CHAPTER 34

90 5 0
                                    

Hayie bestie!!
_________________________________________

Sore ini sudah jam pulang sekolah Biya sudah pulang terlebih dahulu, kini Uja menaiki motornya, namun tiba-tiba suara nyaring dari earphone seperti earphone bluetooth itu terdengar.

Jauza menekan tombol terima di sisi earphonenya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam" jawabnya.

"Aku ada di warung 1 meter dari belakang sekolah semuanya sudah lengkap" ucap Biya di sebrang sana.

"Eh iya, hampir gue lupa" ujar Uja sambil menghidupkan mesin motornya.
"Gue kesana sekarang."

Sambungan itu langsung di matikan begitu saja oleh Biya, Uja tak sengaja melihat mobil yang tak begitu asing masih terparkir di parkiran khusus siswa-siswi.

Berarti gue udah telat banget ya? -Uja.

Tak butuh 30 menit untuk sampai di warung yang di maksud Biya, jauza memarkirkan motornya di samping warung itu.

Loh kok tutup? -Uja.

Uja yang melihat warung itu tutup ia pun langsung menghubungi Biya.

"Warungnya tutup woy!" Teriak Uja.

"Kebiasaan! Salam dulu jauza..." Kesal Biya di sebrang sana. "Coba edarkan pandanganmu."

Lantas Uja langsung mengedarkan pandangannya. "Ada mobil Alphard hitam?" Tanya Biya di sebrang sana.

"Iya, dari arah jam delapankan?" Jawab Uja.

"Sebelumnya parkir motormu di belakang warung, lalu cepat naik kemari."

"Oke, assalamu'alaikum" salam Jauza. "Wa'alaikumussalam!."

Setelah memarkirkan ulang motornya Jauza kini sudah duduk anteng didekat Biya di dalam Alphard hitam itu.

"Ini mobil siapa Bi?" Tanya Jauza.

"Mobil penipu" jawab Biya sekenanya lalu kembali menghidupkan layar laptop yang sudah di otak-atik Naqeeb.

"Ini bukannya cctv sekolah?" Tanya Uja.

Biya mengangguk. "Ghiffari ngehack semua cctv sekolah, oh iya katanya kamu diminta mengakses camera mini yang pernah kalian tempel di sudut persudut ruangan. Tadi juga katanya ia sudah ke ruangan cctv untuk menaruh camera butiran itu di sana satu" Jelas Biya.

"Codenya masih yang dulu kan?" Tanya Uja, lalu Biya menganggukkan kepalanya.

Biya terlihat berdo'a, Uja menaikkan sebelah alisnya bingung. Biya yang melihat Uja bingung pun mengeraskan suaranya.

"Bismillaahir-rahmaanir-rahiim...."

"Allahumma innii as'aluka min fadhlika wa athaa'ika rizkan thayyiban mubaarakan. Allahumma innaka amarta bid du'aa'i wa qadhaita alayya nafsaka bil istijaabah wa anta laa tukhlifu wa'daka wa laa tukadzzibu ahdaka. Allahumma ma ahbabta min khairin fa habbibhu ilaina wa yassirhu lanaa wa maa karahta min syaiin fa karihhu ilaina, wa jannibnaahu wa laa tunzi' annal islaam ba'da iz a'thaitanaa".

Artinya:
"Ya Allah, Aku memohon kepada-Mu dari kebaikan pekerjaan ini dan segala kebaikan yang ada di dalamnya dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pekerjaan ini dan segala keburukan yang ada di dalamnya, sesungguhnya atas segala sesuatu itu Engkaulah yang maha berkuasa menetukannya".

"Aamiin..."

Keduanya kembali fokus pada media yang mereka bawa. Uja mengaktifkan earphonenya menyambungkannya dengan earphone Biya dan pulpen keteua OSIS.

DARK GENIUS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang