CHAPTER 32

75 7 0
                                        

Fighting tadarusannya!
_________________________________________

Pagi ini Biya sudah memesan mobil online untuk mengantar nya ke Monas, Irsyad bersikeras untuk tak mengantar Biya dikarenakan teman-temannya ingin di jemput untuk pergi. nongkrong.

"Lalo bae to, taongk lampak sudang!" Ujar Biya lalu beranjak dari ruang tamu.

*Pergi aja sana, aku bisa jalan sendiri.

Dari tadi subuh ia sudah berdebat dengan adiknya itu untuk diantar sebentar, namun Irsyad ya Irsyad jika sekali tidak ya tetap tidak.

Di halaman rumah sudah ada ayah dan bunda yang sedari tadi malas mengurus kedua anaknya kalo kata ayah biarkan mereka menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.

Biya berpamitan lalu langsung keluar gerbang karena posisi Grabcar nya sudah dekat.

"Bunda, Ayah. Irsyad pamit nggeh, nanti sore Irsyad pulang" ucap Irsyad lalu menyalami kedua orang tuanya.

*Irsyad pamit ya

-----------------------------------------------------------

Biya kini sudah sampai di Monas namun ia akan berjalan lagi untuk ke tempat janjiannya dengan Uja.

Sesampainya di samping pintu masuk bawah tanah Monas ia mendapati Uja yang baru saja keluar.

"Lama?" Tanya Uja yang terlihat tak enak.

Biya menggeleng. "Baru aja sampai, ke cafe?" Tanyanya.

"Udah olahraga?" Uja kembali melempar pertanyaan.

"Udah."

"Kalo gitu ayo ke cafe, sekalian beli minum di sana" ucap Uja sambil menarik tangan Biya.

"Kamu ngapain masuk Monas?" Tanya Biya.

"Ah itu, lomba debat kali ini ada sangkut pautnya sama Monas, awalnya sih mau bareng si Royco sama Tanu, tapi mereka ngga bisa" jelas Uja dengan jujur.

Setibanya di area cafe masih sepi, sepertinya cafe skenario baru saja buka.

Biya pergi memilih tempat duduk sedangkan Uja mendekat kearah tempat pemesanan.

Selang beberapa menit Uja kembali dengan 2 minuman dingin yang mereka pesan.

"Pisang bakarnya lagi di buat, gimana kalo kita tinggalin aja dulu. Kita pergi ke Gandaria city sementara pisang bakarnya jadi." Ucap Uja.

"Ah, beli barang-barangnya ya." Gumam Biya, lalu mengangguk setuju.

Jauza kembali mendekat kearah pelayan yang sedang membersihkan meja di dekat pintu. memberitahunya bahwa mereka akan kembali.

Biya merapikan tasnya, lalu mengikuti langkah jauza yang kini sudah keluar cafe.

Kedua gadis itu bergegas ke arah Thamrin lewat kebon kacang yang biasanya ramai karena dekat Tanah Abang, namun hari Minggu memang agak sepi dikarenakan Tanah Abang yang tutup.

"Kita beli itu doang biar cepet" kata Uja lalu menarik tangan Biya setelah memarkirkan motornya.

"Ini kita aja yang beli? Yang lain udah bisa nyala beneran?" Tanya Biya.

"Iya, virus yang ke barang mereka ga terlalu parah jadi gue bisa beresin." Ucap Uja sambil memilih tablet yang akan ia ambil.

Biya memilih laptop yang warnanya sama persis dengan miliknya dan tablet untuk Uja, Ia juga mengambil 3 handphone yang harganya murah.

1 jam setelah transaksi Biya dan Uja kembali ke cafe skenario, lalu bertanya pada pelayan di sana tentang pisang bakarnya. Kata kasir pisang bakarnya akan segera di bakar ulang karena pisang bakarnya yang pertama telah di berikan ke pelanggan yang lain.

DARK GENIUS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang