. "Aduuuh... Kalian mau minjem segini banyaknya?" Tanya gadis bernama Lia itu.
Lia menghitung buku yang mau di pinjam keduanya yang terdapat enam buku.
"Maaf tapi perpustakaan hanya memberi pinjaman tiga buku untuk perorangan" ucapnya.
Uja membuka suara "Gue ada lomba debat jadi nyari bahan di perpus, masa ngga boleh minjem enem. Oh ini tiga buku lagi pinjaman Biya."
Gadis dengan kacamata itu mengangguk, lalu mengecek buku yang mereka pinjam.
"Loh, dua buku ini sangat jarang di pinjam. Dan serius kamu tertarik dengan Frasa, Biya?" Ucapnya di sela-sela menulis pinjaman keduanya.
Biya menggaruk tengkuknya yang terbalut hijab sambil membuang pandangan. Fauza menyerep Biya sekilas.
Akhirnya Biya berkata "Iya akhir-akhir ini aku agak tertarik dengan Frasa." Tapi memang benar sih dia lumayan tertarik dengan Frasa akhir-akhir ini.
Gadis yang dikata cupu itu memberikan kartu perpus kepada dua gadis perempuan sebaya di depannya.
"Makasih, Assalamu'alaikum" ucapnya.
"Lupa ya bi? I'm not muslim hihihi.." Lia terkekeh saat mendengar Biya mengucap salam.
"Maaf lupa hehehe" ucapnya sembari menjauh dari perpustakaan sekolah.
------------------------------------------------------------
Ngga asing! -Biya.
Uja yang menyadari temannya yang hanya diam sejak ia membuka lembar pertama dari buku itu.
"Dia..." Gumamnya.
Fauza yang mendengar gumaman Biya pun menoleh kearah gadis itu.
Gadis itu meraih buku berjudul Frasa dengan sampul berwarna putih dengan pandangannya yang terlihat serius menatap lembar ke enam, terdapat foto seorang laki-laki paruh baya yang umurnya tak jauh dari ayahnya.
"Lo kenal orang di foto ini bi?" Tanya Naqeeb yang bersandar di dekat pintu roftoop.
"Aku rasa begitu." Gadis itu mendekat kearah tepian roftoop.
Laki-laki dengan Hoodie abu di antara mereka menghela nafas panjang. "Saya tau sesuatu dari ketua OSIS."
Dengan kompak kedua gadis itu menoleh kearah temannya itu.
"Wait, kalian ga bisa gue-lo? Rasanya terlalu formal nyet!" Seru Uja.
Biya yang mendengarnya pun menggeleng. Naqeeb mengangguk lalu berkata "bisa, tapi mungkin agak aneh."
Fauza kembali buka suara "Oke-oke, apa yang Lo tau qeeb? Ada info?."
Tring!.
Suara notif yang terdengar bersamaan itu mengalihkan perhatian mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK GENIUS [REVISI]
Diversos"selamanya bukan hanya tentang cinta apalagi uang tapi otak,etika, dan iman pengujiannya lebih dari apapun" Biya, nama panggilannya. Peraturan pemerintah membuat gadis itu harus di pindahkan ke sekolah khusus anak-anak dengan IQ di atas rata-rata, n...